Merajut Sinergi Pemimpin Daerah: Muda Mahendrawan dan Gubernur Ria Norsan Bahas Masa Depan Kalbar di Tengah Keterbatasan Anggaran

  

Kubu Raya, Kalimantan Barat — Di tengah semangat perayaan Idulfitri 1446 Hijriah, suasana penuh kehangatan dan persaudaraan tercermin dalam sebuah pertemuan tak biasa antara dua tokoh penting Kalimantan Barat: mantan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, dan Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan. Momen silaturahmi yang terjadi pada Sabtu, 5 April 2025, di kediaman pribadi Muda di Kubu Raya, menjadi lebih dari sekadar temu kangen antar sahabat lama. Pertemuan ini justru menjelma menjadi forum diskusi strategis mengenai arah pembangunan daerah yang tengah menghadapi berbagai tantangan, terutama keterbatasan anggaran.

Kedatangan Gubernur Norsan yang didampingi sang istri, Erlin Norsan, disambut dengan hangat oleh Muda Mahendrawan dan keluarganya. Meski sederhana dan tanpa seremoni berlebihan, pertemuan ini sarat makna. Silaturahmi ini membuktikan bahwa komunikasi antara para pemimpin lintas periode tetap terjalin erat, diwarnai semangat kolaborasi demi kemajuan Kalimantan Barat.

 

Silaturahmi Lebaran Bernuansa Strategis

Suasana santai mewarnai perbincangan di ruang tamu kediaman Muda Mahendrawan. Di antara tawa ringan dan suguhan khas Idulfitri, perbincangan perlahan mengarah pada isu-isu strategis yang menyentuh kehidupan masyarakat Kalbar. Dari nostalgia masa lalu, obrolan pun mengalir pada tantangan hari ini dan visi masa depan.

“Saya sangat menghargai kunjungan Pak Gubernur dan Ibu ke rumah kami. Ini bukan hanya silaturahmi Lebaran, tapi juga bentuk nyata bahwa komunikasi dan sinergi antar pemimpin tetap bisa terjalin meski tidak dalam jabatan yang sama,” ujar Muda, tersenyum.

Muda menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan simbol dari semangat kebersamaan yang menjadi fondasi dalam membangun daerah. Ia menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Gubernur Norsan dalam berdiskusi, tidak hanya soal kenangan atau hal-hal ringan, namun juga menyentuh pada persoalan riil yang dihadapi masyarakat.

 

Tantangan Pembangunan di Tengah Keterbatasan

Dalam diskusi itu, salah satu tema yang cukup mendominasi adalah tantangan pembangunan Kalimantan Barat yang tidak bisa dipisahkan dari isu keterbatasan anggaran. Muda menyampaikan pandangannya bahwa arah pembangunan Kalbar selama ini sebenarnya sudah berada di jalur yang benar. Namun, ia menekankan pentingnya penguatan pelaksanaan program agar dampaknya lebih nyata dan langsung dirasakan oleh masyarakat.

“Program-program itu saya yakin sudah dirancang dengan baik. Tinggal bagaimana pelaksanaannya diperkuat, dimatangkan agar betul-betul terasa di akar rumput,” tutur Muda.

Menurutnya, di tengah kondisi fiskal yang tidak selalu ideal, pemerintah daerah harus cermat dan kreatif dalam menyusun perencanaan serta pelaksanaan program. Keterbatasan anggaran bukan alasan untuk menyerah, justru harus dijadikan peluang untuk mengembangkan pendekatan yang lebih efisien dan tepat sasaran.

“Justru dalam kondisi seperti ini, kita dituntut untuk lebih cerdas dalam menyusun prioritas. Apa yang penting harus didahulukan. Kita harus punya peta jalan pembangunan yang tidak hanya visioner, tapi juga realistis,” imbuhnya.

 

Fokus pada Konsistensi dan Perencanaan Terukur

Muda juga menyampaikan dorongan agar Gubernur Norsan dan jajarannya tetap fokus dan konsisten menjalankan program-program prioritas yang telah dirancang, meskipun menghadapi keterbatasan. Ia menyebut bahwa konsistensi dan keteguhan dalam mengeksekusi program merupakan kunci dalam menjaga kepercayaan masyarakat sekaligus memastikan hasil jangka panjang.

“Mudah-mudahan semua bisa fokus dan terukur. Saya percaya, ketika semua dilakukan dengan perencanaan yang matang, eksekusinya pun akan berjalan lebih mulus,” kata Muda.

Lebih jauh, ia menyarankan agar perencanaan pembangunan diarahkan pada pencapaian yang bisa dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif. Efisiensi harus menjadi bagian dari strategi, bukan sekadar penghematan, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan ketepatan penggunaan sumber daya.

Ia juga mengingatkan pentingnya monitoring dan evaluasi dalam setiap tahapan pembangunan. Menurutnya, pembangunan bukan hanya soal anggaran dan infrastruktur, tetapi juga keberhasilan menyentuh aspek kehidupan masyarakat yang paling mendasar.

 

Isu Teknis hingga Fondasi Pemerintahan

Dalam dialog tersebut, Muda tidak hanya menyoroti aspek teknis seperti infrastruktur rusak, banjir, atau akses jalan yang masih terbatas, namun juga mengangkat isu yang lebih mendasar: sistem pemerintahan dan pendidikan. Menurutnya, kedua hal ini merupakan fondasi utama yang jika diperkuat, akan menjadi kunci bagi pembangunan jangka panjang.

“Kalau sistem pemerintahan kita kuat, tata kelolanya baik, saya kira siapa pun pemimpinnya nanti akan lebih mudah melanjutkan. Pendidikan juga harus jadi perhatian utama. Ini investasi masa depan,” tegasnya.

Ia menyampaikan kekhawatirannya atas rendahnya kualitas pendidikan di beberapa wilayah, yang menurutnya dapat menghambat daya saing Kalbar di masa depan. Pemerintah daerah, katanya, harus berani mengambil langkah-langkah besar untuk mereformasi sistem pendidikan dan memastikan akses yang adil serta berkualitas bagi semua anak bangsa.

Muda juga menyebut perlunya penguatan aparatur sipil negara (ASN) sebagai ujung tombak pelayanan publik. Birokrasi yang tangguh dan profesional akan mampu menjawab tantangan zaman dan mendukung suksesnya program-program strategis.

 

Optimisme di Tengah Tantangan

Meski diskusi itu penuh dengan pembahasan tantangan dan persoalan, Muda menutup perbincangan dengan nada optimisme yang kuat. Ia menyatakan bahwa Kalimantan Barat memiliki potensi besar untuk bangkit dan maju, asal dikelola dengan sungguh-sungguh dan kolaboratif.

“Tantangan itu memang nyata, tapi saya tetap optimis Kalbar bisa melewatinya. Kita punya kekayaan alam, keberagaman budaya, dan SDM yang kalau digerakkan dengan baik, pasti bisa membawa perubahan besar,” tuturnya.

Ia mengajak semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat sipil, untuk turut ambil bagian dalam proses pembangunan. Menurutnya, pembangunan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh komponen daerah.

“Sinergi adalah kuncinya. Kita harus bergerak bersama. Tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak,” pungkas Muda.

 

Gubernur Norsan: Kolaborasi adalah Kekuatan Daerah

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, dalam kesempatan itu juga menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Muda Mahendrawan dan keluarga. Ia menyebut kunjungan ini sebagai bagian dari tradisi Lebaran, sekaligus upaya memperkuat tali silaturahmi antarpemimpin dan masyarakat.

“Alhamdulillah kami bisa bersilaturahmi hari ini. Selain menjalin hubungan baik, kami juga bisa saling bertukar pikiran tentang Kalbar ke depan,” ujar Norsan.

Ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak, termasuk mantan kepala daerah. Pengalaman dan pandangan para pemimpin sebelumnya sangat penting untuk menyempurnakan langkah-langkah pembangunan ke depan.

Norsan juga menyambut baik ajakan Muda untuk terus memperkuat sistem pemerintahan dan sektor pendidikan. Ia mengatakan bahwa program-program yang sedang dijalankan memang diarahkan untuk memperbaiki layanan dasar, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

“Tentu kita menyadari banyak hal yang harus diperbaiki. Tapi kami percaya dengan kerja bersama dan dukungan semua pihak, Kalbar bisa bergerak lebih cepat dan lebih baik,” ucapnya.

 

Menjaga Tradisi Silaturahmi Politik yang Produktif

Pertemuan antara Muda Mahendrawan dan Gubernur Ria Norsan ini menjadi contoh nyata bahwa politik tidak melulu soal kekuasaan atau kontestasi, tetapi juga bisa menjadi ruang dialog yang produktif untuk kepentingan bersama. Tradisi silaturahmi semacam ini, bila terus dijaga, akan menciptakan iklim politik yang sehat dan membangun.

Dalam konteks Kalimantan Barat, di mana keragaman etnis, geografis, dan sosial cukup tinggi, komunikasi lintas tokoh menjadi penting untuk menjaga harmoni dan memaksimalkan potensi daerah. Kunjungan seperti ini bukan hanya seremonial, melainkan bentuk nyata dari kepemimpinan yang humanis dan inklusif.

Dari kediaman sederhana di Kubu Raya, lahir percakapan yang penuh makna tentang masa depan Kalbar. Diskusi antara dua tokoh ini menjadi refleksi bahwa pembangunan bukan sekadar proyek fisik, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan konsistensi, integritas, dan kolaborasi.

Kunjungan Gubernur Norsan tidak hanya menorehkan momen hangat Idulfitri, tetapi juga membuka ruang strategis untuk saling memperkuat, saling mengingatkan, dan saling mendorong demi Kalimantan Barat yang lebih maju dan sejahtera.

Next Post Previous Post