Menembus Batas, Merajut Ilmu: Dua Dosen Kalbar Gali Inovasi Mobile Marketing di Kanada

  

Foto : Dok Istimewa

Pontianak – Dua dosen vokasi dari Kalimantan Barat, Sri Syabanita Elida dan Nurul Fadillah, kembali ke tanah air membawa semangat baru dan wawasan global setelah mengikuti kursus singkat di Toronto, Kanada. Melalui Program Non-Degree Peningkatan Kompetensi Dosen Vokasi, keduanya menimba ilmu di bidang Mobile Development dan Digital Marketing, sebuah kombinasi keahlian yang kini sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman di era industri digital.

Program ini bukan sekadar pelatihan singkat, tetapi juga menjadi ajang penemuan diri dan eksplorasi lintas disiplin. Dalam program berdurasi dua minggu yang diselenggarakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (KLSD), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini, para peserta diajak untuk menyelami dunia teknologi informasi dan pemasaran modern secara intensif.

 

Melangkah ke Negeri Maple: Pembuka Jalan Inovasi

Sri Syabanita Elida, yang akrab disapa Nita, merupakan dosen Jurusan Administrasi Bisnis di Program Studi Administrasi Bisnis Otomotif, Politeknik Negeri Pontianak (Polnep). Meski berasal dari latar belakang non-teknologi, Nita justru melihat peluang besar di persimpangan antara bisnis dan digitalisasi.

“Core saya memang internasional marketing, tapi dunia digital ini membuka banyak celah yang bisa saya integrasikan dengan mata kuliah saya,” ujar Nita dengan semangat saat menceritakan pengalamannya di Kanada.

Ia menekankan bahwa transformasi digital tak bisa dihindari dan sudah semestinya para pendidik turut menjadi pelopor perubahan, bukan sekadar pengamat. Maka ketika seleksi program diumumkan, Nita langsung tertarik. Ia menuliskan esai tentang bagaimana metode pengajarannya bisa berkembang dengan sentuhan digital, yang kemudian mengantarkannya lolos ke program ini.

 

Belajar dan Berkolaborasi di Longo Faculty of Business

Bertempat di Longo Faculty of Business, Humber College, Toronto, Nita dan Nurul mengikuti kursus intensif bertema Mobile Development Digital Marketing. Kegiatan berlangsung sejak Desember 2024, diikuti oleh dosen-dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) se-Indonesia.

Program ini terbagi dalam dua jalur besar: pengembangan aplikasi mobile dan strategi pemasaran digital berbasis data. Dengan rasio peserta 75% berasal dari bidang teknologi informasi dan 25% dari latar belakang non-TI, interaksi antar-disiplin pun menjadi pengalaman yang sangat berharga.

“Saya yang bukan dari IT, awalnya sempat merasa minder. Tapi ternyata justru di sanalah letak kekuatannya. Kami belajar dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan hasilnya lebih kreatif,” kata Nita sambil tersenyum.

Dalam sesi proyek akhir, Nita dan kelompoknya merancang sebuah aplikasi Coffee Shop yang bertujuan mempermudah pelanggan melakukan pemesanan di waktu-waktu sibuk. Tak hanya fokus pada user interface, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur manajemen keuangan dan pemasaran, menjadikannya sebagai alat bantu bisnis yang komprehensif.

“Aplikasi ini kami rancang agar bisa langsung digunakan oleh UMKM. Terutama untuk mereka yang ingin digitalisasi layanan tanpa harus belajar IT dari nol,” jelasnya.

 

Nurul Fadillah: Menyatukan Bahasa, Teknologi, dan Pemasaran

Sementara itu, rekan seperjuangannya, Nurul Fadillah, juga membawa pulang banyak kesan dari negeri yang terkenal dengan musim dinginnya itu. Sebagai dosen dengan latar belakang Bahasa Inggris, Nurul mengaku awalnya sempat merasa gamang ketika harus belajar tentang pemrograman.

Namun, semangatnya untuk terus berkembang membawanya melewati semua tantangan tersebut. “Mereka tahu kami datang dari latar yang berbeda. Tapi pendekatan yang inklusif dan penuh kesabaran membuat kami nyaman dan percaya diri,” kata Nurul.

Ia mengungkapkan bahwa dalam kursus ini, para peserta juga dikenalkan pada basic programming, penerapan teknologi dalam pemasaran digital, serta penggunaan data untuk menganalisis perilaku konsumen.

“Di sinilah saya mulai memahami bahwa teknologi bukan musuh bagi non-IT. Justru ia adalah alat bantu yang sangat powerful untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih efektif,” ungkapnya.

 

Menjelajah Toronto, Menyerap Budaya, Membawa Pulang Inspirasi

Selama dua minggu berada di Kanada, peserta program tidak hanya belajar di dalam kelas. Mereka juga diberi kesempatan mengeksplorasi kota Toronto, termasuk mengunjungi landmark seperti CN Tower, showroom mobil listrik Tesla, hingga menyambangi Konsulat RI.

Menurut Nita dan Nurul, pengalaman di luar kelas ini juga menjadi pelengkap penting dalam pembelajaran. Mereka menyaksikan bagaimana sistem pendidikan di Kanada dibangun dengan mengedepankan inklusivitas, kenyamanan, dan kesiapan teknologi. Hal-hal inilah yang mereka nilai patut menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan vokasi di Indonesia.

“Suasananya sangat aman, fasilitas kampus sangat modern, dan semangat kolaboratifnya tinggi. Rasanya seperti berada di masa depan,” ucap Nurul penuh kesan.

 

Menyemai Ilmu di Tanah Sendiri

Sepulang dari Kanada, Nita dan Nurul tidak ingin berhenti sampai di pengalaman pribadi. Mereka mulai menyusun rencana untuk mengintegrasikan ilmu yang diperoleh ke dalam kurikulum dan pengajaran di kampus.

Nita misalnya, kini tengah menyiapkan modul pembelajaran baru yang memadukan konsep digital marketing dengan aplikasi mobile sederhana. Tujuannya agar mahasiswa tidak hanya memahami teori, tapi juga mampu menciptakan solusi digital secara langsung.

“Mahasiswa Polnep punya potensi besar, tinggal bagaimana kita sebagai dosen membuka akses ke pengetahuan global,” katanya.

Begitu pula dengan Nurul. Ia mulai mengembangkan pendekatan pengajaran bahasa Inggris berbasis proyek digital, yang memungkinkan mahasiswa menciptakan konten pemasaran dalam bahasa asing menggunakan platform digital.

 

Program untuk Masa Depan Pendidikan Vokasi

Program Peningkatan Kompetensi Dosen Vokasi ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah untuk menciptakan tenaga pengajar vokasi yang siap menghadapi dinamika industri global. Dengan membekali dosen dengan pengalaman internasional, diharapkan akan muncul pendekatan-pendekatan pengajaran yang lebih relevan, adaptif, dan inovatif.

Selain itu, keberadaan para dosen alumni program ini juga diharapkan mampu menjadi agen perubahan di lingkungan kampusnya masing-masing. Bukan hanya dalam hal transfer ilmu, tetapi juga dalam membangun jejaring global, memperluas kemitraan industri, dan membuka peluang kolaborasi lintas negara.

 

Dari Pontianak ke Toronto, Kembali dengan Mimpi Besar

Kisah Nita dan Nurul adalah kisah tentang keberanian untuk menembus batas. Dari ruang kelas di Pontianak menuju laboratorium ide di Toronto, mereka membuktikan bahwa lintas disiplin bukan hambatan, melainkan jembatan menuju inovasi.

Dengan semangat yang tak pernah padam, keduanya kini bersiap membawa api perubahan ke kampus mereka di Kalimantan Barat. Menyatukan antara teknologi dan pemasaran, antara bahasa dan aplikasi, antara pengalaman global dan aksi lokal—semua demi menciptakan generasi vokasi Indonesia yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap bersaing di dunia.

Next Post Previous Post