Sistem Piket bagi Pekerja Konstruksi di IKN Selama Ramadhan: Adaptasi Pembangunan dan Kendala Infrastruktur
IKN, Maret 2025 – Pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN)
terus berjalan, meskipun memasuki bulan suci Ramadhan. Untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan spiritual para pekerja konstruksi, Otorita IKN menerapkan
sistem piket dalam pelaksanaan proyek infrastruktur. Kebijakan ini bertujuan
untuk memberikan kesempatan bagi pekerja Muslim agar tetap dapat menjalankan
ibadah puasa dan shalat selama bulan Ramadhan tanpa menghambat progres
pembangunan.
Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Danis Hidayat Sumadilaga, mengungkapkan bahwa sistem piket diterapkan di berbagai proyek yang masih berada dalam tahap konstruksi aktif. “Pada proyek-proyek yang masih berjalan, termasuk yang berada dalam periode kontrak 2022-2024 serta persiapan pembangunan Tahap II untuk periode 2025-2029, diberlakukan sistem piket bagi para pekerja konstruksi,” ujar Danis.
Sistem ini memungkinkan rotasi pekerja di lapangan sehingga mereka tetap dapat bekerja secara bergantian, tanpa mengganggu target pembangunan yang telah ditetapkan. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi manajemen tenaga kerja yang lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan bulan Ramadhan.
Progres Pembangunan IKN Tahap I dan Persiapan Tahap II
Saat ini, pembangunan infrastruktur di IKN terus mengalami kemajuan signifikan. Proyek-proyek dalam Tahap I, yang dimulai sejak tahun 2022, telah mencapai rata-rata progres sekitar 99 persen, mendekati penyelesaian penuh. Dengan hampir rampungnya tahap pertama ini, Otorita IKN pun mulai mempersiapkan Tahap II yang akan berlangsung pada 2025 hingga 2029.
Meskipun banyak proyek telah menunjukkan hasil yang memuaskan, beberapa infrastruktur strategis masih menghadapi tantangan dalam hal penyelesaian tepat waktu. Salah satu proyek utama yang masih dalam pengerjaan adalah pembangunan Masjid Negara, yang dirancang sebagai pusat peribadatan utama di ibu kota baru Indonesia.
Masjid Negara IKN: Belum Bisa Digunakan untuk Tarawih dan Idul Fitri 2025
Masjid Negara IKN merupakan salah satu proyek infrastruktur keagamaan terbesar yang sedang dibangun di kawasan IKN. Namun, meskipun telah mengalami kemajuan konstruksi yang signifikan, masjid ini belum dapat digunakan untuk shalat tarawih dan shalat Idul Fitri tahun 2025. Hingga saat ini, progres pembangunan fisiknya baru mencapai sekitar 53,1 persen, dengan pekerjaan yang masih berfokus pada struktur atap dan minaret.
“Saat ini sedang dalam tahap pekerjaan struktur atap dan minaret, rata-rata progres mencapai 53,1 persen, sehingga belum bisa digunakan untuk shalat tarawih dan shalat Idul Fitri tahun ini,” jelas Danis. Padahal, sebelumnya, masjid ini ditargetkan dapat beroperasi secara fungsional untuk ibadah selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Dengan anggaran sebesar Rp 940 miliar yang berasal dari APBN, Masjid Negara IKN dirancang untuk menampung hingga 50.000 jemaah. Kapasitas ini jauh lebih besar dibandingkan dengan rancangan awal yang hanya mampu menampung 25.000 jemaah saat puncak perayaan hari besar keagamaan. Permintaan untuk meningkatkan daya tampung ini datang dari Kurator IKN, Ridwan Kamil, yang mengusulkan agar masjid ini dapat melayani lebih banyak umat Islam yang akan beribadah di masa mendatang.
Spesifikasi dan Tantangan Pembangunan Masjid Negara IKN
Masjid Negara IKN dibangun di atas lahan seluas 32.125 meter persegi dengan luas bangunan utama mencapai 61.596 meter persegi. Selain bangunan utama, proyek ini juga mencakup fasilitas tambahan seperti area komersial seluas 2.212 meter persegi yang terdiri dari dua lantai, serta bangunan penunjang seluas 727 meter persegi dengan satu lantai.
Tanggung jawab pembangunan masjid ini berada di bawah Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Timur. Sementara itu, kontraktor pelaksana proyek adalah PT Adhi Karya Tbk dan PT Hutama Karya KSO. Berdasarkan kontrak kerja, proyek ini dimulai pada November 2023 dan dijadwalkan selesai dalam 400 hari kerja, yang berarti target penyelesaian diperkirakan pada Juni 2025.
Kendati begitu, adanya tantangan teknis dan penyesuaian kapasitas membuat progres pembangunan mengalami sedikit keterlambatan dari target awal. Selain aspek teknis, faktor cuaca serta kondisi logistik juga menjadi tantangan tersendiri dalam percepatan penyelesaian proyek ini.
Dalam menghadapi keterlambatan ini, pihak kontraktor dan
Otorita IKN berupaya melakukan berbagai strategi percepatan. Beberapa langkah
yang diambil antara lain meningkatkan jumlah pekerja dalam shift yang tidak
berpuasa, menambah jam kerja pada malam hari, serta mengoptimalkan peralatan
konstruksi untuk mempercepat penyelesaian struktur utama.
Selain itu, koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan para pemangku kepentingan lainnya, terus dilakukan guna memastikan bahwa target penyelesaian dapat tercapai sesuai dengan jadwal revisi.
Meskipun belum bisa digunakan pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, Masjid Negara IKN diharapkan dapat menjadi salah satu ikon utama dari ibu kota baru Indonesia. Dengan desain yang megah dan kapasitas yang besar, masjid ini akan menjadi pusat ibadah dan simbol keberagaman Indonesia di masa depan.
Dengan tetap berjalannya pembangunan di tengah bulan suci, diharapkan kebijakan sistem piket bagi pekerja konstruksi dapat memberikan keseimbangan antara kebutuhan spiritual dan target pembangunan di IKN. Semua pihak pun berharap agar infrastruktur keagamaan ini dapat segera selesai dan difungsikan bagi masyarakat luas.