Pontianak Bersinar: Karnaval Naga Gemilang Meriahkan Puncak Cap Go Meh 2025, Tahun Perdana dalam KEN

  

Ilustrasi

Pontianak kembali menorehkan sejarah dalam perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili. Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Kalimantan Barat dan wisatawan domestik hingga mancanegara berkumpul di sepanjang Jalan Gajah Mada, Pontianak, pada Rabu (12/2) malam. Puncak perayaan kali ini terasa lebih spesial, bukan hanya karena kemegahan yang dihadirkan, tetapi juga karena Festival Cap Go Meh Pontianak resmi masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Status ini memberikan pengakuan atas pentingnya festival ini dalam kalender pariwisata nasional.

Dari kejauhan, gemerlap lampu warna-warni yang menghiasi 39 replika naga raksasa seolah menciptakan lautan cahaya di malam yang penuh sukacita. Masyarakat yang telah memadati kawasan sejak sore hari tak henti-hentinya mengabadikan momen istimewa ini. Naga-naga tersebut dimainkan oleh berbagai perkumpulan dari yayasan-yayasan di Pontianak dan sekitarnya. Dimulai dari simpang lampu merah Jalan Pattimura, arak-arakan naga berlanjut menyusuri Jalan Gajah Mada, menghadirkan atraksi yang memukau dengan gerakan lincah dan dinamis.

 

Kemegahan Karnaval Naga Bersinar

Di panggung utama yang terletak di Jalan Gajah Mada, Pj. Ketua TP-PKK Kalimantan Barat Windy Prihastari Harisson yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Kalbar turut hadir menyaksikan festival ini. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini hingga masuk dalam KEN 2025.

“Masyarakat Kalbar, khususnya Pontianak, sangat antusias menyaksikan pertunjukan naga-naga bersinar ini. Kita semua patut berbangga karena Festival Cap Go Meh Pontianak kini masuk dalam Karisma Event Nusantara 2025. Ini adalah hasil dari kerja sama berbagai pihak yang telah berupaya menjadikan festival ini semakin berkembang,” ujar Windy.

Ia menambahkan bahwa dengan masuknya Cap Go Meh Pontianak ke dalam KEN, festival ini akan mendapat berbagai keuntungan, termasuk promosi dari Kementerian Pariwisata baik di tingkat nasional maupun internasional. “Dampak positifnya tidak hanya pada festival ini sendiri, tetapi juga terhadap sektor pariwisata lainnya di Kalbar. Destinasi-destinasi wisata di Pontianak dan sekitarnya akan semakin dikenal,” lanjutnya.

Ketua Panitia Cap Go Meh 2576, Hendry Pangestu Lim, mengungkapkan bahwa jumlah naga yang tampil dalam karnaval tahun ini mencapai 39 ekor. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menandakan antusiasme yang kian meningkat.

“Awalnya, ada 10 ekor naga yang tampil lebih dulu. Kemudian disusul oleh 29 ekor naga lainnya, sehingga totalnya mencapai 39 naga bersinar yang turut serta dalam pawai malam ini,” kata Hendry.

Hendry menjelaskan bahwa selama pawai berlangsung, naga-naga akan berhenti di beberapa titik untuk memberikan penghormatan kepada tamu undangan serta menerima angpao, sebuah tradisi yang dipercaya membawa keberuntungan. Puncak dari festival ini akan berlangsung pada Kamis (13/2) dengan ritual sakral pembakaran naga di Yayasan Bhakti Suci Sungai Raya.

 

Tradisi dan Makna Sakral dalam Perayaan Cap Go Meh

Ritual pembakaran naga atau yang dikenal sebagai “Naga Tutup Mata” merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Cap Go Meh di Pontianak. Hendry menjelaskan bahwa dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, pembakaran naga menjadi simbol penghormatan kepada leluhur sekaligus sebagai tanda penutupan festival.

“Jika ritual ‘buka mata’ naga dilakukan untuk meminta izin dan restu dari leluhur sebelum karnaval, maka ritual ‘tutup mata’ menjadi simbol berakhirnya perjalanan mereka dalam festival ini. Tradisi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya serta mempererat hubungan antar etnis dan agama,” tambahnya.

Selain atraksi naga, perayaan Cap Go Meh Pontianak juga diisi dengan berbagai kegiatan lain seperti barongsai, pertunjukan seni budaya, bazar kuliner khas Tionghoa dan Nusantara, serta doa bersama untuk kesejahteraan dan keberkahan di tahun yang baru.

 

Dampak Ekonomi dan Harapan di Masa Depan

Di tempat yang sama, Pj. Walikota Pontianak, Edi Suryanto, menyampaikan bahwa perayaan Cap Go Meh tidak hanya memiliki nilai budaya dan spiritual, tetapi juga berdampak besar terhadap perekonomian daerah.

“Setiap tahun, festival ini menjadi magnet bagi wisatawan. Dengan masuknya Cap Go Meh dalam KEN 2025, peluang untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan semakin besar. Ini adalah momentum bagi Kota Pontianak untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelasnya.

Edi menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendukung penyelenggaraan festival ini agar semakin berkembang dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.

Dengan kesuksesan yang diraih tahun ini, diharapkan perayaan Cap Go Meh Pontianak akan terus menjadi salah satu ikon budaya yang membanggakan Indonesia, sekaligus menjadikan Kalimantan Barat sebagai destinasi unggulan dalam kalender wisata nasional.

Next Post Previous Post