Pembangunan RSUD Akhmad Berahim di Kaltara: Waskita Karya Dukung Program Percepatan Layanan Kesehatan Nasional
![]() |
Ilustrasi |
Kaltara – PT Waskita Karya (Persero) Tbk kembali menegaskan
perannya dalam pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia. Kali ini,
perusahaan konstruksi milik negara tersebut dipercaya untuk mengerjakan proyek
revitalisasi dan peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Akhmad
Berahim di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. Proyek ini merupakan bagian
dari Program Percepatan Hasil Terbaik Cepat (PHCT) atau Quick Win yang digagas
oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek ini dilakukan pada Jumat, 21 Mei 2025, dan dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Turut mendampingi dalam acara tersebut adalah Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko, serta sejumlah pejabat daerah dan tenaga medis setempat.
Meningkatkan Akses Kesehatan di Perbatasan
Sebagai daerah perbatasan, Kalimantan Utara memiliki tantangan tersendiri dalam akses layanan kesehatan. RSUD Akhmad Berahim yang sebelumnya berstatus rumah sakit kelas D kini akan ditingkatkan menjadi kelas C. Ini berarti rumah sakit akan memiliki fasilitas lebih lengkap, jumlah dokter spesialis bertambah, serta peralatan medis yang lebih canggih guna mengurangi ketergantungan pasien pada rujukan ke rumah sakit di luar daerah.
Dalam sambutannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya pembangunan rumah sakit yang mampu menangani beragam kasus kesehatan tanpa harus merujuk pasien ke kota lain. “Rumah sakit yang ideal adalah yang mampu menyelesaikan seluruh penyakit yang diderita pasien di tempat itu juga. Jika semua harus dirujuk ke luar daerah, kasihan pasien dan keluarganya,” ujar Budi.
Pemerintah menargetkan total 66 rumah sakit di berbagai daerah akan mengalami perbaikan dan peningkatan fasilitas dalam waktu cepat melalui program Quick Win. Dengan adanya peningkatan ini, diharapkan layanan kesehatan di daerah terpencil bisa lebih optimal dan setara dengan daerah yang lebih maju.
Tantangan Pembangunan di Daerah Terpencil
Membangun rumah sakit di wilayah seperti Tana Tidung bukan tanpa tantangan. Infrastruktur pendukung yang masih berkembang, akses material konstruksi yang terbatas, hingga kondisi geografis menjadi faktor yang harus diperhitungkan dalam pengerjaan proyek ini.
Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko, menyampaikan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan sumber daya dan teknologi untuk memastikan pembangunan selesai tepat waktu dalam 300 hari. “Proyek ini memiliki nilai strategis, bukan hanya dari sisi pembangunan fisik, tetapi juga dari dampaknya bagi masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa layanan kesehatan di wilayah ini meningkat secara signifikan,” kata Ari.
Proyek ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp 164,75 miliar dan diharapkan bisa rampung pada awal 2026. Setelah selesai, rumah sakit ini diharapkan mampu melayani ribuan warga Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Tana Tidung, yang selama ini harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan medis yang lebih baik.
Komitmen Waskita dalam Infrastruktur Kesehatan
Sebagai salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia, Waskita Karya telah banyak berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur kesehatan. Sebelumnya, perusahaan ini telah menyelesaikan berbagai proyek rumah sakit di berbagai daerah, termasuk proyek rumah sakit rujukan di wilayah timur Indonesia.
Ari Asmoko menambahkan bahwa keterlibatan Waskita dalam proyek ini adalah bagian dari dukungan terhadap Asta Cita Presiden Prabowo, yakni visi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Suatu kebanggaan bagi Waskita karena bisa terlibat dalam peningkatan kualitas rumah sakit di ujung perbatasan Indonesia. Ini bukan hanya soal membangun fisik rumah sakit, tetapi juga soal membangun harapan bagi masyarakat,” ujarnya.
Dampak Langsung bagi Masyarakat
Peningkatan kapasitas rumah sakit ini dipandang sebagai langkah positif oleh masyarakat setempat. Beberapa warga yang ditemui mengungkapkan harapan mereka bahwa fasilitas baru ini akan mempermudah akses layanan kesehatan bagi keluarga mereka.
Salah satu warga Tana Tidung, Rahmat, 45 tahun, mengungkapkan bahwa selama ini ia harus membawa anaknya ke Tarakan atau Nunukan untuk mendapatkan layanan kesehatan spesialis. “Kalau rumah sakit ini jadi dan fasilitasnya bagus, kami tidak perlu jauh-jauh lagi. Ini sangat membantu masyarakat kecil seperti kami,” ujarnya.
Selain itu, proyek ini juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, dengan penyerapan tenaga kerja lokal selama proses pembangunan berlangsung. Pemerintah daerah berharap bahwa selain meningkatkan layanan kesehatan, proyek ini juga bisa menjadi pendorong ekonomi lokal.
Pembangunan RSUD Akhmad Berahim di Kabupaten Tana Tidung merupakan langkah strategis dalam mewujudkan pemerataan akses kesehatan di Indonesia, terutama di wilayah perbatasan. Dengan kehadiran Waskita Karya sebagai kontraktor utama, proyek ini diharapkan bisa berjalan lancar dan selesai sesuai target.
Melalui program Quick Win yang dicanangkan pemerintah, pembangunan infrastruktur kesehatan kini menjadi prioritas utama untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan layanan kesehatan yang layak, tanpa harus mengalami kesulitan akses. Dengan selesainya proyek ini, diharapkan warga Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Tana Tidung, bisa mendapatkan layanan kesehatan berkualitas lebih dekat dari rumah mereka.