Kebangkitan Taman Budaya Kalimantan Barat: Komitmen Wagub Krisantus dalam Melestarikan Warisan Seni dan Tradisi
Kebudayaan merupakan jati diri suatu daerah yang tidak hanya
menjadi cerminan kehidupan sosial masyarakatnya tetapi juga menjadi sarana
ekspresi seni dan tradisi. Kalimantan Barat, dengan keberagaman etnis dan
budayanya, memiliki warisan yang kaya dan perlu dijaga agar tetap lestari.
Menyadari pentingnya hal ini, Wakil Gubernur Kalimantan Barat yang baru saja
menjabat, Krisantus Kurniawan, dengan tegas menyampaikan komitmennya untuk
mengaktifkan kembali Taman Budaya sebagai ruang berkesenian dan pelestarian
budaya bagi masyarakat.
Krisantus Kurniawan dan Visi Budaya Kalimantan Barat
Baru dua hari menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan
Barat, Krisantus Kurniawan telah mengambil langkah tegas dalam mendukung
pelestarian budaya di provinsi tersebut. Dalam acara Bincang Budaya Pelestarian
Warisan Budaya Kalbar yang diadakan di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII
pada Sabtu (22/02/2025), ia menegaskan bahwa Taman Budaya akan diaktifkan
kembali sebagai ruang ekspresi bagi semua komunitas seni dan budaya.
Dalam pernyataannya, Krisantus menekankan bahwa budaya bukan sekadar aktivitas harian atau atribut fisik semata. Lebih dari itu, budaya adalah identitas yang menjadi pijakan utama bagi eksistensi suatu daerah. "Taman Budaya akan kita aktifkan kembali. ULP Taman Budaya kita aktifkan kembali. Mari anak muda berkreasi di Taman Budaya. Semua suku yang ada, itu bukan milik salah satu suku ya. Saya beri catatan," ujarnya dengan penuh semangat.
Pentingnya Taman Budaya sebagai Pusat Kreativitas
Taman Budaya memiliki peran penting dalam melestarikan seni
dan budaya lokal, menjadi panggung bagi para seniman untuk menampilkan
karya-karya mereka. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fasilitas ini
mengalami penurunan aktivitas, menyebabkan banyak komunitas seni kehilangan
wadah untuk berkarya dan berekspresi.
Krisantus memahami bahwa budaya adalah faktor fundamental dalam membentuk jati diri masyarakat Kalimantan Barat. "Daerah yang berbudaya adalah daerah yang memiliki jati diri. Jadi jati diri sebuah daerah itu bisa kita gambarkan, bisa kita narasikan dengan budaya. Bukan dengan makanan, bukan dengan kegiatan hari-hari, bukan dengan pakaian, tapi dengan budaya," jelasnya.
Menurutnya, pelestarian budaya tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah dan masyarakat agar warisan budaya tetap hidup dan berkembang. Oleh karena itu, reaktivasi Taman Budaya menjadi langkah awal yang strategis untuk menghidupkan kembali semangat berkesenian di Kalimantan Barat.
Menjaga Netralitas dalam Pelestarian Budaya
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Krisantus
adalah mengenai lokasi Taman Budaya yang harus bersifat netral. Ia menegaskan
bahwa tempat ini harus menjadi wadah bagi seluruh komunitas budaya tanpa adanya
dominasi dari satu kelompok tertentu.
"Paling bagus itu di tempat netral. Jadi Taman Budaya itu di tempat netral. Jangan berdekatan dengan rumah budaya. Rumah budaya ini kan sudah mulai spesifik, ada rumah adat Dayak, rumah adat Melayu, rumah adat Jawa, Bugis, Madura, dan lain sebagainya. Tapi kalau Taman Budaya, itu taman budaya dari seluruh suku yang ada," tegasnya.
Pernyataan ini mendapat tanggapan positif dari berbagai komunitas budaya di Kalimantan Barat. Para pegiat seni mengapresiasi langkah Wagub yang memastikan bahwa setiap kelompok budaya memiliki akses yang setara untuk menampilkan dan mengembangkan kebudayaan mereka.
Tantangan dalam Mengaktifkan Kembali Taman Budaya
Meskipun gagasan ini mendapat dukungan luas, tidak dapat
dipungkiri bahwa ada berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam menghidupkan
kembali Taman Budaya. Salah satu kendala utama adalah infrastruktur yang perlu
diperbaiki setelah lama tidak aktif. Banyak fasilitas yang perlu direnovasi
agar bisa digunakan secara optimal oleh para seniman dan komunitas budaya.
Selain itu, anggaran juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Revitalisasi Taman Budaya membutuhkan alokasi dana yang cukup besar, baik untuk perbaikan fisik maupun penyelenggaraan berbagai program kebudayaan. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah daerah, komunitas seni, serta sektor swasta untuk bersama-sama membangun kembali pusat kebudayaan ini.
Antusiasme Komunitas Seni dan Budaya
Langkah yang diambil Krisantus Kurniawan mendapat sambutan
hangat dari para seniman dan budayawan di Kalimantan Barat. Mereka menganggap
bahwa inisiatif ini akan memberikan angin segar bagi dunia seni dan budaya yang
selama ini kurang mendapatkan perhatian.
Salah satu tokoh budaya Kalbar, Ahmad Fadli, menyatakan bahwa pengaktifan kembali Taman Budaya sangat dibutuhkan oleh komunitas seni. "Kami sudah lama menunggu perhatian dari pemerintah terkait fasilitas budaya. Taman Budaya adalah rumah bagi kami para seniman. Jika ini benar-benar dihidupkan kembali, maka generasi muda akan semakin tertarik untuk melestarikan seni dan budaya daerah," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Yohana, seorang pelaku seni tari di Kalimantan Barat. Ia berharap agar Taman Budaya tidak hanya diaktifkan kembali secara fisik, tetapi juga didukung dengan berbagai program dan kegiatan yang berkelanjutan. "Kami butuh program-program yang bisa mendorong kreativitas seniman muda. Kalau hanya sekadar tempat tanpa ada kegiatan yang mendukung, maka akan sulit untuk berkembang," katanya.
Program yang Direncanakan
Untuk memastikan keberlanjutan Taman Budaya, pemerintah
provinsi Kalimantan Barat berencana untuk mengadakan berbagai program
kebudayaan secara rutin. Beberapa program yang sedang dirancang meliputi:
- Festival Budaya Tahunan: Menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional dan kontemporer dari berbagai suku di Kalimantan Barat.
- Pelatihan Seni dan Budaya: Workshop seni tari, musik, teater, dan seni rupa bagi anak muda.
- Pameran Budaya: Menampilkan hasil karya seni, kerajinan tangan, dan dokumentasi sejarah budaya Kalimantan Barat.
- Kolaborasi dengan Komunitas Seni: Melibatkan komunitas lokal dalam merancang program-program kreatif agar lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya program-program ini, diharapkan Taman Budaya
bisa menjadi pusat kegiatan seni dan budaya yang aktif serta menarik minat
masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mengenal dan mencintai warisan
budaya daerahnya.
Komitmen Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus
Kurniawan, dalam mengaktifkan kembali Taman Budaya adalah langkah strategis
dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah. Dengan pendekatan yang
inklusif dan netral, Taman Budaya diharapkan menjadi ruang bagi semua komunitas
budaya untuk berekspresi dan berkarya.
Tantangan dalam revitalisasi fasilitas ini tentu ada, namun dengan kerja sama antara pemerintah, komunitas seni, dan sektor swasta, cita-cita untuk menjadikan Kalimantan Barat sebagai daerah yang kaya budaya dan seni dapat terwujud. Langkah ini bukan hanya upaya pelestarian, tetapi juga investasi jangka panjang bagi identitas dan keberagaman budaya Kalimantan Barat.