Kalimantan Timur Darurat Narkoba: 21 Kilogram Sabu Disita, Jaringan Internasional Dibongkar

  

Kalimantan Timur kian menjadi sasaran utama peredaran narkotika. Dalam dua pekan terakhir, Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kaltim berhasil membongkar jaringan narkoba besar yang beroperasi di berbagai daerah. Operasi ini mengungkap betapa seriusnya ancaman narkoba di wilayah tersebut.

 

Operasi Besar di Berau: 21 Kilogram Sabu dari Malaysia

Salah satu pengungkapan terbesar terjadi di Kabupaten Berau pada 9 Februari 2025. Polisi berhasil menyita 21 kilogram sabu yang diduga berasal dari Malaysia. Dua tersangka, S (31) dan Z (22), yang berasal dari Sulawesi Selatan, ditangkap saat membawa narkoba yang rencananya akan diedarkan di Kalimantan Timur dan Sulawesi.

Direktur Reserse Narkoba Polda Kaltim, Komisaris Besar Polisi Arif Bastari, dalam konferensi pers pada 13 Februari 2025, menyatakan bahwa narkoba tersebut masuk ke Indonesia melalui jalur Nunukan, Kalimantan Utara. "Rencananya sabu ini akan diedarkan di Kaltim dan Sulawesi. Kami masih terus memburu otak di balik peredaran ini," ujar Arif.

Dari hasil pemeriksaan, kedua tersangka mengaku dijanjikan upah sebesar Rp 100 juta untuk setiap kali berhasil mengedarkan barang haram tersebut. Yang mengejutkan, mereka mengaku telah dua kali menjalankan aksi serupa sebelumnya, dengan total sabu yang telah mereka edarkan mencapai 50 kilogram. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka adalah bagian dari jaringan besar yang telah lama beroperasi.

 

Modus dan Jalur Peredaran

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa jaringan ini memiliki jalur masuk melalui Kalimantan Utara, yang dikenal sebagai salah satu pintu masuk utama narkotika dari luar negeri, khususnya dari Malaysia. Dengan geografis yang luas dan jalur perbatasan yang sulit diawasi secara ketat, daerah ini sering kali dimanfaatkan oleh sindikat narkoba internasional.

Kepolisian menduga jaringan ini memiliki keterkaitan dengan sindikat internasional yang beroperasi di Asia Tenggara. "Kami sedang berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Bea Cukai dan aparat keamanan perbatasan, untuk menelusuri lebih jauh asal muasal narkoba ini," tambah Arif.

 

Balikpapan Jadi Sasaran Peredaran Pil Koplo

Selain pengungkapan kasus di Berau, operasi besar juga dilakukan di Balikpapan pada 30 Januari 2025. Dalam operasi ini, polisi berhasil mengamankan sebanyak 15.970 butir pil koplo atau double L. Seorang pria berinisial H ditangkap dalam operasi ini, setelah mencoba menghilangkan barang bukti dengan membuangnya ke dalam toilet.

Dari pengakuan H, ia sebelumnya telah mengedarkan 50.000 butir pil koplo, dengan sasaran utama para pelajar dan mahasiswa. Temuan ini mengkhawatirkan, mengingat tingginya konsumsi obat-obatan terlarang di kalangan anak muda.

"Kami masih mendalami apakah jaringan ini termasuk jaringan internasional atau lokal. Yang jelas, modus mereka cukup canggih dan tersebar di berbagai kota besar," ungkap Arif.

Polisi menduga bahwa ada kurir dan bandar lain yang bekerja sama dalam sindikat ini. Hingga kini, aparat masih melakukan penyelidikan untuk menangkap para pemasok utama pil koplo tersebut.

 

Operasi di Samarinda: Sabu dan Ekstasi Beredar di Ibukota Provinsi

Tak hanya di Berau dan Balikpapan, polisi juga melakukan operasi di Samarinda pada 25 Januari 2025. Dalam operasi ini, dua tersangka berinisial T dan AR ditangkap dengan barang bukti berupa 653 gram sabu dalam 15 paket serta 10 butir pil ekstasi.

Selain itu, polisi juga masih mengejar seorang tersangka lain yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), yakni E, yang diduga menjadi pemasok utama narkotika bagi kedua tersangka yang telah diamankan.

"Kami tidak akan berhenti sampai di sini. Ada jaringan yang lebih besar di balik peredaran narkoba ini, dan kami bertekad untuk membongkarnya," tegas Arif.

 

Ancaman Narkoba di Kalimantan Timur

Dari serangkaian operasi ini, terlihat jelas bahwa Kalimantan Timur semakin menjadi sasaran empuk bagi sindikat narkoba, baik dari dalam maupun luar negeri. Faktor geografis yang luas, jalur perbatasan yang sulit diawasi, serta tingginya potensi pasar pengguna narkotika di daerah ini menjadi alasan utama bagi para bandar untuk memasukkan barang haram mereka ke wilayah ini.

Arif menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperketat pengawasan dan melakukan berbagai upaya untuk menekan peredaran narkoba di Kalimantan Timur. "Dengan diamankannya barang bukti dalam jumlah besar ini, kami telah menyelamatkan sekitar 105.000 generasi muda dari ancaman penyalahgunaan narkoba," katanya.

Selain itu, kepolisian juga berencana untuk meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, serta lembaga pendidikan, dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba.

 

Strategi Kepolisian dalam Menangani Jaringan Narkoba

Menanggapi situasi ini, Polda Kaltim telah menyusun beberapa strategi untuk memerangi peredaran narkoba di wilayahnya, antara lain:

 

Peningkatan Operasi Razia dan Intelijen

  • Kepolisian akan terus meningkatkan operasi dan patroli di titik-titik rawan, termasuk jalur perbatasan yang kerap digunakan sebagai jalur penyelundupan narkotika.

 

Kerja Sama dengan Instansi Terkait

  • Polda Kaltim akan bekerja sama dengan Bea Cukai, TNI, serta Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran narkoba.

 

Peningkatan Kesadaran Masyarakat

  • Kepolisian akan menggencarkan kampanye anti-narkoba di sekolah-sekolah, kampus, dan lingkungan masyarakat agar kesadaran akan bahaya narkoba semakin meningkat.

 

Pemberdayaan Eks-Pengguna dan Pencegahan

  • Selain penindakan, Polda Kaltim juga akan mendukung program rehabilitasi bagi mantan pengguna narkoba, agar mereka bisa kembali ke masyarakat dan tidak kembali terjerumus dalam lingkaran peredaran narkoba.

 

Kasus peredaran narkoba di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa wilayah ini tengah menjadi ladang subur bagi sindikat narkotika internasional dan domestik. Dengan jumlah narkoba yang berhasil disita mencapai puluhan kilogram, serta ribuan pil koplo yang menyasar generasi muda, sudah saatnya semua elemen masyarakat bersatu untuk melawan ancaman ini.

Kepolisian bersama pemerintah daerah dan masyarakat harus bekerja sama dalam upaya pencegahan dan penindakan. Dengan langkah yang tegas dan berkelanjutan, diharapkan peredaran narkoba di Kalimantan Timur dapat ditekan, sehingga generasi muda dapat tumbuh dan berkembang tanpa ancaman narkotika.

"Kami tidak akan berhenti sampai otak di balik jaringan ini tertangkap. Perang melawan narkoba masih panjang, dan kami butuh dukungan semua pihak," pungkas Arif Bastari.

Next Post Previous Post