Harmoni di Bumi Tambun Bungai: Festival Persahabatan Kalimantan Tengah 2025 yang Menyatukan Keberagaman

 

Di tengah semarak kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah yang kaya akan budaya dan keberagaman, Festival Persahabatan 2025 menjadi ajang yang memperlihatkan betapa kuatnya tali persaudaraan yang terjalin di antara berbagai suku, agama, dan budaya di Bumi Tambun Bungai. Acara yang menjadi simbol persatuan dan toleransi ini berlangsung meriah dan berakhir dengan penuh kehangatan, menandai penutupan Masa Raya Natal Tahun 2024.

Pada Sabtu malam (1/2/2025), Lapangan Sanaman Mantikei di Palangka Raya menjadi saksi atas keberhasilan festival yang tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga ajang mempererat hubungan antarmasyarakat dari berbagai latar belakang. Dalam suasana yang penuh kebersamaan, acara ini ditutup secara resmi oleh Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, yang mewakili Wakil Gubernur Kalteng.

 

Festival yang Mengukuhkan Kebersamaan

Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, memberikan sambutannya di tengah semarak acara yang digelar di Lapangan Sanaman Mantikei, Palangka Raya, pada Sabtu malam (1/2/2025). (MMC Kalteng)
Dalam sambutan tertulis Wakil Gubernur Kalteng yang dibacakan oleh Yuas Elko, ditekankan bahwa Kalimantan Tengah adalah daerah yang menjunjung tinggi keberagaman dan selalu berupaya menjaga harmoni dalam kehidupan sosial masyarakatnya. Kehidupan harmonis antara berbagai kelompok suku dan pemeluk agama di Kalteng merupakan aset yang berharga dan harus terus dijaga demi menciptakan lingkungan yang damai dan sejahtera.

“Keberagaman adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Ini adalah kekayaan yang harus kita rawat, bukan sebagai pemisah, melainkan sebagai kekuatan yang memperkokoh persatuan,” ujar Yuas Elko dengan penuh semangat.

Dalam pandangan Yuas, perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus diterima sebagai kenyataan yang dapat dijadikan sebagai pondasi dalam membangun persatuan yang lebih erat. Keberagaman yang dijalin dengan semangat kebersamaan akan menghasilkan harmoni yang indah, layaknya pelangi yang muncul setelah hujan. Metafora ini menggambarkan bahwa keindahan justru lahir dari kombinasi berbagai warna yang berbeda.

 

Semangat Huma Betang dalam Merawat Kerukunan

Dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah, filosofi Huma Betang terus menjadi pegangan. Konsep ini menggambarkan cara hidup yang mengedepankan persatuan, kebersamaan, dan gotong royong meskipun terdapat perbedaan latar belakang suku, agama, dan budaya. Festival Persahabatan Kalimantan Tengah 2025 kembali menghidupkan semangat Huma Betang dengan menghadirkan berbagai kegiatan yang menitikberatkan pada nilai-nilai kebersamaan.

Yuas Elko menegaskan bahwa melalui festival ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk merayakan kebersamaan, tetapi juga untuk semakin mempererat hubungan antarumat beragama. Ia berharap acara semacam ini dapat terus diselenggarakan untuk menguatkan persaudaraan tidak hanya bagi umat Kristiani, tetapi bagi seluruh masyarakat Kalimantan Tengah secara umum.

“Kita semua adalah bagian dari satu keluarga besar. Dengan semangat Huma Betang, kita bisa hidup berdampingan dalam damai dan saling mendukung dalam membangun daerah ini,” tuturnya dengan penuh keyakinan.

 

Puncak Acara yang Meriah dan Penuh Makna

Malam penutupan Festival Persahabatan 2025 diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni budaya yang mencerminkan keberagaman Kalimantan Tengah. Musik, tarian tradisional, dan pertunjukan teatrikal yang mengangkat kisah-kisah toleransi menjadi bagian dari rangkaian acara yang menarik perhatian masyarakat yang hadir. Semua elemen ini menggambarkan betapa kaya dan harmonisnya kehidupan sosial di Bumi Tambun Bungai.

Selain pertunjukan seni, festival ini juga menghadirkan sesi refleksi dan doa bersama yang dipimpinoleh berbagai pemuka agama. Para tokoh lintas agama menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan pentingnya menjaga harmoni di tengah keberagaman. Kehadiran pemuka agama dari berbagai denominasi menunjukkan bahwa semangat kebersamaan tidak hanya sebatas teori, tetapi benar-benar diwujudkan dalam kehidupan nyata.

 

Sebagai bentuk apresiasi atas suksesnya festival ini, Yuas Elko menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh panitia, relawan, dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Ia juga mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Tengah untuk menjadikan festival ini sebagai momentum dalam memperkuat komitmen untuk menjaga perdamaian, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga sebagai bagian dari persatuan nasional.

 

Tokoh dan Tamu Kehormatan yang Hadir

Festival Persahabatan Kalimantan Tengah 2025 juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antara yang hadir adalah unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Kalteng, Penjabat Wali Kota Palangka Raya Akhmad Husain, serta berbagai pemimpin agama dan tokoh masyarakat.

Tidak hanya dari Indonesia, festival ini juga menghadirkan pembicara asal Kanada, Dr. Anthony Greco, serta Direktur One World Ministry, Jimmy Tawaluyan, yang datang bersama tim penerjemahnya. Kehadiran mereka memberikan perspektif internasional mengenai pentingnya membangun perdamaian dan persatuan di tengah keberagaman. Selain itu, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Kalteng, Pdt. Ayang Setiawan Tundan, serta Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Wilayah Kalteng, turut serta dalam acara ini.

Banyaknya perwakilan gereja dari berbagai kabupaten di Kalimantan Tengah dan bahkan dari Kalimantan Selatan menambah warna dalam perayaan ini. Mereka datang dengan membawa pesan persaudaraan dan harapan agar semangat kebersamaan yang tercipta dalam festival ini dapat terus dijaga dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Meningkatkan Komitmen untuk Kedamaian

Festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga sebagai wadah refleksi bagi seluruh masyarakat Kalimantan Tengah tentang pentingnya menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial. Keberhasilan acara ini menandakan bahwa toleransi dan kerukunan bukan hanya sekadar slogan, tetapi benar-benar telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Bumi Tambun Bungai.

Yuas Elko menutup sambutannya dengan harapan bahwa Festival Persahabatan ini dapat menjadi tradisi tahunan yang terus berkembang dan semakin melibatkan lebih banyak elemen masyarakat. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus berkomitmen dalam menjaga kedamaian, serta menjadikan Kalimantan Tengah sebagai contoh daerah yang berhasil merawat keberagaman dengan penuh kasih sayang dan pengertian.

“Mari kita jadikan keberagaman ini sebagai anugerah, bukan sebagai alasan untuk terpecah. Dengan semangat kebersamaan, kita dapat membawa Kalimantan Tengah ke arah yang lebih baik dan sejahtera,” pungkasnya.

Dengan berakhirnya Festival Persahabatan Kalimantan Tengah 2025, semangat untuk menjaga harmoni dan persaudaraan di Bumi Tambun Bungai semakin menguat. Acara ini telah membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan jembatan untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan penuh cinta kasih. Semoga semangat ini terus hidup dalam setiap langkah masyarakat Kalimantan Tengah menuju masa depan yang lebih cerah dan harmonis.

Next Post Previous Post