DPRD Kaltara Desak Pembangunan Sekolah di Tarakan Timur: Minimnya Akses Pendidikan Jadi Sorotan

  

Tarakan – Kurangnya fasilitas pendidikan di wilayah Tarakan Timur, Kalimantan Utara, menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara. Saat ini, wilayah tersebut hanya memiliki satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dan dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri, yang dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltara, Supaad Hadianto, menegaskan bahwa sudah saatnya pemerintah daerah mulai merencanakan pembangunan sekolah tambahan guna mengakomodasi jumlah peserta didik yang terus bertambah. Menurutnya, minimal dua sekolah baru harus dibangun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

“Saya masih berharap dalam lima tahun ke depan ada tambahan satu sampai dua sekolah untuk wilayah Tarakan Timur. Ini terutama untuk kawasan yang mengakses dari Amal Lama sampai Binalatung, Mamburungan, dan Tanjung Pasir. Saat ini hanya ada satu SMA dan dua SMP di wilayah tersebut, sehingga banyak anak usia sekolah yang mengalami kesulitan mengakses pendidikan,” ujar Supaad, Kamis (6/2/2025).

 

Kebutuhan Mendesak Akan Sekolah Baru

Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, menurut Supaad, harus segera melakukan pendataan jumlah anak yang masuk dalam kategori wajib belajar, khususnya di Tarakan Timur. Dengan adanya pemetaan yang jelas, pemerintah dapat menentukan lokasi yang paling strategis untuk pembangunan sekolah baru.

“Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga negara. Pemerintah harus hadir dalam menyediakan layanan pendidikan yang merata. Jika anak-anak kesulitan mengakses sekolah karena jarak yang jauh, maka ini menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan belum sepenuhnya tercapai,” tambahnya.

Saat ini, ada sekolah filial di Tanjung Pasir yang diharapkan bisa menjadi solusi sementara, tetapi Supaad menilai bahwa sekolah tersebut belum mampu memberikan layanan pendidikan yang maksimal. Oleh karena itu, sebagai wakil rakyat, ia akan mendorong agar dalam lima tahun ke depan setidaknya ada dua sekolah tambahan yang dibangun.

“Kami mengusulkan satu sekolah untuk wilayah Mamburungan dan Tanjung Pasir, serta satu lagi di Binalatung. Ini akan sangat membantu dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di sana,” tegasnya.

 

Dampak Minimnya Sekolah bagi Masyarakat

Minimnya jumlah sekolah di Tarakan Timur berdampak langsung pada masyarakat. Salah seorang warga Mamburungan, Ahmad, mengungkapkan bahwa banyak orang tua yang harus menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang cukup jauh dari rumah. Hal ini menyebabkan anak-anak harus menempuh perjalanan yang lebih lama, baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

“Anak saya harus berangkat lebih pagi karena sekolahnya jauh dari rumah. Kalau tidak diantar, dia harus naik angkutan umum yang tidak selalu tersedia setiap saat,” ungkap Ahmad.

Tidak hanya itu, keterbatasan sekolah juga berdampak pada daya tampung. Dengan hanya satu SMA Negeri yang tersedia, banyak siswa yang akhirnya tidak mendapatkan tempat dan harus mencari alternatif lain, termasuk sekolah swasta yang biayanya lebih tinggi.

“Tidak semua orang tua mampu menyekolahkan anak mereka di sekolah swasta. Ini menjadi masalah besar, karena pada akhirnya banyak anak yang putus sekolah karena faktor biaya,” kata Fitri, seorang ibu rumah tangga yang juga tinggal di wilayah tersebut.

 

Pentingnya Investasi di Bidang Pendidikan

Pakar pendidikan dari Universitas Borneo Tarakan, Dr. Rizal Mahendra, menilai bahwa investasi dalam pembangunan sekolah bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang masa depan generasi muda. Jika anak-anak tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak, maka akan sulit bagi mereka untuk bersaing di dunia kerja di masa depan.

“Kita berbicara tentang investasi jangka panjang. Jika kita ingin membangun sumber daya manusia yang unggul, maka pendidikan harus menjadi prioritas utama. Pemerintah harus serius dalam mengalokasikan anggaran dan merancang kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan,” jelas Dr. Rizal.

Selain itu, ia juga menyoroti bahwa pembangunan sekolah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas tenaga pengajar dan fasilitas pendukung lainnya, seperti perpustakaan, laboratorium, serta akses internet yang memadai.

“Sekolah bukan hanya soal bangunan fisik. Kita juga harus memastikan bahwa guru-gurunya berkualitas dan fasilitasnya mendukung proses pembelajaran yang baik,” tambahnya.

 

Dukungan dari Pemerintah Daerah

Wali Kota Tarakan, Andi Haris, dalam keterangannya menyatakan bahwa pihaknya telah menerima aspirasi dari DPRD dan masyarakat terkait kebutuhan sekolah di Tarakan Timur. Pemerintah Kota berjanji akan memasukkan rencana pembangunan sekolah dalam program prioritas pembangunan daerah.

“Kami akan melakukan kajian mendalam dan memastikan bahwa pembangunan sekolah ini masuk dalam rencana strategis pembangunan Kota Tarakan. Pendidikan adalah sektor yang sangat penting, dan kami akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan ini,” kata Andi Haris.

Menurutnya, salah satu kendala utama dalam pembangunan sekolah adalah ketersediaan lahan. Namun, Pemkot Tarakan berencana untuk menggandeng berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi dan sektor swasta, guna mencari solusi terbaik.

“Kami juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kaltara untuk mendapatkan dukungan anggaran dalam merealisasikan pembangunan ini. Jika memungkinkan, kami juga akan menjalin kerja sama dengan investor atau lembaga pendidikan swasta untuk mempercepat pembangunan sekolah,” jelasnya.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pendidikan di Tarakan Timur, sudah sepatutnya pemerintah segera mengambil langkah konkret dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai.

Dorongan dari DPRD Kaltara menjadi sinyal kuat bagi pemerintah daerah agar lebih serius dalam menangani permasalahan ini. Harapan masyarakat adalah agar dalam lima tahun ke depan, setidaknya dua sekolah baru dapat berdiri dan memberikan manfaat bagi generasi muda di Tarakan Timur.

Seperti yang dikatakan Supaad Hadianto, “Pendidikan bukan hanya tentang sekolah, tetapi tentang masa depan anak-anak kita. Jika kita ingin melihat mereka sukses, maka kita harus memberikan mereka kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.”

Next Post Previous Post