Banjir di Kalimantan Tengah Kian Meluas: Pulang Pisau Terendam, Warga Diminta Waspada
Ilustrasi |
Pulang Pisau, Kalimantan Tengah – Musibah banjir yang
melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah terus bertambah. Setelah
sebelumnya melumpuhkan aktivitas di Kabupaten Barito Selatan, Kapuas, dan
Katingan, kini giliran Kabupaten Pulang Pisau yang terdampak. Dalam laporan
terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK)
Kalimantan Tengah, tiga desa di Kecamatan Sebangau Kuala, yakni Sei Hambawang,
Panduran Mulya, dan Sebangau Jaya, terendam banjir akibat curah hujan tinggi
serta luapan air dari Laut Jawa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pulang Pisau, Osa Maliki, menyatakan bahwa hujan deras yang mengguyur dalam sepekan terakhir berkontribusi terhadap naiknya permukaan air Sungai Kahayan, yang bermuara di Laut Jawa. Ditambah lagi, Pulang Pisau merupakan daerah dataran rendah, sehingga sangat rentan terhadap genangan air.
"Pulang Pisau ini berada di dataran rendah. Air dari Palangka Raya dan Katingan mengalir ke wilayah ini sebelum akhirnya menuju Laut Jawa. Curah hujan yang tinggi di pesisir menyebabkan air sulit surut," jelas Osa Maliki, Selasa (4/2/2025).
Tinggi Air Bervariasi, Sebagian Rumah Hampir Terendam
Pantauan BPBD menunjukkan bahwa tinggi banjir di tiga desa tersebut bervariasi, mulai dari 5 cm hingga 56 cm. Air merendam sebagian besar fondasi rumah warga dan mengancam aktivitas harian mereka. Tercatat sebanyak 908 kepala keluarga terdampak, termasuk 79 kelompok rentan yang terdiri dari lansia, bayi, balita, serta penyandang disabilitas.
"Kami terus memonitor perkembangan situasi ini. Saat ini, meski banjir mulai surut, masih ada kemungkinan air naik lagi jika curah hujan tinggi di bagian hulu," tambahnya.
Selain menghambat aktivitas warga, banjir juga berpotensi menimbulkan ancaman lain, seperti meningkatnya kemunculan hewan berbahaya. Beberapa warga telah melaporkan adanya ular yang memasuki pemukiman, dan peringatan resmi telah dikeluarkan terkait potensi kemunculan buaya.
Warga Dihimbau Waspada terhadap Hewan Buas dan Arus Listrik
BPBD mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas di bantaran sungai serta meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya listrik. "Kami mengimbau masyarakat agar tidak nekat bermain air di sungai atau daerah yang masih tergenang, karena di Kecamatan Sebangau Kuala terdapat habitat alami buaya dan ular," ujar Osa Maliki.
Salah seorang warga Desa Sei Hambawang, Budi Rahmat (42), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap situasi ini. "Kami tidak hanya khawatir soal rumah yang terendam, tapi juga dengan buaya. Beberapa kali sudah terlihat di sekitar sungai. Ini membuat kami takut keluar rumah saat malam," ujarnya.
Dampak Sosial dan Ekonomi: Transportasi Terhambat, Sektor Pertanian Rugi
Banjir di Pulang Pisau juga berdampak pada sektor ekonomi dan transportasi. Jalan-jalan utama yang menghubungkan desa-desa terdampak mengalami gangguan, menyebabkan distribusi logistik dan kebutuhan pokok melambat. Sejumlah lahan pertanian yang tengah memasuki masa panen pun ikut terendam, berpotensi menyebabkan kerugian bagi petani.
Salah satu petani, Siti Aminah (50), mengungkapkan kekhawatirannya. "Tanaman padi kami terendam. Kalau banjirnya lama, bisa gagal panen. Ini sangat memukul kami karena musim panen seharusnya tinggal sebentar lagi," katanya.
Para pedagang di pasar desa juga mengeluhkan menurunnya jumlah pembeli akibat banjir. Beberapa barang dagangan yang tersimpan di gudang mengalami kerusakan akibat genangan air.
Upaya Pemerintah: Bantuan Darurat Mulai Disalurkan
Merespons bencana ini, BPBD bersama pemerintah daerah telah mulai menyalurkan bantuan darurat bagi warga terdampak. Bantuan berupa logistik makanan, air bersih, serta perlengkapan medis telah dikirim ke lokasi banjir.
"Kami sudah menyiapkan posko darurat dan dapur umum untuk warga yang membutuhkan bantuan," kata Kepala BPBD Pulang Pisau.
Selain itu, tim medis dikerahkan untuk mengantisipasi penyakit yang sering muncul pascabanjir, seperti diare dan infeksi kulit. Warga yang terdampak diminta untuk segera melaporkan jika mengalami gejala penyakit agar bisa segera ditangani.
Prediksi Cuaca dan Langkah Antisipasi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di wilayah Kalimantan Tengah masih akan tinggi dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, masyarakat di daerah rawan banjir diminta untuk tetap bersiap menghadapi potensi naiknya air.
BPBD juga menyarankan warga untuk menyelamatkan dokumen penting dan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi guna menghindari kerusakan.
Banjir Mulai Surut, tapi Kewaspadaan Tetap Ditingkatkan
Meski banjir di Pulang Pisau mulai menunjukkan tanda-tanda surut, warga diimbau untuk tetap siaga. Cuaca yang masih berpotensi ekstrem dapat kembali meningkatkan debit air, sehingga kesiapsiagaan harus tetap dijaga.
Masyarakat diminta untuk mengikuti arahan dari BPBD dan pihak berwenang, serta melaporkan setiap kejadian darurat agar bisa segera ditindaklanjuti. Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan akan sangat membantu dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa datang kapan saja.
"Bencana seperti ini mengingatkan kita semua untuk selalu waspada dan siap menghadapi kondisi yang tak terduga. Mari kita jaga keselamatan bersama," tutup Osa Maliki.