Waspada Bencana Hidrometeorologi di Kalimantan Timur: Ancaman Banjir, Longsor, dan Angin Kencang
Kondisi Cuaca Terkini dan Peringatan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mengeluarkan peringatan bagi warga Kalimantan Timur (Kaltim) terkait potensi bencana hidrometeorologi basah. Fenomena ini mencakup banjir, tanah longsor, dan puting beliung, yang dipicu oleh curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di sejumlah wilayah. Hingga akhir Januari, beberapa daerah masih dilanda banjir akibat curah hujan yang tinggi, termasuk Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Timur.
Menurut Kepala BMKG Stasiun Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, curah hujan yang tinggi sejak Desember lalu masih akan berlanjut hingga Januari. Sementara itu, prakiraan cuaca menunjukkan bahwa intensitas hujan akan menurun pada pertengahan Februari hingga Maret, sebelum kembali meningkat dari April hingga pertengahan Juli. Kendati demikian, kenaikan curah hujan pada April hingga pertengahan Juli diperkirakan tidak akan setinggi yang terjadi pada Desember dan Januari. Adapun musim kemarau diperkirakan mulai berlangsung pada akhir Juli hingga Agustus.
Penyebab Cuaca Ekstrem di Kaltim
Terjadinya curah hujan yang tinggi di Kalimantan Timur disebabkan oleh fenomena La Niña. La Niña adalah kondisi di mana suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal. Hal ini menyebabkan berkurangnya potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik, tetapi meningkatkan curah hujan di wilayah lain, termasuk Indonesia.
Meskipun pada Februari hingga Maret curah hujan diperkirakan menurun, Kukuh menegaskan bahwa potensi hujan ekstrem masih tetap ada. Oleh karena itu, warga diimbau untuk tetap waspada, terutama jika hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi terjadi bersamaan dengan pasang air laut (rob). Kombinasi ini dapat meningkatkan risiko banjir di sejumlah kawasan.
Prakiraan Cuaca dan Potensi Bencana pada Akhir Januari
Berdasarkan analisis BMKG, hujan lebat yang disertai angin kencang diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Timur pada 30-31 Januari. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai bencana seperti banjir, meluapnya sungai, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Pada 30 Januari, sejumlah kecamatan diperkirakan akan mengalami hujan lebat dan angin kencang, termasuk Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, Linggang Bigung, Long Iram, Mook Manar Bulatn, Nyuatan, Tering, Kembang Janggut, Kota Bangun, Samboja, Tabang, Long Apari, Long Pahangai, Batu Engau, Kuaro, Muara Samu, Paser Belengkong, Tanah Grogot, dan Sepaku.
Sementara itu, pada 31 Januari, kondisi serupa diprediksi akan terjadi di Kecamatan Bentian Best, Damai, Linggang Bigung, Long Iram, Melak, Mook Manar Bulatn, Muara Lawa, Nyuatan, Sekolaq Darat, Tering, Kembang Janggut, dan Long Hubung.
Dampak dan Upaya Mitigasi
Bencana hidrometeorologi basah yang terjadi akibat curah hujan tinggi dapat membawa dampak signifikan bagi masyarakat. Banjir yang terus berlanjut dapat merendam rumah-rumah penduduk, merusak fasilitas umum, serta menghambat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga. Selain itu, tanah longsor yang terjadi di daerah perbukitan dan lereng curam juga berpotensi menimbulkan korban jiwa dan merusak infrastruktur.
Untuk mengurangi dampak bencana, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah mitigasi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan meliputi:
- Memantau Prakiraan Cuaca: Warga diharapkan terus mengikuti informasi terbaru dari BMKG terkait prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem.
- Menjaga Saluran Air: Pembersihan saluran drainase dan sungai dari sampah serta endapan lumpur dapat membantu mengurangi risiko banjir.
- Menghindari Daerah Rawan Longsor: Masyarakat yang tinggal di lereng bukit atau daerah rawan longsor disarankan untuk selalu waspada, terutama setelah hujan lebat.
- Mengamankan Barang Berharga: Jika terjadi ancaman banjir, penting untuk mengamankan barang berharga dan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi.
- Menghindari Aktivitas di Luar Ruangan saat Cuaca Buruk: Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di luar rumah ketika hujan lebat dan angin kencang terjadi guna menghindari risiko tertimpa pohon tumbang atau benda yang terbawa angin.
- Mempersiapkan Evakuasi Darurat: Warga yang berada di kawasan rawan bencana harus memiliki rencana evakuasi dan mengetahui jalur evakuasi yang aman.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Kalimantan Timur. Koordinasi antara BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta instansi terkait lainnya perlu diperkuat untuk memastikan kesiapan menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah meliputi:
- Peningkatan Infrastruktur Drainase: Pembangunan dan perbaikan sistem drainase di daerah perkotaan serta pedesaan untuk mengurangi genangan air dan risiko banjir.
- Pembuatan Bendungan dan Waduk: Pembangunan waduk atau embung untuk menampung kelebihan air hujan dan mengurangi dampak banjir.
- Edukasi dan Sosialisasi: Penyuluhan kepada masyarakat terkait tanda-tanda bencana, cara mitigasi, serta langkah-langkah penyelamatan diri jika terjadi bencana.
- Penyediaan Posko Siaga Bencana: Mendirikan posko darurat di daerah rawan bencana untuk memberikan bantuan cepat kepada masyarakat terdampak.
Masyarakat juga memiliki peran aktif dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Kepedulian terhadap lingkungan, gotong royong dalam menjaga kebersihan saluran air, serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana merupakan langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Bencana hidrometeorologi basah di Kalimantan Timur merupakan ancaman nyata yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Dengan masih berlangsungnya musim hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan peringatan dini agar masyarakat dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat. Dengan adanya kesiapsiagaan dari pemerintah, masyarakat, serta koordinasi antarinstansi terkait, diharapkan dampak dari bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan, sehingga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan merupakan kunci utama dalam mengurangi risiko bencana. Oleh karena itu, mari bersama-sama meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan, serta tetap siaga menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan cuaca ekstrem.