Target Rampung: 47 Tower Hunian ASN di Ibu Kota Nusantara pada 2025
Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen serius dalam
mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat pemerintahan baru yang modern
dan berkelanjutan. Salah satu agenda strategis dalam proses pemindahan ini
adalah pembangunan 47 tower rumah susun (rusun) yang dirancang untuk menjadi
hunian bagi aparatur sipil negara (ASN). Proyek ambisius ini dipastikan selesai
pada tahun 2025, sesuai dengan pernyataan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU)
Diana Kusumastuti.
Dalam sebuah wawancara di Jakarta, Diana mengungkapkan bahwa pembangunan tower ASN yang terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, telah mencapai kemajuan signifikan. Hingga saat ini, 27 tower telah selesai dibangun. “Seharusnya nanti tahun ini 47 unit sudah ada, insya Allah,” ungkap Diana optimistis. Dengan demikian, proses pemindahan ASN ke IKN akan berjalan sesuai rencana.
Progres dan Target Penyelesaian
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk menyediakan hunian, tetapi juga memastikan infrastruktur pendukung seperti jaringan listrik, akses air bersih, dan fasilitas umum lainnya telah siap digunakan. Diana menyampaikan bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan kerja dan tempat tinggal yang layak bagi ASN yang akan bertugas di IKN.
“Kami percaya bahwa pembangunan ini akan selesai pada waktunya. Target 2025 adalah sesuatu yang realistis jika melihat progres yang ada saat ini. Kami telah memastikan setiap langkah dilakukan dengan efisien dan tepat waktu,” jelasnya.
Optimisme Diana juga didukung oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono. Dalam kunjungannya ke Sepaku, ia memastikan bahwa sarana prasarana bagi ASN sudah hampir sepenuhnya siap digunakan. “Kami telah mempersiapkan segalanya, mulai dari hunian, kantor, hingga kebutuhan dasar seperti listrik dan air bersih. Semua siap mendukung kehidupan ASN di Kota Nusantara,” ujar Basuki.
Fasilitas Pendukung yang Telah Disiapkan
Untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan produktif, OIKN telah melengkapi kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) dengan berbagai fasilitas. Selain hunian ASN, terdapat kantor-kantor pemerintahan, kompleks pertokoan, dan area hijau yang dirancang sesuai dengan prinsip keberlanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa ketika ASN pindah ke Kota Nusantara, mereka tidak hanya mendapatkan tempat tinggal, tetapi juga fasilitas penunjang kehidupan sehari-hari. Ini mencakup akses ke pendidikan, layanan kesehatan, serta sarana transportasi yang memadai,” lanjut Basuki.
Kebutuhan dasar seperti listrik dan air bersih juga menjadi perhatian utama. Infrastruktur ini telah dibangun dengan teknologi modern untuk menjamin keandalan dan keberlanjutan. “Tidak hanya ASN yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga masyarakat sekitar yang akan mendapatkan akses lebih baik ke layanan dasar,” imbuhnya.
Meski infrastruktur hampir rampung, langkah berikutnya adalah menunggu arahan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) terkait mekanisme pemindahan ASN.
“Kami tinggal menunggu arahan lebih lanjut. Dari sisi infrastruktur, kami sudah siap. Kini, proses administratif dan logistik yang menjadi prioritas,” kata Basuki. Ia menambahkan bahwa perpindahan ASN ini akan menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan pembangunan Kota Nusantara.
Pembangunan kawasan KIPP tidak hanya berfokus pada sektor eksekutif. Infrastruktur untuk sektor legislatif dan yudikatif, termasuk kantor dan hunian pejabat tinggi, juga tengah direncanakan. Pembangunan sektor ini ditargetkan selesai pada tahun 2028, sejalan dengan visi jangka panjang Kota Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang terpadu.
Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama dalam pembangunan IKN adalah bagaimana meningkatkan investasi untuk mendukung percepatan pembangunan. Kota Nusantara diharapkan menjadi magnet baru bagi investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Perencanaan pembangunan dibarengi dengan strategi peningkatan investasi. Kami ingin menjadikan Kota Nusantara sebagai pusat ekonomi baru yang modern dan kompetitif,” ujar Basuki. Beberapa sektor yang menjadi fokus investasi meliputi teknologi, infrastruktur, energi terbarukan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa proyek sebesar ini juga menghadapi tantangan. Dari segi teknis, kondisi geografis Kalimantan Timur memerlukan solusi inovatif untuk memastikan kelancaran pembangunan. Selain itu, aspek sosial, seperti adaptasi masyarakat lokal dan penerimaan terhadap proyek ini, juga menjadi perhatian penting.
“Kami sadar bahwa membangun sebuah kota dari nol bukanlah tugas yang mudah. Tetapi dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, investor, dan masyarakat, kami yakin tantangan ini bisa diatasi,” ungkap Diana.
Kota Nusantara dirancang tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol transformasi Indonesia menuju negara maju. Dengan konsep kota pintar (smart city), Nusantara diharapkan menjadi contoh bagaimana teknologi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan.
“Kota ini bukan hanya tentang bangunan fisik. Ini adalah tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, kreativitas, dan kesejahteraan masyarakat,” kata Basuki. Infrastruktur digital, energi hijau, dan tata kota berbasis keberlanjutan menjadi pilar utama pembangunan Kota Nusantara.
Pembangunan 47 tower hunian ASN di IKN adalah salah satu
langkah awal menuju visi besar Kota Nusantara. Dengan target penyelesaian pada
tahun 2025, proyek ini menjadi simbol keseriusan pemerintah dalam memindahkan
pusat pemerintahan ke lokasi baru yang lebih strategis.
Meski menghadapi berbagai tantangan, optimisme tetap tinggi. Dengan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, Kota Nusantara diharapkan dapat menjadi model pembangunan kota masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Sebagaimana dikatakan Diana dan Basuki, Kota Nusantara bukan hanya pusat pemerintahan baru, tetapi juga cerminan semangat dan cita-cita besar bangsa Indonesia.