Ribuan Warga Terimbas Banjir di Landak Kalimantan Barat, Posko dan Dapur Umum Jadi Tulang Punggung Penanganan
Ilustrasi : img |
Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, masih
terendam banjir dengan kedalaman air yang mencapai lebih dari satu meter.
Hingga Jumat (24/1/2025), kondisi ini belum menunjukkan tanda-tanda membaik
setelah hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (21/1/2025). Situasi semakin
diperburuk oleh pendangkalan di beberapa sungai, yang mengakibatkan air meluap
ke pemukiman warga.
Daniel, Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat, menyatakan bahwa delapan kecamatan di Kabupaten Landak terdampak langsung oleh bencana ini. “Hingga saat ini, ada delapan kecamatan yang terimbas banjir di Kabupaten Landak. Kondisi di beberapa lokasi sangat memprihatinkan,” ujar Daniel kepada awak media pada Jumat siang.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, bencana ini telah memaksa 2.295 kepala keluarga, atau setara dengan 8.845 jiwa, untuk meninggalkan rumah mereka. Warga kini berlindung di tempat pengungsian yang tersebar di berbagai titik, termasuk posko utama yang didirikan di Kompleks Paroki Gereja Katolik Desa Darit. Selain tempat pengungsian, dapur umum juga telah didirikan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Kebutuhan Mendesak: Makanan, Pakaian, dan Obat-obatan
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, relawan, dan berbagai organisasi kemanusiaan terus bekerja keras di lapangan. Evakuasi warga dari daerah-daerah yang terendam dilakukan menggunakan perahu karet dan peralatan penyelamatan lainnya. Di posko-posko pengungsian, para pengungsi menerima bantuan berupa makanan siap saji, pakaian, dan selimut. Namun, kebutuhan dasar seperti obat-obatan, makanan bergizi, dan pakaian bersih masih sangat diperlukan.
Daniel menekankan pentingnya bantuan dari berbagai pihak untuk mendukung kebutuhan warga yang terdampak. “Kami sangat membutuhkan dukungan, terutama dalam penyediaan makanan, pakaian, dan obat-obatan bagi para pengungsi. Kondisi mereka cukup sulit, dan kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik,” ungkapnya.
Curah Hujan Tinggi dan Luapan Sungai Jadi Pemicu Utama
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak, I Made Junetra, turut memberikan penjelasan mengenai situasi di Kabupaten Landak. Menurutnya, curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan sungai-sungai di kawasan tersebut meluap. “Peningkatan curah hujan yang signifikan menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir kali ini. Pendangkalan sungai turut memperparah situasi,” jelas Junetra.
Ia juga mengungkapkan bahwa penanganan banjir membutuhkan kerja sama lintas sektor, mengingat dampak yang begitu luas. “Kami menghadapi situasi yang serius. Koordinasi antara instansi terkait sangat penting untuk memastikan semua korban mendapatkan bantuan dengan cepat dan tepat,” tambahnya.
Dampak Luas di Delapan Kecamatan
Dari delapan kecamatan yang terdampak, Menyuke menjadi salah satu wilayah yang mengalami banjir paling parah. Di beberapa titik, ketinggian air bahkan mencapai lebih dari 1,5 meter, memaksa warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, dan fasilitas umum lainnya juga terkena dampak, sehingga memperlambat distribusi bantuan.
“Akses menuju beberapa desa masih terputus karena banjir yang merendam jalan utama. Hal ini menjadi tantangan besar dalam upaya distribusi logistik dan evakuasi warga,” kata seorang relawan yang terlibat dalam penanganan bencana.
Selain rumah-rumah warga, fasilitas pendidikan dan tempat ibadah juga terendam air. Aktivitas sekolah terpaksa dihentikan sementara, dan sebagian besar kegiatan masyarakat lumpuh total. Sebagai langkah antisipasi, BPBD terus memantau kondisi di lapangan untuk memastikan tidak ada warga yang terjebak di rumah mereka.
Peran Posko Utama di Desa Darit
Posko utama di Kompleks Paroki Gereja Katolik Desa Darit menjadi pusat koordinasi penanganan bencana banjir. Di tempat ini, tim relawan dan petugas bergiliran memberikan pelayanan kepada para pengungsi. “Kami mendirikan dapur umum di posko utama untuk memastikan para pengungsi mendapatkan makanan yang cukup. Selain itu, kami juga menyediakan layanan kesehatan bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir,” terang Daniel.
Dapur umum yang didirikan mampu menghasilkan ratusan porsi makanan setiap harinya. Para relawan bekerja tanpa lelah, memasak dan mendistribusikan makanan ke posko-posko lainnya. Di sisi lain, tim medis memberikan pelayanan kesehatan, seperti pengobatan luka ringan, pengobatan penyakit kulit, hingga pemeriksaan kesehatan bagi lansia dan anak-anak.
Solidaritas Warga dan Bantuan dari Berbagai Pihak
Meski menghadapi tantangan besar, solidaritas warga setempat menjadi salah satu kekuatan utama dalam penanganan bencana ini. Banyak warga yang tidak terdampak langsung oleh banjir turut membantu, baik dengan memberikan donasi berupa bahan makanan maupun menjadi relawan di posko-posko pengungsian.
Selain itu, bantuan juga mengalir dari pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, dan sektor swasta. Berbagai donasi, seperti paket makanan, obat-obatan, dan pakaian, terus berdatangan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. “Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Bantuan ini sangat berarti bagi para pengungsi yang tengah menghadapi masa-masa sulit,” ujar Daniel.
Banjir di Kabupaten Landak menjadi pengingat akan pentingnya langkah-langkah mitigasi bencana di masa depan. Pendangkalan sungai yang menjadi salah satu penyebab utama banjir kali ini perlu segera diatasi melalui program pengerukan dan normalisasi sungai. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan juga perlu diprioritaskan untuk mengurangi risiko banjir.
“Kami berharap ada langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait untuk mencegah banjir serupa di masa depan. Pengerukan sungai, pembuatan drainase yang baik, dan penghijauan di sekitar daerah aliran sungai adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan,” kata Junetra.
Di tengah situasi yang sulit, semangat kebersamaan dan solidaritas masyarakat Kabupaten Landak menjadi harapan untuk pulih dari bencana ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan langkah-langkah strategis untuk mencegah banjir di masa depan, diharapkan masyarakat dapat bangkit dan kembali menjalani kehidupan dengan normal.
Sebagai penutup, bencana ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan memiliki dampak langsung terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana harus terus dilakukan. Dengan begitu, risiko bencana seperti banjir dapat diminimalkan, dan kehidupan yang lebih aman dan sejahtera dapat terwujud bagi masyarakat Kabupaten Landak.