Revolusi Transportasi Cerdas di Ibu Kota Nusantara: Langkah Tanpa Beban APBN
Dalam upaya membangun masa depan transportasi berkelanjutan,
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) di Kalimantan Timur telah menggelar
serangkaian uji coba atau Proof of Concept (PoC) moda transportasi cerdas. Hal
yang menarik perhatian adalah komitmen OIKN untuk tidak menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam proses ini. Direktur Pengembangan
Ekosistem Digital OIKN, Tonny Agus Setiono, menegaskan bahwa seluruh biaya uji
coba ditanggung oleh mitra-mitra kerja sama yang terlibat, membantah tuduhan
adanya pemborosan dana publik.
"Tidak ada satu rupiah pun dari APBN yang digunakan untuk membiayai PoC ini. Semua biaya ditanggung oleh pihak pelaksana," ujar Tonny dalam wawancara eksklusif pada Minggu (5/1/2025).
Langkah ini mencerminkan semangat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk menghadirkan solusi transportasi cerdas di IKN tanpa membebani anggaran negara. Berikut adalah rincian proyek-proyek PoC yang menjadi bagian dari inisiatif transformasi transportasi hijau dan digital di IKN.
Proyek Integrated Command and Control Center (ICCC)
Proyek ICCC bertujuan untuk menghadirkan sistem pusat kendali terpadu yang mampu mengelola mobilitas kota secara cerdas. Saat ini, PoC ICCC telah memasuki Tahap II, didukung oleh hibah senilai USD 7,6 juta (setara Rp 119,3 miliar) dari United States Trade and Development Agency (USTDA). Dana ini digunakan untuk membangun pusat kendali di Gedung Kementerian Koordinator Polhukam 3 IKN.
Tahap I PoC ICCC sebelumnya dilaksanakan di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) Tahap I. Dalam proyek ini, USTDA menggandeng tujuh raksasa teknologi asal Amerika Serikat, termasuk Amazon Web Services, Autodesk, Cisco, Esri, IBM, Honeywell, dan Motorola. Kolaborasi ini mencerminkan kepercayaan global terhadap visi pengembangan IKN sebagai kota cerdas.
Platform Mobilitas Cerdas oleh Sergek Projects Ltd
PoC platform mobilitas cerdas dibiayai sepenuhnya oleh Sergek Projects Ltd, perusahaan asal Kazakhstan. Pada Maret 2024, perusahaan ini menginvestasikan USD 560.000 (setara Rp 9 miliar) untuk membangun ekosistem transportasi berbasis aplikasi di Balikpapan. Proyek ini mencakup pemasangan lima kamera CCTV di lokasi-lokasi strategis yang sebelumnya belum terjangkau oleh Dinas Perhubungan Balikpapan.
Hasil uji coba menunjukkan kesuksesan dalam mengintegrasikan platform lalu lintas berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan visi strategis OIKN. Tim ahli teknis dari ITS Indonesia melakukan proses Verifikasi, Validasi, dan Evaluasi (VV&E) yang menyimpulkan bahwa platform ini memenuhi kriteria dan standar internasional.
Sky Taxi: Langkah Menuju Mobilitas Udara Cerdas
Proyek taksi terbang atau sky taxi merupakan hasil kerja sama antara OIKN, Hyundai Motors Company (HMC), dan Korea Aerospace Research Institute (KARI). Uji coba penerbangan pertama dilakukan di wilayah udara Bandara Aji Pangeran Temenggung (APT) Pranoto, Samarinda, pada Juli 2024. Taksi terbang ini dirancang sebagai bagian dari Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) untuk mempermudah mobilitas di kawasan IKN.
Proyek ini dilaksanakan dalam tiga tahap:
- Tahap I (2024-2025): Pelaksanaan PoC dan studi kebijakan.
- Tahap II (2026-2028): Pembangunan pusat riset dan pengembangan (R&D) untuk UAM-AAM.
- Tahap III (2029): Komersialisasi taksi terbang sebagai solusi mobilitas udara cerdas.
HMC juga menggandeng PT Dirgantara Indonesia untuk transfer
teknologi, memperkuat kolaborasi antara sektor swasta internasional dan
perusahaan lokal.
Trem Otonom Terpadu (TOT) oleh CRRC Qingdao Sifang
PoC trem otonom terpadu (TOT) menjadi salah satu sorotan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Trem buatan CRRC Qingdao Sifang ini diuji coba sejak Agustus 2024 dan sempat menjadi daya tarik utama warga pada perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia.
Namun, pengujian sistem otonom trem ini menghadapi beberapa kendala. Berikut adalah tiga catatan utama dari hasil evaluasi tim penilai:
- Kegagalan Sistem Kendali Otonom: Pengemudi masih harus mengambil alih kendali dalam situasi darurat, menunjukkan bahwa keandalan sistem belum maksimal.
- Performa yang Belum Teruji: Tidak terdapat rencana kecepatan dan pengereman yang terprogram untuk rute tertentu, sehingga memerlukan pengaturan ulang di lapangan.
- Kelemahan Sistem Pengereman Otonom: Trem belum mampu mendeteksi dan merespons keberadaan penghalang di jalur secara otomatis.
- Meskipun demikian, proyek ini memberikan pelajaran berharga dalam mengembangkan teknologi transportasi otonom yang lebih adaptif dan andal di masa depan.
Keberhasilan sejumlah proyek PoC di IKN menunjukkan potensi besar kolaborasi internasional dalam membangun ekosistem transportasi cerdas. Dengan dukungan mitra-mitra global seperti USTDA, Hyundai, dan Sergek, OIKN mampu melangkah lebih jauh dalam mewujudkan visi transformasi hijau dan digital.
Langkah OIKN untuk tidak menggunakan APBN dalam uji coba ini menjadi bukti bahwa inovasi bisa dicapai tanpa membebani anggaran negara. Selain itu, proyek-proyek ini juga membuka peluang transfer teknologi dan investasi yang lebih luas, menjadikan IKN sebagai model pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Dari Integrated Command and Control Center hingga taksi terbang, IKN menunjukkan bahwa masa depan transportasi cerdas bukanlah sekadar impian. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, proyek-proyek ini akan menjadi fondasi bagi transformasi Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pertumbuhan baru di Indonesia.