Meningkatkan Partisipasi Pendidikan Tinggi di Kalimantan Barat: Inspirasi dari Model Jepang

  

Kalimantan Barat menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi. Hingga saat ini, APK pendidikan tinggi di provinsi tersebut baru mencapai 27 persen. Dengan target ambisius sebesar 45 persen pada tahun 2030, banyak pihak menilai bahwa upaya sistematis dan kolaboratif diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Kepemimpinan Ria Norsan dan Krisantus di pemerintahan baru Kalimantan Barat memikul tanggung jawab besar dalam membawa perubahan signifikan bagi sektor pendidikan di daerah ini.

Sebagai langkah strategis, pendekatan unik yang mencontoh keberhasilan Jepang dalam memulihkan pendidikan pasca Perang Asia Timur Raya menjadi sorotan. Model yang diterapkan Jepang, di mana anak-anak terlantar dijadikan "anak negara" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, dapat menjadi inspirasi yang relevan untuk diterapkan di Kalimantan Barat. Pengamat politik dan akademisi Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr. Erdi Abidin, menilai bahwa konsep ini berpotensi besar memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan APK pendidikan tinggi secara signifikan di wilayah tersebut.

 

Realitas Pendidikan di Kalimantan Barat

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tantangan besar dalam sektor pendidikan. Tingkat APK perguruan tinggi yang rendah mencerminkan masih minimnya akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Hal ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memengaruhi potensi ekonomi daerah. Dengan angka 27 persen, Kalimantan Barat tertinggal dibandingkan provinsi lain yang sudah mencapai APK lebih tinggi.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pendidikan tinggi di Kalimantan Barat antara lain:

 

  • Keterbatasan Ekonomi: Banyak keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan tinggi anak-anak mereka.
  • Akses Geografis: Sebagai provinsi yang luas dengan infrastruktur yang belum merata, akses ke institusi pendidikan tinggi menjadi tantangan bagi masyarakat pedesaan.
  • Kesadaran dan Prioritas: Rendahnya pemahaman akan pentingnya pendidikan tinggi dalam meningkatkan taraf hidup juga menjadi hambatan.
  • Dalam konteks ini, strategi inovatif dan terukur diperlukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Model Jepang dapat menjadi salah satu pendekatan yang relevan untuk dicoba.

 

Inspirasi dari Jepang: Pendidikan sebagai Kunci Kebangkitan Bangsa

Jepang adalah salah satu negara yang berhasil memulihkan diri dari kehancuran akibat perang. Salah satu kunci keberhasilannya adalah fokus pada pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan. Setelah Perang Asia Timur Raya, pemerintah Jepang menerapkan strategi yang unik: menjadikan anak-anak terlantar sebagai "anak negara". Anak-anak ini diberikan akses penuh ke pendidikan hingga tingkat tinggi, dengan status mereka sebagai tanggung jawab negara.

Adopsi oleh Negara: Anak-anak dari keluarga tidak mampu diadopsi oleh negara sebagai "anak negara" dengan tanggung jawab penuh terhadap pendidikan mereka.

  • Pendidikan Berbasis Meritokrasi: Negara memastikan bahwa anak-anak ini mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa diskriminasi, sehingga mereka dapat berkembang sesuai potensi masing-masing.
  • Pengembalian kepada Masyarakat: Setelah menyelesaikan pendidikan, anak-anak ini dikembalikan kepada masyarakat dengan status baru sebagai individu berpendidikan dan mandiri secara ekonomi.

Pendekatan ini tidak hanya berhasil meningkatkan tingkat pendidikan, tetapi juga memutus rantai kemiskinan di Jepang dalam waktu relatif singkat, yaitu sekitar 20 tahun.

Untuk mengadaptasi model Jepang ke Kalimantan Barat, diperlukan penyesuaian yang sesuai dengan kondisi lokal. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Program "Anak Negeri": Pemerintah Kalimantan Barat dapat meluncurkan program khusus untuk mengidentifikasi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan memberikan mereka status "anak negeri". Program ini mencakup pemberian beasiswa penuh, termasuk biaya hidup dan akomodasi.
  • Kemitraan dengan Institusi Pendidikan: Pemerintah dapat bekerja sama dengan universitas dan perguruan tinggi di dalam maupun luar Kalimantan Barat untuk menyediakan kuota khusus bagi "anak negeri".
  • Peningkatan Infrastruktur Pendidikan: Untuk mengatasi hambatan geografis, perlu ada pembangunan kampus satelit atau penyediaan fasilitas pendidikan jarak jauh berbasis teknologi.
  • Pendekatan Berbasis Komunitas: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan tinggi melalui kampanye dan pelibatan tokoh masyarakat serta organisasi keagamaan.
  • Monitoring dan Evaluasi: Program ini harus dilengkapi dengan sistem pemantauan yang transparan untuk memastikan keberhasilannya.

Jika strategi ini berhasil diimplementasikan, Kalimantan Barat dapat meraih berbagai manfaat jangka panjang, antara lain:
  • Peningkatan Kualitas SDM: Dengan lebih banyak individu yang menyelesaikan pendidikan tinggi, kualitas tenaga kerja di Kalimantan Barat akan meningkat.
  • Pertumbuhan Ekonomi: Pendidikan tinggi membuka peluang kerja yang lebih baik, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
  • Pengurangan Kemiskinan: Pendidikan yang lebih baik berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan di masyarakat.
  • Peningkatan Daya Saing Daerah: Kalimantan Barat dapat menjadi provinsi yang lebih kompetitif dalam menarik investasi dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru.

Kepemimpinan Ria Norsan dan Krisantus diharapkan mampu membawa perubahan nyata bagi sektor pendidikan di Kalimantan Barat. Mengadopsi model Jepang sebagai salah satu strategi merupakan langkah berani yang dapat memberikan dampak signifikan. Sebagaimana disampaikan Dr. Erdi Abidin, keberhasilan Jepang menjadi bukti bahwa perubahan besar dimulai dari komitmen kuat terhadap pendidikan.

Pemerintah perlu memastikan bahwa upaya ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi juga terealisasi dalam bentuk kebijakan konkret. Dengan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat, target APK perguruan tinggi sebesar 45 persen pada tahun 2030 bukanlah hal yang mustahil.

Meningkatkan APK pendidikan tinggi di Kalimantan Barat adalah tugas besar yang membutuhkan komitmen, inovasi, dan kerja sama dari semua pihak. Dengan belajar dari pengalaman Jepang, Kalimantan Barat memiliki peluang untuk menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakatnya. Kepemimpinan yang visioner dan kebijakan yang terarah akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut. Dengan langkah yang tepat, Kalimantan Barat dapat menjadi contoh keberhasilan pendidikan di Indonesia, sekaligus membuktikan bahwa pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan.

Next Post Previous Post