Menghubungkan Nusantara: Solusi Immersed Tunnel untuk Jalan Tol di IKN
Studi kelayakan untuk terowongan bawah laut atau dikenal
sebagai “immersed tunnel” di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, telah
selesai. Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, mengumumkan hal ini dalam
konferensi pers di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) di Jakarta. Basuki menyebut bahwa desain untuk proyek ini baru akan
dimulai tahun depan, sementara pengerjaan fisiknya diperkirakan memakan waktu
sekitar dua tahun setelah desain rampung.
“Sekarang baru selesai studi kelayakannya, nanti baru desainnya. Mungkin tahun depan baru desainnya,” ujar Basuki. “Kira-kira (butuh) dua tahun pengerjaannya,” tambahnya.
Immersed tunnel ini dirancang sebagai bagian dari Seksi 4 Jalan Tol IKN yang akan menyeberangi Teluk Balikpapan, sebuah kawasan perairan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas tetapi juga menjadi wujud nyata dari konsep forest city yang diusung IKN Nusantara.
Ketika dihadapkan pada pilihan antara membangun jembatan atau terowongan, pemerintah dengan tegas memilih immersed tunnel. Pilihan ini sejalan dengan visi IKN sebagai kota yang mengedepankan pelestarian lingkungan. Jembatan, meski lebih konvensional, memiliki potensi besar untuk mengubah morfologi kawasan Teluk Balikpapan, termasuk habitat bekantan dan flora-fauna endemik lainnya.
Immersed tunnel dianggap sebagai solusi yang lebih ramah lingkungan. Metode ini memungkinkan terowongan dibangun tanpa mengganggu ekosistem permukaan, sehingga keberlangsungan alam tetap terjaga. Contoh sukses penerapan teknologi ini dapat ditemukan di Geoje, Busan, Korea Selatan, serta proyek Fehmarnbelt di Eropa.
Immersed tunnel adalah metode konstruksi terowongan di bawah air yang melibatkan segmen beton prefabrikasi. Segmen ini kemudian ditenggelamkan ke dasar laut atau sungai dan disambungkan menjadi satu kesatuan struktur. Teknologi ini cocok digunakan di wilayah perairan yang luas, di mana pembangunan jembatan atau terowongan bor dianggap kurang optimal.
Prosesnya dimulai dengan menggali dasar laut untuk menciptakan saluran yang cukup dalam. Segmen terowongan kemudian dirakit di daratan sebelum diangkut ke lokasi. Setelah diposisikan dengan presisi, segmen-segmen ini ditenggelamkan ke saluran dan disambungkan satu per satu. Langkah terakhir adalah mengisi kembali saluran dengan material pengisi untuk melindungi struktur dari kerusakan.
Konsep forest city menjadi landasan utama dalam pembangunan IKN. Konsep ini menekankan harmoni antara pembangunan modern dan pelestarian lingkungan. Dengan immersed tunnel, pemerintah memastikan bahwa perairan Teluk Balikpapan tetap terlindungi dari dampak negatif pembangunan infrastruktur.
Teluk Balikpapan dikenal sebagai habitat bekantan, spesies primata endemik Kalimantan yang dilindungi. Selain itu, kawasan ini juga menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna unik yang berkontribusi pada keanekaragaman hayati Indonesia. Dengan menghindari pembangunan jembatan, pemerintah menunjukkan komitmen untuk menjaga ekosistem ini tetap utuh.
Dalam UU No. 3 Tahun 2022 tentang Rencana Induk IKN, prinsip dasar pengembangan kawasan ini mencakup tiga konsep utama: kota hutan (forest city), kota spons (sponge city), dan kota cerdas (smart city). Ketiga konsep ini dirancang untuk menciptakan kota yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga tangguh menghadapi tantangan masa depan.
Forest City: Konsep ini mengedepankan integrasi pembangunan dengan alam. Hutan dan ruang hijau menjadi elemen penting yang menyelimuti kawasan perkotaan, menciptakan ekosistem yang sehat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sponge City: Kota ini dirancang untuk menyerap air hujan secara maksimal, mengurangi risiko banjir, sekaligus memastikan pasokan air bersih tetap tersedia. Infrastruktur hijau seperti taman dan rawa buatan menjadi bagian integral dari desain kota.
Smart City: Teknologi mutakhir diterapkan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keberlanjutan. Mulai dari transportasi pintar hingga energi terbarukan, semua elemen kota dirancang untuk memberikan solusi cerdas terhadap masalah perkotaan.
Sebagai ibu kota baru, IKN tidak hanya menjadi simbol pemerintahan tetapi juga laboratorium masa depan bagi pembangunan berkelanjutan. Pembangunan immersed tunnel ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan mengintegrasikan teknologi modern dan prinsip keberlanjutan, pemerintah berharap dapat menciptakan kota yang mampu menghadapi tantangan urbanisasi serta dampak perubahan iklim.
Peningkatan populasi dan urbanisasi sering kali membawa dampak negatif, seperti kemacetan, polusi, dan bencana alam. Namun, dengan perencanaan yang matang, IKN bertujuan untuk meminimalkan risiko ini. Infrastruktur seperti immersed tunnel tidak hanya berfungsi sebagai penghubung tetapi juga sebagai bagian dari sistem perkotaan yang lebih besar dan berkelanjutan.
Pembangunan immersed tunnel di IKN terinspirasi dari proyek serupa di berbagai negara. Salah satu contoh terbaik adalah terowongan Geoje di Korea Selatan. Terowongan ini menghubungkan daratan utama dengan Pulau Geoje, menawarkan solusi efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan jembatan tradisional.
Di Eropa, proyek Fehmarnbelt menjadi salah satu proyek immersed tunnel terbesar di dunia. Terowongan ini menghubungkan Denmark dengan Jerman, mempersingkat waktu perjalanan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Pengalaman internasional ini memberikan wawasan berharga bagi Indonesia dalam merancang dan membangun immersed tunnel di Teluk Balikpapan. Dengan teknologi dan metode yang telah teruji, pemerintah yakin proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai standar internasional.
Keberhasilan immersed tunnel di IKN dapat membuka jalan bagi penerapan teknologi serupa di berbagai wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak kawasan perairan yang memerlukan solusi infrastruktur inovatif. Immersed tunnel dapat menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan jembatan atau terowongan bor, terutama di kawasan yang memiliki ekosistem sensitif.
Dengan dukungan teknologi, dana, dan tenaga ahli, immersed tunnel di IKN diharapkan menjadi tonggak baru dalam sejarah pembangunan infrastruktur Indonesia. Lebih dari sekadar proyek, ini adalah langkah nyata menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan harmonis.
Immersed tunnel di Teluk Balikpapan bukan hanya sebuah proyek infrastruktur, melainkan simbol dari visi besar IKN sebagai kota modern yang berwawasan lingkungan. Dengan menyelesaikan studi kelayakan, pemerintah telah mengambil langkah pertama menuju realisasi proyek ini. Tahun depan, desain akan dimulai, dan dalam waktu dua tahun, Indonesia akan memiliki immersed tunnel pertamanya.
Proyek ini mencerminkan komitmen pemerintah terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan, pelestarian alam, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan belajar dari pengalaman internasional dan memanfaatkan teknologi terkini, immersed tunnel di IKN diharapkan menjadi model bagi pembangunan infrastruktur serupa di masa depan.
Dalam setiap langkahnya, IKN menunjukkan bahwa pembangunan tidak harus mengorbankan lingkungan. Sebaliknya, harmoni antara manusia dan alam adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua. Immersed tunnel adalah wujud nyata dari visi ini, menghubungkan Nusantara dengan cara yang bijaksana dan berkelanjutan.