Masa Depan Gedung-Gedung di Ibu Kota Nusantara: Tantangan dan Strategi Pengelolaan Infrastruktur Baru
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur
telah memasuki babak baru dengan rampungnya sejumlah gedung dan infrastruktur
utama. Meski pembangunan fisik menunjukkan progres yang signifikan, perhatian
kini beralih pada tantangan berikutnya, yakni pengelolaan dan operasional
bangunan-bangunan tersebut. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen)
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S.
Atmawidjaja, menegaskan pentingnya kesiapan dalam tahap ini untuk memastikan
keberlanjutan fungsi infrastruktur yang telah dibangun.
Endra menyoroti bahwa pengelolaan pasca-pembangunan adalah langkah krusial dalam siklus hidup infrastruktur. Tahap ini mencakup berbagai aspek, seperti kebersihan gedung, penyiraman taman, pembayaran listrik, hingga pemeliharaan fasilitas lainnya. "Banyak gedung dan infrastruktur yang sudah selesai, dan kita harus segera masuk ke tahap pengelolaan," ujar Endra saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Jakarta, pada Rabu (8/1/2025).
Sebagian besar gedung di IKN telah menyelesaikan pembangunan fisik dan hanya menunggu prosesi Final Hand Over (FHO) atau serah terima akhir. Hingga tahap ini, Kementerian PUPR masih bertanggung jawab atas penyelesaian konstruksi. Namun, Endra menekankan bahwa sebelum FHO dilakukan, pengoperasian dan pengelolaan gedung harus dipersiapkan dengan matang. "FHO menandai selesainya tanggung jawab kontraktor dari sisi fisik. Setelah itu, pengelolaan gedung harus sudah siap," tambahnya.
Dalam konteks pengelolaan infrastruktur di IKN, Otorita IKN (OIKN) memegang kendali atas pendanaan dan perencanaan operasional. Namun, peran ini memerlukan koordinasi yang erat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta. Endra menegaskan bahwa kontraktor yang bertanggung jawab atas pembangunan fisik tidak otomatis menjadi pengelola infrastruktur. "Misalnya, kontraktor membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) atau jaringan pipa, tetapi pengelolaan fasilitas tersebut adalah tugas operator lain yang akan ditentukan melalui tender," jelasnya.
Untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan, OIKN direncanakan akan segera melakukan proses tender guna menunjuk operator yang kompeten. "Proses tender harus dilakukan segera, mengingat banyak gedung yang sudah hampir selesai pembangunannya," kata Endra. Ia juga menekankan bahwa tender harus transparan dan melibatkan partisipasi dari berbagai pihak swasta yang memiliki keahlian di bidang pengelolaan infrastruktur.
Mengelola infrastruktur baru di kawasan seluas dan sekompleks IKN bukanlah tugas yang mudah. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang diidentifikasi:
- Pengelolaan gedung memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, OIKN, pemerintah daerah, dan operator swasta. Kolaborasi yang efektif menjadi kunci untuk menghindari tumpang tindih tanggung jawab.
- Infrastruktur di IKN mencakup berbagai jenis fasilitas, mulai dari gedung pemerintahan hingga fasilitas umum. Mengelola semua ini memerlukan sistem operasional yang terintegrasi dan berbasis teknologi.
- SDM yang terampil dalam pengelolaan gedung modern harus dipersiapkan. Hal ini mencakup pengelolaan gedung memerlukan alokasi anggaran yang konsisten untuk menutupi biaya operasional, termasuk perawatan rutin, listrik, dan air.
Salah satu langkah strategis untuk mengatasi tantangan pengelolaan adalah melalui kolaborasi dengan pihak swasta. Pemerintah berencana menggandeng perusahaan-perusahaan yang memiliki pengalaman di bidang pengelolaan infrastruktur untuk memastikan efisiensi dan kualitas layanan. Proses ini akan dilakukan melalui mekanisme tender yang kompetitif dan transparan.
Pelibatan swasta diharapkan membawa berbagai manfaat, seperti penerapan teknologi baru, efisiensi biaya, dan inovasi dalam operasional. Sebagai contoh, operator swasta dapat mengimplementasikan sistem manajemen gedung berbasis Internet of Things (IoT) untuk memantau penggunaan energi secara real-time dan mengoptimalkan pemeliharaan fasilitas.
"Tender ini bukan hanya soal memilih operator terbaik, tetapi juga memastikan mereka memiliki visi jangka panjang untuk pengelolaan infrastruktur IKN," ujar Endra. Ia menambahkan bahwa keberhasilan pengelolaan gedung di IKN dapat menjadi model bagi pengembangan kota-kota baru lainnya di Indonesia.
Agar pengelolaan gedung di IKN berjalan lancar, diperlukan sejumlah strategi yang terencana. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
- Pemerintah dapat membentuk badan pengelola khusus di bawah OIKN yang bertanggung jawab penuh atas operasional gedung. Badan ini akan berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan operator swasta.
- Sistem manajemen berbasis teknologi harus diterapkan untuk memantau kondisi gedung, mengelola jadwal pemeliharaan, dan melacak penggunaan energi. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk memberikan laporan berkala kepada pemerintah.
- Gedung-gedung di IKN harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Ini mencakup penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang efisien, dan penerapan desain ramah lingkungan.
- Untuk menciptakan dampak positif jangka panjang, masyarakat lokal di sekitar IKN harus dilibatkan dalam proses pengelolaan. Pelatihan dan pendidikan dapat diberikan untuk memastikan mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
Keberhasilan pengelolaan gedung di IKN tidak hanya penting untuk keberlanjutan infrastruktur di kawasan ini, tetapi juga untuk menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan kota baru yang modern dan berdaya saing global. Dengan pendekatan yang terencana, IKN dapat menjadi prototipe bagi pengelolaan infrastruktur perkotaan di masa depan.
OIKN memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa infrastruktur yang telah dibangun tidak hanya berdiri megah, tetapi juga berfungsi secara optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, tantangan yang ada dapat diatasi dan peluang yang muncul dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pengelolaan gedung-gedung di IKN setelah rampung dibangun adalah tantangan besar yang memerlukan pendekatan holistik. Dengan perencanaan yang matang, transparansi dalam proses tender, dan kolaborasi yang erat antara semua pihak terkait, IKN memiliki potensi untuk menjadi kota masa depan yang berkelanjutan, efisien, dan layak huni. Keberhasilan ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah pembangunan Indonesia dan menunjukkan kepada dunia bahwa negara ini mampu menciptakan standar baru dalam pengelolaan infrastruktur perkotaan.