Kisah Tragis di Kapuas Hulu: Pemuda Tega Membunuh Ibu Kandung Akibat Permintaan yang Tak Dipenuhi
Ilustrasi : AI |
Tragedi memilukan kembali mencoreng harmoni keluarga di
Indonesia. Sebuah insiden mengerikan terjadi di Desa Sungai Sena, Kecamatan
Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Seorang pemuda berinisial
AM (23) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya, SK (47), hanya karena sang ibu
menolak memenuhi dua permintaan yang dianggapnya penting: membelikan sepeda
motor baru dan menikahkannya.
Dilaporkan oleh detikSulsel pada Minggu (5/1/2025), peristiwa ini berlangsung pada Sabtu (14/12/2024). Penolakan yang diterima AM memicu kemarahan besar yang berujung pada aksi keji menggunakan sebuah kapak sebagai senjata.
Menurut informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, AM semula mengajukan permintaan kepada ibunya untuk membelikan sepeda motor baru. Permintaan tersebut, yang mungkin dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian orang, ternyata menjadi pemicu utama tragedi ini. Selain itu, AM juga merasa kecewa karena ibunya enggan segera menikahkannya.
"Pelaku merasa tidak puas terhadap sikap ibunya yang menolak membelikannya sepeda motor baru dan menunda rencana pernikahannya. Akibat kekecewaan ini, pelaku melakukan tindakan penganiayaan yang berujung pada kematian," ungkap Kasi Humas Polres Kapuas Hulu AKP Dony.
AM menyerang ibunya dengan cara yang brutal. Berdasarkan keterangan polisi, awalnya AM memukul bagian belakang tubuh korban menggunakan kapak. Serangan pertama diarahkan ke leher korban dengan bagian belakang kapak.
"Pelaku memukulkan bagian belakang kapak ke leher
korban sebanyak satu kali," jelas AKP Dony.
Pasca pukulan pertama, AM sempat dilanda penyesalan saat
melihat ibunya yang tak lagi berdaya. Namun, rasa takut bahwa perbuatannya akan
terbongkar membuat AM kehilangan akal sehat. Bukannya berhenti, ia justru
melanjutkan aksi keji tersebut hingga memastikan sang ibu tewas di tempat.
Setelah memastikan korban sudah tidak bernyawa, AM mencoba menutupi kejahatannya. Ia menyeret tubuh ibunya ke sebuah rumah kosong yang berada di belakang rumah mereka. Rumah tersebut kemudian menjadi tempat persembunyian jasad korban, setidaknya hingga pihak berwenang menemukan lokasi tersebut.
"Setelah melakukan aksinya, pelaku mencoba
menyembunyikan jasad ibunya dengan menyeret tubuh korban ke rumah kosong di
belakang rumah mereka," tambah AKP Dony.
Hubungan antara AM dan SK sebenarnya tidak terlalu mencolok
bagi tetangga maupun kerabat dekat. Keduanya dikenal hidup dalam kondisi
ekonomi yang pas-pasan. Namun, tekanan hidup tampaknya telah membebani hubungan
mereka, terutama karena tuntutan AM yang tidak mampu dipenuhi oleh sang ibu.
Permintaan AM untuk memiliki sepeda motor mungkin mencerminkan keinginan sederhana seorang anak muda yang ingin merasakan kenyamanan dalam berkendara. Namun, keinginan ini berbenturan dengan kenyataan finansial keluarga yang terbatas. Di sisi lain, permintaan AM untuk segera dinikahkan juga menunjukkan tekanan sosial yang mungkin dirasakannya, terutama di lingkungan desa tempat adat dan norma memiliki peranan kuat.
Insiden ini mengguncang masyarakat Desa Sungai Sena. Banyak yang tidak percaya bahwa AM mampu melakukan tindakan sekeji itu terhadap ibu kandungnya sendiri. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan keterkejutannya.
"Kami tidak pernah melihat AM menunjukkan tanda-tanda
akan bertindak sejauh ini. Dia memang dikenal pemarah, tapi tidak sampai
berpikir akan membunuh ibunya sendiri," ujarnya dengan nada penuh emosi.
Masyarakat setempat juga menyesalkan kurangnya komunikasi
dalam keluarga tersebut. Beberapa tokoh masyarakat menilai bahwa jika ada lebih
banyak ruang untuk berbicara dan saling memahami, tragedi ini mungkin bisa
dicegah.
Saat ini, AM telah diamankan oleh pihak kepolisian dan ditahan di Polres Kapuas Hulu untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan Undang-Undang yang berlaku, AM berpotensi menghadapi hukuman berat atas tindakan keji yang dilakukannya.
"Pelaku akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana,
mengingat adanya niat yang sudah terencana meskipun dilakukan dalam keadaan
emosi," ungkap AKP Dony.
Tim penyidik juga tengah mendalami kondisi psikologis AM
untuk mengetahui apakah ada faktor lain yang memengaruhi tindakannya, seperti
gangguan mental atau tekanan psikologis yang berat.
Kasus ini menjadi cerminan betapa pentingnya membangun komunikasi yang baik dalam keluarga. Permintaan sederhana seperti sepeda motor atau pernikahan seharusnya tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk kehilangan kontrol dan bertindak di luar batas kemanusiaan. Kasus ini juga mengingatkan pentingnya pendidikan karakter sejak dini agar generasi muda mampu mengelola emosi dengan bijak.
Di sisi lain, insiden ini juga menunjukkan pentingnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan mental dan emosional individu di lingkungannya. Kadang-kadang, kemarahan atau frustrasi yang tidak tersalurkan dapat memuncak menjadi tindakan yang tidak terduga.
Tragedi ini meninggalkan luka yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga masyarakat sekitar. SK, seorang ibu yang telah mengorbankan banyak hal untuk anaknya, harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis di tangan anak kandungnya sendiri. Sementara itu, AM kini harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya, yang akan membayangi kehidupannya selamanya.
Kisah ini mungkin hanyalah salah satu dari banyak kisah tragis yang terjadi di pelosok negeri. Namun, harapan selalu ada bahwa dengan belajar dari peristiwa seperti ini, masyarakat dapat menjadi lebih peka dan peduli terhadap dinamika dalam keluarga serta pentingnya mendukung satu sama lain dalam menghadapi kesulitan hidup.