Kewaspadaan Terhadap Cuaca Ekstrem di Kalimantan Tengah: Langkah dan Risiko yang Perlu Diketahui

 

Kalimantan Tengah (Kalteng) saat ini menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya memberikan peringatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir, tanah longsor, pohon tumbang, angin kencang, hingga sambaran petir. Semua ini menuntut perhatian ekstra karena dapat memicu risiko yang mengancam keselamatan jiwa dan properti.

 

Mengapa Cuaca Ekstrem Perlu Diantisipasi?

Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Tjilik Riwut, Anton Budiono, menjelaskan bahwa perubahan cuaca di Kalteng dapat terjadi dengan sangat cepat dan tak terduga. Fenomena angin kencang yang sering disertai hujan deras berpotensi menyebabkan pohon-pohon tumbang, terutama pohon-pohon yang sudah tua atau berukuran besar. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama mereka yang berada di sekitar area rawan pohon tumbang.

Selain itu, sambaran petir yang menyertai angin kencang juga menjadi faktor risiko yang tidak bisa diabaikan. "Sambaran petir ini sangat berbahaya, terutama pada pohon-pohon tinggi. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak berteduh di bawah pohon saat hujan deras, apalagi jika pohon tersebut sudah tua atau rentan tumbang," ujar Anton Budiono dalam pernyataan yang dirilis pada Senin, 27 Januari 2025.

Anton menegaskan, masyarakat juga perlu berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruangan selama cuaca ekstrem berlangsung. Risiko cedera atau bahkan kehilangan nyawa akibat pohon tumbang dan sambaran petir harus diantisipasi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

 

Risiko Lingkungan: Dari Sungai Hingga Perbukitan

Selain risiko dari angin kencang, ancaman banjir bandang dan tanah longsor menjadi masalah besar di Kalteng, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah dekat sungai atau daerah perbukitan. Hujan deras yang berkepanjangan dapat menyebabkan air sungai meluap dengan cepat, sehingga menciptakan kondisi banjir bandang yang sulit diprediksi.

"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai harus lebih waspada terhadap kemungkinan kenaikan permukaan air yang mendadak," kata Anton. Ia juga menambahkan bahwa bagi warga yang tinggal atau beraktivitas di area perbukitan, penting untuk memperhatikan tanda-tanda awal tanah longsor, seperti retakan tanah atau suara gemuruh yang tidak biasa.

Banjir bandang dan tanah longsor tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga dapat memutus akses transportasi, merusak infrastruktur, dan mengisolasi komunitas dari bantuan yang diperlukan.

 

Imbauan untuk Wisatawan: Berlibur dengan Bijak

Bagi masyarakat yang merencanakan perjalanan atau liburan ke lokasi wisata di Kalteng, khususnya destinasi yang melibatkan aktivitas di sekitar air atau perbukitan, BMKG mengimbau agar mereka lebih berhati-hati.

"Sebelum berangkat, pastikan untuk memeriksa prakiraan cuaca terbaru. Jika ada tanda-tanda cuaca buruk, lebih baik menunda perjalanan," ujar Anton. Hal ini penting untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, seperti terjebak banjir atau terkena longsor di lokasi wisata.

Tempat wisata yang populer di Kalteng sering kali berada di area yang berisiko, seperti sungai besar dan kawasan hutan yang berbukit. Oleh karena itu, wisatawan harus memperhatikan faktor keselamatan, termasuk memastikan adanya jalur evakuasi dan mematuhi panduan dari pengelola tempat wisata.

 

Langkah-Langkah Pencegahan dan Mitigasi

Untuk meminimalkan risiko akibat cuaca ekstrem, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait:

 

Memantau Informasi Cuaca

Pastikan untuk selalu memantau informasi terbaru dari BMKG melalui aplikasi, media sosial, atau situs resmi. Informasi ini dapat membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih bijak, terutama dalam merencanakan aktivitas luar ruangan.

 

Mengidentifikasi Area Rawan

Warga yang tinggal di sekitar pohon besar, bantaran sungai, atau daerah perbukitan sebaiknya lebih waspada. Upaya identifikasi lokasi-lokasi rawan dapat membantu masyarakat mengantisipasi bahaya sebelum terjadi.

 

Menghindari Aktivitas Berisiko

Selama cuaca ekstrem, hindari berteduh di bawah pohon atau beraktivitas di dekat sungai yang berpotensi meluap. Bagi pekerja di luar ruangan, perlengkapan pelindung seperti helm dan sepatu anti-listrik dapat memberikan perlindungan tambahan.

 

Memperkuat Infrastruktur

Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu memastikan bahwa infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan drainase berada dalam kondisi baik. Perbaikan dan pemeliharaan berkala dapat mengurangi risiko kerusakan akibat cuaca ekstrem.

 

Edukasi dan Pelatihan

Mengadakan pelatihan tanggap darurat bagi masyarakat, termasuk cara menghadapi banjir, tanah longsor, dan sambaran petir, akan sangat membantu dalam mengurangi jumlah korban. Edukasi ini juga dapat mencakup panduan evakuasi dan penggunaan alat-alat keselamatan.

Cuaca ekstrem yang melanda Kalimantan Tengah menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Dengan langkah-langkah yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak negatif dari fenomena ini. BMKG terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian dan selalu waspada terhadap potensi ancaman yang muncul.

Masyarakat, wisatawan, dan pihak berwenang perlu bekerja sama untuk menjaga keselamatan bersama di tengah tantangan cuaca yang sulit diprediksi ini. Dengan kesiapan yang matang, ancaman dari pohon tumbang, sambaran petir, banjir bandang, dan tanah longsor dapat diminimalkan, sehingga kehidupan tetap berjalan dengan aman dan terkendali.

Next Post Previous Post