Banjir Melumpuhkan Jalur Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar: Warga Terisolasi dan Transportasi Lumpuh

  

Krisis Banjir di Kalimantan Barat

Bencana banjir kembali melanda wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), menyebabkan lumpuhnya jalur transportasi utama yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong. Akibat intensitas hujan tinggi yang mengguyur kawasan tersebut dalam beberapa hari terakhir, sungai-sungai utama di daerah ini meluap dan merendam jalan lintas negara, membuat arus transportasi terhenti sepenuhnya.

Pada Rabu (29/1/2025), air yang terus meningkat menenggelamkan sebagian besar ruas jalan di Desa Jering Beroak, Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sanggau, AKP Risqi Ardian Eka Kurniawan, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyebut bahwa ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, membuat kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, tak dapat melintasi jalur tersebut.

 

Dampak Parah bagi Warga dan Transportasi

Banjir yang melanda kawasan ini tidak hanya merendam jalan utama, tetapi juga mengisolasi sejumlah desa di sekitar perbatasan. Dengan jalur utama tertutup oleh genangan air, masyarakat yang hendak melakukan perjalanan ke Malaysia atau menuju wilayah lain di Kalbar harus mencari alternatif lain yang tentunya lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.

Salah satu dampak paling signifikan adalah terputusnya arus lalu lintas menuju dan dari PLBN Entikong. Jalur ini merupakan rute utama bagi berbagai aktivitas perdagangan dan perjalanan warga antara Indonesia dan Malaysia. Dengan tidak adanya akses yang dapat dilalui kendaraan, banyak aktivitas ekonomi yang terganggu. Beberapa pengusaha logistik melaporkan penundaan pengiriman barang yang biasanya dilakukan melalui jalur darat ini.

Selain itu, sejumlah warga yang terpaksa bepergian mencari cara lain untuk menyeberang. Beberapa laporan menyebutkan bahwa beberapa orang nekat menggunakan rakit darurat untuk menyeberangi genangan air yang mencapai lebih dari satu meter di beberapa titik. Namun, langkah ini sangat berisiko mengingat arus air yang cukup deras di beberapa bagian jalan yang terdampak.

 

Imbauan dari Aparat dan Pemerintah Setempat

Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, aparat kepolisian mengimbau masyarakat agar menunda perjalanan mereka menuju kawasan perbatasan hingga kondisi kembali normal. AKP Risqi Ardian Eka Kurniawan menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama, dan pihaknya akan terus memantau perkembangan situasi di lokasi terdampak.

“Kami mengimbau warga yang ingin menuju PLBN Entikong agar menunda perjalanan sampai air surut. Saat ini, kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dilewati, dan kami juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menangani dampak banjir ini,” ujar AKP Risqi.

Selain aparat kepolisian, pihak pemerintah daerah setempat juga telah mengambil langkah-langkah darurat untuk membantu warga yang terdampak. Sejumlah posko telah didirikan untuk memberikan bantuan logistik kepada masyarakat yang terisolasi. Tim gabungan dari BPBD Kalbar, TNI, dan relawan juga telah dikerahkan untuk membantu evakuasi dan penanganan darurat bagi warga yang rumahnya terdampak banjir.

 

Transportasi Umum Terhenti: Bus Damri Gagal Melintas

Dampak banjir ini juga dirasakan oleh layanan transportasi umum, termasuk bus Damri yang biasanya melayani rute antarnegara dari Kalbar ke Malaysia. Beberapa video yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi jalan yang tertutup air, dengan beberapa bus Damri yang terpaksa berhenti karena tidak dapat melanjutkan perjalanan.

Penumpang yang berada di dalam bus sempat berharap air akan segera surut, namun kondisi justru semakin memburuk. Salah seorang penumpang yang hendak menuju Kuching, Malaysia, mengungkapkan rasa kecewanya karena terpaksa membatalkan perjalanannya akibat kondisi yang tidak memungkinkan.

“Saya sudah menunggu sejak pagi, berharap jalan bisa dilewati. Tapi ternyata air makin tinggi, jadi kami harus kembali ke rumah atau mencari alternatif lain,” kata salah seorang penumpang yang enggan disebutkan namanya.

 

Faktor Penyebab dan Langkah Penanganan

Banjir yang terjadi di Kalbar ini disebabkan oleh tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir, yang membuat sungai-sungai utama di daerah ini meluap. Beberapa ahli juga mengaitkan bencana ini dengan fenomena perubahan iklim yang menyebabkan pola cuaca menjadi lebih ekstrem dan sulit diprediksi.

Selain itu, faktor tata kelola lingkungan juga turut berperan dalam memperparah situasi. Deforestasi yang cukup masif di beberapa kawasan hutan Kalimantan diduga mengurangi daya serap air, sehingga ketika hujan turun dalam intensitas tinggi, air dengan cepat menggenangi permukiman dan jalan. Oleh karena itu, berbagai pihak mendesak agar pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan guna mencegah banjir serupa terjadi di masa mendatang.

Dalam jangka pendek, pemerintah daerah telah mengerahkan alat berat untuk membantu mempercepat proses surutnya air dan membersihkan lumpur yang menghalangi akses jalan. Selain itu, tim SAR dan relawan terus berupaya memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan, terutama mereka yang harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

 

Harapan Warga dan Langkah Jangka Panjang

Banyak warga berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Selain perbaikan infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana, mereka juga mengusulkan pembangunan sistem drainase yang lebih baik agar air tidak menggenang dalam waktu lama.

Beberapa pengusaha transportasi dan logistik juga meminta agar ada jalur alternatif yang dapat digunakan dalam situasi darurat seperti ini. Mereka menilai bahwa ketergantungan terhadap satu jalur utama ke PLBN Entikong sangat berisiko, terutama ketika terjadi bencana alam yang menghambat mobilitas seperti saat ini.

Di sisi lain, para ahli lingkungan menekankan pentingnya rehabilitasi hutan dan daerah resapan air di sekitar kawasan ini. Jika tidak ada upaya nyata dalam memperbaiki ekosistem alami, maka risiko bencana banjir akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Banjir yang melanda jalur lintas negara di Kalimantan Barat menjadi pengingat bahwa infrastruktur yang lebih tangguh dan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencegah dampak buruk di masa depan. Saat ini, fokus utama masih pada penanganan darurat, namun langkah-langkah jangka panjang perlu segera diterapkan agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Sementara itu, warga dan pihak berwenang masih menunggu perkembangan situasi. Dengan harapan bahwa air segera surut dan akses transportasi dapat kembali normal, banyak yang berharap agar solusi jangka panjang segera diterapkan guna menghindari terulangnya krisis yang sama di masa depan.

Next Post Previous Post