Banjir Meluas di Kalimantan Selatan: Ribuan Warga Terdampak, Bantuan Terus Ditingkatkan

  

Bencana banjir yang melanda wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak awal Januari 2025 terus menunjukkan tren peningkatan akibat curah hujan yang sangat tinggi sepanjang bulan ini. Kondisi tersebut telah menyebabkan dampak signifikan pada kehidupan masyarakat di sepuluh kabupaten/kota, dengan jumlah korban terdampak mencapai lebih dari 51 ribu jiwa.

 

Dampak Meluas di Sepuluh Kabupaten/Kota

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel pada Rabu, 22 Januari 2025, bencana banjir ini telah memengaruhi berbagai wilayah, mencakup sepuluh kabupaten/kota. Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara, dan Tanah Laut menjadi tiga daerah yang paling parah terdampak. Berikut ini adalah gambaran kondisi di masing-masing wilayah:

 

Kabupaten Banjar: Pusat Dampak Terbesar

Kabupaten Banjar tercatat sebagai salah satu daerah dengan dampak paling parah. Sebanyak 5.280 rumah warga terendam air, menyebabkan 18.680 jiwa harus menghadapi berbagai kesulitan. Beberapa kecamatan yang terkena dampak berat antara lain Cintapuri Darussalam, Martapura Barat, Sungai Tabuk, dan Martapura Timur. Di wilayah ini, banjir tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga memengaruhi akses transportasi dan fasilitas umum, membuat aktivitas masyarakat terganggu secara signifikan.

 

Hulu Sungai Utara: Infrastruktur Rusak Parah

Di Hulu Sungai Utara, banjir menyebabkan kerusakan yang cukup serius di Kecamatan Amuntai Utara. Tercatat sebanyak 2.655 kepala keluarga (KK) dengan total 7.550 jiwa terdampak. Tidak hanya itu, 15 fasilitas umum dan 18 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan akibat tingginya debit air yang terus menggenangi kawasan tersebut. Warga setempat menghadapi kesulitan dalam mengakses fasilitas dasar seperti air bersih dan layanan kesehatan.

 

Tanah Laut: Kehidupan Ribuan Warga Terganggu

Tanah Laut menjadi wilayah lain yang terdampak parah, khususnya di Kecamatan Bati-Bati dan Kurau. Sebanyak 3.140 KK atau 5.957 jiwa dilaporkan terdampak banjir. Lebih dari 1.551 rumah rusak, sementara berbagai fasilitas umum mengalami kerusakan. Banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti gedung sekolah dan balai desa, yang difungsikan sementara sebagai tempat penampungan.

 

Kejadian Banjir Meningkat Tajam

Selama periode 1-22 Januari 2025, BPBD mencatat sebanyak 35 kejadian banjir terjadi di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Bencana ini menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, meliputi:

  • 17.751 rumah yang terendam,
  • 42 fasilitas pendidikan yang rusak,
  • 10 fasilitas kesehatan yang terganggu operasionalnya,
  • 76 fasilitas umum yang tidak dapat digunakan,

serta 17 jembatan yang rusak, memutus akses transportasi di sejumlah daerah.

Kerusakan infrastruktur ini menambah beban masyarakat yang sudah menghadapi dampak langsung dari banjir. Aksesibilitas menuju daerah terdampak menjadi tantangan besar, terutama untuk distribusi bantuan logistik dan medis.

 

Upaya Pemerintah Provinsi dan Koordinasi Bantuan

Pemerintah Provinsi Kalsel bergerak cepat untuk merespons bencana ini. Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, M Syarifuddin, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan BPBD di tingkat kabupaten/kota guna memastikan kebutuhan masyarakat terdampak terpenuhi. "Pemerintah provinsi terus memantau perkembangan bencana ini dan siap memberikan bantuan sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah terdampak," ungkap Syarifuddin pada Rabu, 22 Januari 2025.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalsel telah mengerahkan berbagai sumber daya, termasuk tenaga relawan, untuk membantu evakuasi dan distribusi logistik ke wilayah-wilayah terdampak. Bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan sanitasi juga terus dikirimkan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan.

 

Faktor Penyebab Bencana

Kepala BPBD Kalsel, Faried Fakhmansyah, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi sepanjang bulan Januari menjadi penyebab utama terjadinya banjir besar di sejumlah wilayah. Beberapa daerah yang rawan banjir, seperti Banjarmasin, Barito Kuala, Tanah Laut, Banjar, dan Hulu Sungai Utara, mengalami curah hujan yang jauh di atas rata-rata bulanan. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang kurang memadai di beberapa daerah, serta meningkatnya alih fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya daya serap tanah terhadap air hujan.

 

Komitmen Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Dalam upaya penanggulangan bencana, Pemerintah Provinsi Kalsel menegaskan komitmennya untuk terus memberikan bantuan sesuai dengan pedoman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Fokus utama saat ini adalah memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat terdampak, sekaligus mempercepat proses pemulihan infrastruktur yang rusak.

Faried juga menyebutkan pentingnya langkah preventif untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Beberapa langkah yang direncanakan meliputi peningkatan kapasitas sistem drainase, rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), serta program penghijauan untuk meningkatkan daya serap air di kawasan rawan banjir.

Masyarakat terdampak berharap pemerintah dapat segera mengatasi dampak banjir dan memberikan solusi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa di masa depan. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal mereka merasa sangat membutuhkan perhatian, terutama dalam bentuk bantuan bahan bangunan, akses ke layanan kesehatan, dan pendidikan bagi anak-anak mereka yang sekolahnya rusak akibat banjir.

Salah seorang warga Kecamatan Martapura Timur, Ahmad Ridwan, mengungkapkan harapannya. “Kami sangat berharap bantuan cepat datang, terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan air bersih. Rumah kami sudah terendam selama dua minggu, dan kami tidak tahu kapan banjir ini akan surut,” ujar Ahmad.

Di tengah kondisi sulit ini, berbagai organisasi kemanusiaan dan komunitas lokal juga turut ambil bagian dalam membantu korban banjir. Banyak dari mereka mendistribusikan bantuan langsung ke lokasi-lokasi terdampak, seperti dapur umum, perlengkapan tidur, dan kebutuhan bayi.

Banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan tahun ini telah menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi masyarakat. Dengan lebih dari 51 ribu jiwa terdampak, bencana ini mengingatkan pentingnya koordinasi antarinstansi, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk memastikan respons yang cepat dan efektif. Di sisi lain, upaya preventif juga harus ditingkatkan untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.

Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya perlu bergandengan tangan dalam menghadapi tantangan ini. Dengan komitmen bersama, diharapkan pemulihan dapat berlangsung cepat, dan langkah-langkah mitigasi dapat segera dilakukan untuk melindungi masyarakat dari ancaman banjir di waktu mendatang.

Next Post Previous Post