Warisan Hijau Generasi Muda: Gerakan Satu Siswa Satu Pohon untuk Masa Depan Kalimantan Timur

 

Ilustrasi : Pixabay

Kalimantan Timur Melangkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Pada momen penuh makna dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2024, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencetak sejarah dengan meluncurkan inisiatif transformatif: Gerakan Satu Siswa Satu Pohon. Program ini diluncurkan secara resmi oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, dalam sebuah upacara penuh semangat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Samarinda pada Minggu, 8 Desember 2024.

Melibatkan ribuan siswa dari seluruh pelosok Kalimantan Timur, gerakan ini menjadi simbol nyata komitmen kolektif untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang tengah menghadapi ancaman serius. Dengan fokus pada penghijauan lahan kritis dan lahan tidur, program ini tak hanya sekadar aksi menanam pohon, melainkan juga langkah mendidik generasi muda agar peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi.

 

Kolaborasi untuk Masa Depan yang Hijau

Gerakan ini adalah hasil kerja sama antara Dinas Kehutanan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur. Melalui tema "Siswa Siswi Pahlawanku, Selamatkan Masa Depan Bumi Kita," inisiatif ini menciptakan momentum kolaborasi besar-besaran di tingkat sekolah.

Dalam sambutannya, Akmal Malik menegaskan pentingnya langkah ini untuk melawan degradasi lingkungan yang kian parah. “Lahan kritis adalah ancaman nyata bagi keberlanjutan Kalimantan Timur. Gerakan ini menjadi bukti bahwa kita bisa memulai langkah nyata, dimulai dari generasi muda, untuk menjaga masa depan lingkungan,” ujarnya.

 

Sejuta Harapan dalam 123.493 Bibit Pohon

Pada hari peluncuran, sebanyak 123.493 bibit pohon berhasil ditanam di lingkungan SMA dan SMK di enam wilayah cabang dinas pendidikan. Aksi ini melibatkan 100 sekolah, terdiri atas 59 SMK dan 41 SMA. Bibit-bibit tersebut dipilih dengan cermat, meliputi pohon bernilai ekologis tinggi seperti ulin, meranti, kapur, bengkirai, dan matoa, serta pohon buah-buahan seperti durian, mangga, rambutan, dan alpukat.

“Pemilihan bibit ini memiliki dua tujuan utama,” jelas Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Irhamsyah. “Selain untuk memperbaiki kualitas lingkungan, pohon-pohon ini juga memiliki potensi ekonomi jangka panjang bagi komunitas sekolah. Dengan cara ini, kita mengintegrasikan manfaat ekologis dengan kesejahteraan masyarakat.”

 

Menghubungkan Pendidikan dengan Pelestarian Lingkungan

Gerakan ini lebih dari sekadar aksi tanam pohon. Di balik itu, terdapat upaya besar untuk menjadikan penghijauan sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan. “Kami ingin siswa memahami langsung bagaimana aksi kecil seperti menanam pohon dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan,” kata Irhamsyah.

Melalui keterlibatan aktif dalam proses penghijauan, para siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya melestarikan alam, tetapi juga dilatih untuk menjadi agen perubahan di masyarakat. Setiap pohon yang ditanam menjadi simbol tanggung jawab dan komitmen mereka untuk masa depan.

Akmal Malik menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari banyaknya pohon yang ditanam, tetapi juga dari seberapa banyak pohon tersebut mampu tumbuh subur hingga dewasa. “Menanam pohon adalah awal, tetapi menjaga dan merawatnya hingga tumbuh adalah tantangan sesungguhnya. Semua pihak—siswa, guru, hingga masyarakat—harus bersatu untuk memastikan keberlanjutan program ini,” ujarnya penuh harap.

Pemerintah Kalimantan Timur memandang program ini sebagai investasi jangka panjang. Jika setiap siswa mampu menjaga pohon yang mereka tanam, dalam waktu lima hingga sepuluh tahun, dampaknya akan terasa di seluruh wilayah. Pohon-pohon itu akan memberikan oksigen, memperbaiki kualitas tanah, dan menjadi sumber keanekaragaman hayati baru.

Peluncuran Gerakan Satu Siswa Satu Pohon juga ditandai dengan pemberian 100 bibit pohon secara simbolis kepada SMK Negeri 6 Samarinda. Tak hanya itu, pemerintah provinsi memberikan bantuan berupa dua unit bus sekolah untuk SMA Negeri 2 Sebulu dan SMA Negeri 3 Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara. Bantuan ini menunjukkan perhatian nyata pemerintah terhadap pengembangan pendidikan dan pelestarian lingkungan secara bersamaan.

“Bantuan ini adalah simbol dukungan kami untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga tanggap terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim,” jelas Akmal Malik.

Salah satu kekuatan utama gerakan ini adalah keterlibatan aktif siswa sebagai aktor utama. Dengan memberi mereka tanggung jawab langsung, pemerintah Kalimantan Timur berharap dapat membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.

“Generasi muda adalah harapan kita. Mereka adalah pelaku perubahan yang akan membawa warisan bumi yang lebih baik untuk generasi berikutnya,” ujar Akmal Malik dengan optimisme.

Melalui program ini, siswa tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pemimpin dalam upaya pelestarian lingkungan. Mereka didorong untuk menginspirasi keluarga dan masyarakat sekitar agar turut ambil bagian dalam gerakan ini.

Gerakan ini membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah-langkah kecil namun kolektif. Menanam pohon mungkin terlihat sederhana, tetapi jika dilakukan secara serentak oleh ribuan orang, dampaknya bisa menjadi luar biasa.

Keberhasilan Gerakan Satu Siswa Satu Pohon diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk memulai inisiatif serupa. Dengan melibatkan berbagai pihak—pemerintah, sekolah, dan masyarakat—program ini mencerminkan kekuatan kolaborasi dalam menghadapi tantangan lingkungan global.

“Ini bukan akhir dari upaya kita, tetapi awal dari perjalanan panjang untuk menciptakan bumi yang lebih hijau dan sehat,” tutup Akmal Malik.

Dengan ribuan bibit pohon yang kini mulai tumbuh di tanah Kalimantan Timur, harapan akan masa depan yang lebih hijau bukan lagi sekadar angan-angan. Ini adalah langkah nyata menuju lingkungan yang lebih baik, tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk mereka yang akan datang.

Gerakan Satu Siswa Satu Pohon adalah warisan yang tak ternilai, membawa pesan bahwa setiap individu memiliki peran dalam menjaga keseimbangan alam. Melalui tangan-tangan muda yang menanam dan merawat pohon-pohon ini, Kalimantan Timur telah menanam benih optimisme di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.

Next Post Previous Post