Memupuk Harapan: Refleksi Hari Disabilitas Internasional 2024 di Kalimantan Barat

Foto : Instagram(@kalbarprov)
Pada Jumat, 13 Desember 2024, Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat menjadi saksi peringatan penuh makna Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Acara ini, yang digagas oleh Dinas Sosial Kalimantan Barat, diangkat dengan tema “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan.” Tema ini tidak hanya merefleksikan komitmen pemerintah untuk menciptakan dunia inklusif, tetapi juga menjadi seruan agar penyandang disabilitas memiliki ruang untuk memimpin dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan.

 

Mengupas Tema HDI 2024: Kepemimpinan yang Inklusif dan Berdaya

Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, dalam pidato pembukaannya menyampaikan pesan inspiratif. Ia menekankan bahwa setiap manusia, tanpa terkecuali, diberkahi kelebihan yang bisa memberi dampak positif bagi dunia.

“Tuhan itu Maha Adil. Setiap orang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Saya yang mungkin dilahirkan dengan tubuh sempurna pun memiliki kekurangan yang mungkin tak terlihat. Sebaliknya, saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik, justru memiliki kelebihan luar biasa yang tidak kita miliki,” ujar Harisson dengan penuh haru.

Ia juga menyoroti peran tokoh-tokoh besar yang mengatasi keterbatasan mereka untuk memberikan kontribusi luar biasa. Salah satunya adalah fisikawan Stephen Hawking, yang meski lumpuh, berhasil melahirkan teori-teori ilmiah yang membawa perubahan besar. Pesan ini menjadi dorongan agar penyandang disabilitas di Kalimantan Barat terus berkarya dan tidak menyerah dengan keadaan.

“Saya ingin saudara-saudara kita memahami bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai mimpi besar. Kita semua dapat berkontribusi dan memberikan manfaat bagi dunia,” tambahnya.

 

Rangkaian Bakti Sosial dan Peran LKS dalam Mendukung Disabilitas

Peringatan ini diawali dengan kegiatan bakti sosial yang melibatkan komunitas lokal, lembaga kesejahteraan sosial (LKS), dan Dinas Sosial Kalimantan Barat. Kepala Dinas Sosial Kalbar, Raminuddin, memaparkan bahwa pihaknya memiliki tanggung jawab besar untuk membina tujuh LKS yang tersebar di berbagai daerah. Dari empat LKS di Kota Pontianak, dua di Kabupaten Kubu Raya, hingga satu di Kota Singkawang, seluruhnya mendapatkan perhatian serius.

“Kami memastikan bahwa pembinaan terhadap LKS berjalan secara berkelanjutan. Mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), hingga penyediaan bantuan rutin berupa sandang dan pangan. Semua ini dilakukan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045,” jelas Raminuddin.

Kolaborasi lintas sektor juga menjadi bagian penting dari program ini. Pemprov Kalbar mengajak berbagai instansi pemerintah, lembaga swasta, dan komunitas masyarakat untuk turut serta menciptakan program yang inklusif. Menurut Raminuddin, penyandang disabilitas tidak hanya perlu mendapatkan perhatian, tetapi juga harus diberdayakan sebagai bagian integral dari masyarakat.

 

Bantuan Konkret untuk Penyandang Disabilitas

Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemprov Kalbar menyerahkan sejumlah bantuan kepada penyandang disabilitas melalui tujuh LKS yang tersebar di wilayah Kalimantan Barat. Bantuan tersebut meliputi:

  • 65 alat bantu, terdiri dari 2 alat bantu dengar, 5 tongkat kruk, 26 tongkat adaptif, 21 kursi roda, dan 11 kaki palsu.
  • 197 paket sembako dan perlengkapan kebersihan.
  • CSR dari Bank Kalbar berupa 200 paket sembako dan peralatan rumah tangga seperti rice cooker.


Bantuan ini disalurkan kepada:

  • LKS Bhakti Luhur Pontianak
  • LKS Yayasan Sabatu Pontianak
  • LKS Tuna Netra Ar-Rahmah Pontianak
  • LKS Bhakti Luhur Melawi
  • LKS ODGJ Gepsan Kabupaten Kubu Raya
  • LKS ODGJ Cahaya Borneo Kabupaten Kubu Raya
  • LKS Panti Lepra Alverno Singkawang

 

Langkah ini merupakan upaya Pemprov Kalbar untuk memastikan kebutuhan dasar penyandang disabilitas terpenuhi, sekaligus memperkuat peran mereka dalam masyarakat.

Dalam visi besar menuju Indonesia Emas 2045, Dinas Sosial Kalimantan Barat berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program yang memberdayakan penyandang disabilitas. Raminuddin menegaskan bahwa program-program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan materi, tetapi juga untuk membuka ruang bagi penyandang disabilitas agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.

“Kita harus bekerja sama untuk melengkapi dan mendukung saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat kita, dan keberadaan mereka telah diakui oleh hukum,” tegasnya.

Raminuddin juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi penyandang disabilitas. Pendidikan inklusif, aksesibilitas fasilitas umum, dan peluang kerja yang setara menjadi beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif. 

Selain merayakan HDI, peringatan HKSN juga menjadi refleksi tentang pentingnya kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Harisson menggarisbawahi bahwa gotong royong dan kepedulian terhadap sesama harus menjadi nilai yang terus ditanamkan.

“Kesetiakawanan sosial adalah inti dari budaya kita. Kita tidak dapat berjalan sendiri. Kepedulian terhadap sesama, termasuk penyandang disabilitas, adalah bentuk nyata dari nilai-nilai Pancasila yang harus kita junjung tinggi,” ujarnya.

Dalam konteks ini, Pemprov Kalbar berharap masyarakat dapat lebih aktif terlibat dalam mendukung program-program sosial yang inklusif. Dengan demikian, kesenjangan sosial dapat diminimalkan, dan setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik, dapat merasa diterima dalam masyarakat.

Peringatan HDI dan HKSN 2024 di Kalimantan Barat menjadi bukti nyata bahwa inklusivitas adalah kunci menuju masyarakat yang adil dan sejahtera. Penyandang disabilitas tidak hanya dipandang sebagai penerima bantuan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu memberikan kontribusi signifikan.

Harisson menutup acara dengan pesan yang sarat harapan: “Dunia ini akan menjadi lebih baik ketika kita semua berjalan bersama, tanpa melihat perbedaan. Mari bergandengan tangan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi semua.”

Dengan semangat kolaborasi dan inklusivitas, Kalimantan Barat bergerak maju untuk membangun masyarakat yang benar-benar inklusif, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Ini bukan hanya harapan, tetapi komitmen bersama untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

Next Post Previous Post