Membangun Ketahanan Bencana: Langkah Nyata DAD Kalimantan Tengah Bantu Warga Terdampak Banjir
Foto : Antara |
Banjir tahunan di Kalimantan Tengah telah menjadi salah satu
tantangan terbesar bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan genangan.
Setiap musim hujan, wilayah ini menghadapi risiko kerugian besar, baik secara
materi maupun non-materi, akibat tingginya curah hujan yang menyebabkan
meluapnya sungai-sungai utama. Dalam upaya meringankan beban masyarakat
terdampak sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mitigasi bencana,
Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah tampil menjadi garda terdepan.
Agustiar Sabran, Ketua Dewan Adat Dayak Kalteng, menyatakan bahwa langkah antisipasi sangatlah penting untuk meminimalkan risiko kehilangan jiwa dan dampak buruk lainnya akibat banjir yang kerap melanda provinsi tersebut. Menurutnya, banjir yang terus berulang setiap tahun harus menjadi pelajaran untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi tantangan alam ini. Ia menegaskan bahwa kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah, masyarakat adat, hingga aparat keamanan, menjadi kunci utama dalam penanganan bencana yang lebih efektif.
Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Terdampak
DAD Kalimantan Tengah telah menyalurkan bantuan berupa
kebutuhan dasar, termasuk sembako, perlengkapan kebersihan, dan beberapa alat
penyelamatan. Bantuan ini disalurkan kepada warga di berbagai kelurahan yang
dikenal sebagai daerah rawan banjir. Langkah tersebut merupakan bagian dari
komitmen DAD untuk selalu hadir di tengah masyarakat, terutama pada saat
krisis.
"Banjir tahunan ini memberikan dampak signifikan bagi warga, terutama mereka yang tinggal di kawasan rendah. Bantuan seperti ini memang sangat dibutuhkan, tetapi yang lebih penting adalah edukasi berkelanjutan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi serupa di masa mendatang," ujar Agustiar.
Edukasi Keselamatan: Kunci Menghadapi Ancaman Banjir
Tidak hanya memberikan bantuan fisik, DAD Kalteng juga
gencar melakukan sosialisasi mengenai keselamatan saat banjir. Edukasi yang
diberikan meliputi berbagai langkah penting, seperti:
Pentingnya Mengetahui Tempat Evakuasi Sementara:
Warga diajak untuk mengenal lokasi-lokasi aman yang dapat
digunakan sebagai tempat pengungsian ketika air mulai naik. Informasi ini
sangat penting untuk menghindari kepanikan saat banjir datang tiba-tiba.
Penyediaan Stok Kebutuhan Dasar:
DAD mendorong warga untuk selalu memiliki stok kebutuhan
seperti makanan tahan lama, air bersih, dan obat-obatan di rumah. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan darurat yang sering kali
datang terlambat di masa-masa krisis.
Pelatihan Penggunaan Peralatan Penyelamatan:
Warga dilatih menggunakan peralatan sederhana seperti
pelampung, perahu karet, hingga tali pengaman agar dapat membantu diri sendiri
maupun orang lain ketika situasi darurat terjadi.
Agustiar menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi ini karena pada akhirnya, masyarakat adalah pihak pertama yang harus menghadapi dampak bencana. “Jangan hanya mengandalkan bantuan. Kita semua perlu memahami dan mempraktikkan cara menghadapi bencana secara mandiri. Dengan begitu, risiko kerugian dapat ditekan seminimal mungkin,” ujarnya.
Kolaborasi Antar Elemen: Peran Pemerintah dan Masyarakat Adat
Dalam menangani banjir, DAD Kalteng juga menyoroti
pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan
masyarakat adat. Agustiar menyebut bahwa sinergi ini sangat dibutuhkan untuk
memastikan langkah-langkah mitigasi dan penanggulangan banjir berjalan lebih
efektif.
Ia menyarankan agar pemerintah meningkatkan perhatian terhadap infrastruktur penunjang yang dapat mengurangi risiko banjir, seperti membangun tanggul di kawasan sungai rawan meluap dan memperluas kapasitas drainase kota. “Bencana ini seharusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja. Semua elemen masyarakat, dari warga biasa hingga pemerintah, harus saling bahu-membahu menghadapi situasi ini,” tegasnya.
Membangun Kesadaran Bersama
Salah satu pesan utama yang disampaikan DAD Kalteng adalah
pentingnya membangun kesadaran kolektif dalam menghadapi banjir. Hal ini
meliputi saling membantu antarwarga, menjaga lingkungan sekitar, serta
mengedepankan keselamatan bersama di atas segalanya.
DAD mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai dan saluran drainase, karena kebiasaan ini menjadi salah satu penyebab utama banjir. Selain itu, DAD juga mendorong warga untuk aktif mengikuti program-program pelatihan bencana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi lokal.
Banjir di Kalimantan Tengah tidak bisa dilepaskan dari
kurangnya infrastruktur yang memadai untuk mengendalikan aliran air. Saluran
drainase yang sempit, hilangnya kawasan resapan air, hingga pengelolaan sampah
yang buruk menjadi persoalan klasik yang harus segera diatasi. Agustiar
berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap isu-isu
ini.
"Pemerintah harus bertindak cepat dan responsif dalam merespons situasi banjir. Infrastruktur yang lebih baik seperti pompa air, bendungan kecil, hingga penanaman kembali hutan di kawasan hulu sungai harus menjadi prioritas," kata Agustiar. Menurutnya, tanpa langkah nyata di sektor infrastruktur, banjir akan terus menjadi ancaman setiap tahun.
Banjir dan Pentingnya Mitigasi Berkelanjutan
Sebagai bencana yang kerap berulang, banjir di Kalimantan
Tengah mengajarkan pentingnya mitigasi berkelanjutan. Edukasi dan perencanaan
yang matang harus dilakukan sejak dini agar masyarakat tidak hanya bergantung
pada bantuan darurat, tetapi juga mampu bertahan dan pulih dengan cepat dari
dampak bencana.
Beberapa langkah mitigasi yang disarankan oleh DAD antara lain:
- Pemetaan Daerah Rawan Banjir: Membuat peta risiko banjir yang akurat untuk membantu perencanaan tata ruang wilayah.
- Peningkatan Kapasitas Drainase: Memperbesar dan membersihkan saluran air secara berkala untuk mencegah penyumbatan.
- Penghijauan Kawasan Hulu: Memulihkan hutan di kawasan hulu sungai untuk mengurangi laju aliran air ke dataran rendah.
- Pembangunan Bendungan atau Waduk: Mengatur volume air yang mengalir ke sungai utama sehingga risiko banjir dapat dikurangi.
Dari Bantuan Darurat ke Ketahanan Jangka Panjang
Langkah-langkah yang diambil oleh Dewan Adat Dayak
Kalimantan Tengah menjadi contoh nyata bagaimana komunitas lokal dapat berperan
aktif dalam menghadapi tantangan bencana. Meski bantuan darurat tetap penting,
fokus utama harus diarahkan pada membangun ketahanan masyarakat secara
berkelanjutan.
Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat adat, Kalimantan Tengah dapat melangkah menuju masa depan yang lebih siap menghadapi bencana. Banjir tahunan mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya, tetapi dampaknya dapat diminimalkan melalui edukasi, mitigasi, dan solidaritas bersama.