Kemitraan Strategis HNSI Kalbar dan Penesa Sarawak: Membangun Masa Depan Nelayan di Perbatasan
Dalam langkah bersejarah, Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar)
meresmikan kemitraan dengan Pengurusan Nelayan Negeri Sarawak (Penesa).
Kolaborasi di sektor perikanan ini menciptakan momentum baru dalam hubungan
lintas negara antara Indonesia dan Malaysia, dengan fokus pada pemberdayaan
masyarakat nelayan di wilayah perbatasan.
Ketua DPD HNSI Kalbar, Eka Indah Raharjo, menyatakan bahwa kerja sama ini tidak hanya mempererat hubungan bilateral tetapi juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas nelayan di kedua wilayah. “Kerja sama ini adalah langkah strategis untuk membangun silaturahmi, bertukar informasi, serta memperkuat perjuangan bersama dalam meningkatkan taraf hidup nelayan di Kalimantan Barat maupun Sarawak,” ungkap Eka seusai penandatanganan perjanjian di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar pada Senin pagi, 23 Desember 2024.
Mengelola Wilayah Laut yang Strategis namun Rawan
Wilayah laut perbatasan antara Kalimantan Barat, Indonesia, dan Sarawak, Malaysia, memiliki posisi strategis tetapi juga menghadapi banyak tantangan. Perairan ini rawan berbagai bentuk kejahatan, termasuk penangkapan ikan ilegal, penyelundupan, dan aktivitas kriminal lintas negara lainnya. Oleh karena itu, kerja sama ini diharapkan mampu menciptakan pengawasan yang lebih efektif terhadap wilayah teritorial masing-masing.
“Dengan perjanjian ini, kita berharap nelayan dari kedua negara dapat saling menghormati batas wilayah masing-masing. Keamanan di wilayah perbatasan menjadi prioritas utama untuk mencegah konflik dan pelanggaran,” tambah Eka. Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran nelayan sebagai “mata dan telinga” dalam menjaga keamanan laut, sekaligus berkontribusi sebagai intelijen dalam mengidentifikasi potensi ancaman.
Selain mencegah pelanggaran batas wilayah, Eka menyoroti ancaman lain seperti perdagangan ilegal, perikanan tanpa izin, dan aksi terorisme. “Kita memerlukan partisipasi aktif para nelayan untuk melaporkan segala bentuk aktivitas mencurigakan. Kolaborasi ini akan membantu menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para nelayan untuk beroperasi,” jelasnya.
Peran Penesa dalam Meningkatkan Martabat Nelayan Sarawak
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengarah Penesa, Awangku Tajudin bin Awangku Ibrahim, mengungkapkan rasa syukurnya atas terjalinnya kerja sama ini. Menurutnya, kemitraan dengan HNSI Kalbar adalah langkah awal yang penting untuk memperkuat peran nelayan di Sarawak, Malaysia.
“Kerja sama ini memberikan peluang besar bagi nelayan di kedua negara untuk memaksimalkan potensi hasil laut mereka. Di Sarawak, Penesa berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup, martabat, dan kesejahteraan nelayan,” ujar Awangku Tajudin.
Ia juga menekankan bahwa profesi nelayan memiliki peran yang tak tergantikan dalam memastikan ketersediaan hasil laut bagi masyarakat luas. “Tanpa kontribusi nelayan, masyarakat tidak akan dapat menikmati aneka jenis ikan dan produk laut lainnya. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk terus mendorong penghargaan terhadap profesi ini,” tambahnya.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengamanan wilayah perbatasan, pemberdayaan nelayan, hingga peningkatan kapasitas dalam pengelolaan sumber daya laut. Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan kedua organisasi dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman demi mendukung perkembangan sektor perikanan di wilayah masing-masing.
Sebagai contoh, HNSI Kalbar berencana mengadakan program pelatihan untuk nelayan, termasuk teknologi perikanan modern dan pengelolaan hasil tangkapan agar memiliki nilai tambah. Penesa, di sisi lain, berkomitmen untuk memberikan akses kepada nelayan Sarawak terhadap pasar yang lebih luas serta fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan mereka.
Selain itu, kedua belah pihak sepakat untuk menggalakkan upaya konservasi sumber daya laut. Dengan perairan yang saling berbatasan, praktik eksploitasi yang tidak berkelanjutan di satu sisi dapat berdampak pada ekosistem laut secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab menjadi fokus utama.
Salah satu aspek menarik dari kemitraan ini adalah semangat solidaritas yang ingin dibangun antara nelayan di Indonesia dan Malaysia. Eka dan Awangku Tajudin sama-sama menggarisbawahi pentingnya membangun hubungan yang harmonis di tingkat komunitas. Dengan begitu, nelayan tidak hanya menjadi penjaga wilayah, tetapi juga agen perubahan dalam mendorong pembangunan ekonomi di daerah perbatasan.
“Kami ingin para nelayan merasakan bahwa mereka tidak berjuang sendirian. Melalui kerja sama ini, kita menciptakan jaringan dukungan yang lebih luas, sehingga nelayan dapat lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan yang ada,” ujar Eka penuh optimisme.
Kemitraan ini diharapkan membawa dampak positif jangka panjang, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Nelayan dari kedua negara diharapkan dapat meningkatkan produktivitas mereka tanpa harus mengorbankan keberlanjutan sumber daya laut. Di sisi lain, hubungan yang erat antara HNSI Kalbar dan Penesa dapat menjadi contoh bagi kerja sama serupa di wilayah perbatasan lainnya.
“Kita tidak hanya berbicara tentang hari ini, tetapi juga masa depan. Kolaborasi ini adalah investasi untuk generasi mendatang, agar mereka dapat mewarisi laut yang kaya dan terjaga,” tutup Awangku Tajudin dengan penuh harapan.
Dengan semangat kerja sama yang tinggi dan komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat, HNSI Kalbar dan Penesa Sarawak telah membuka jalan baru bagi nelayan di perbatasan Indonesia-Malaysia. Kini, harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi nelayan semakin nyata, berkat langkah konkret dalam mempererat hubungan bilateral di sektor perikanan.