Menggagas Transformasi Koperasi di Kalimantan Barat: Tantangan dan Harapan untuk Peningkatan SDM dan Digitalisasi

  

Ilustrasi : Pixabay

Koperasi di Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki sejarah yang panjang dan penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Namun, tantangan di era digitalisasi saat ini mendorong para pengelola koperasi untuk beradaptasi dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) mereka. Hal ini ditekankan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, yang menyebut perlunya peningkatan SDM koperasi agar koperasi-koperasi di provinsi ini dapat lebih berkembang dan kompetitif.

Harisson menyampaikan pandangannya pada acara pengukuhan kepemimpinan Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Kalimantan Barat untuk periode 2024-2029 dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Dekopinwil Kalbar, yang digelar pada Selasa, 5 November 2024. Menurutnya, koperasi harus mampu bertransformasi, baik dari segi manajemen maupun teknologi, untuk menjadi institusi yang lebih profesional dan unggul di era persaingan yang semakin ketat.

 

Potret Koperasi di Kalimantan Barat: Antara Potensi dan Tantangan

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Harisson, saat ini terdapat sekitar 5.000 koperasi yang terdaftar di Kalimantan Barat. Namun, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 3.000 koperasi yang aktif beroperasi. Di antara koperasi yang aktif, terdapat tiga koperasi besar yang menunjukkan kinerja signifikan pada tahun 2023, yakni Koperasi Simpan Pinjam (KSP) CU Lantang Tipo di Sanggau, KSP CU Pancur Kasih di Pontianak, dan KSP CU Keling Kumang di Sekadau. Ketiga koperasi tersebut berhasil mencatatkan omzet sekitar 3 triliun rupiah per tahun, yang mencerminkan potensi besar dari sektor ini.

Namun, di balik pencapaian tersebut, tantangan besar masih membayangi dunia koperasi di Kalbar. Salah satu tantangan yang disorot Harisson adalah kualitas SDM yang dinilai belum optimal dalam mengelola koperasi secara profesional. Banyak koperasi yang masih mengandalkan sistem administrasi dan pelayanan manual, yang menjadi hambatan besar untuk bersaing dengan lembaga keuangan modern, seperti bank yang telah menerapkan teknologi digital dalam operasional mereka.

 

Pentingnya Peningkatan SDM dalam Pengelolaan Koperasi

Peningkatan kompetensi SDM koperasi dianggap sangat krusial oleh Harisson untuk mengembangkan koperasi di Kalimantan Barat. Ia menekankan bahwa peningkatan ini bukan hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga pemahaman bisnis dan manajemen yang lebih baik. SDM koperasi yang kompeten akan mampu membuat koperasi lebih dinamis dan efisien, serta dapat menghadapi tantangan-tantangan baru yang timbul dalam perkembangan zaman.

"SDM di koperasi harus terus melakukan peningkatan agar mereka mampu mengembangkan bisnis di dalam koperasi sehingga lebih maju lagi," ujar Harisson dalam sambutannya. Dengan peningkatan SDM, koperasi diharapkan tidak hanya mampu mempertahankan eksistensi mereka, tetapi juga berkembang lebih pesat.

Harisson menambahkan bahwa SDM koperasi yang unggul akan memungkinkan koperasi untuk bersaing lebih baik, terutama dalam hal pelayanan kepada anggota. Di tengah persaingan dengan institusi keuangan lain yang sudah menerapkan teknologi canggih, SDM koperasi harus adaptif, inovatif, dan mampu memberikan layanan yang responsif dan berkualitas bagi para anggota koperasi.

 

Digitalisasi Koperasi: Langkah Menuju Efisiensi dan Daya Saing

Selain peningkatan SDM, digitalisasi juga menjadi langkah penting yang harus diambil koperasi di Kalimantan Barat. Di era yang serba digital, operasional yang masih dilakukan secara manual menjadi kendala bagi koperasi untuk bersaing. Harisson mengungkapkan bahwa digitalisasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing koperasi.

Saat ini, banyak koperasi yang masih tertinggal dalam hal sistem administrasi dan pelayanan, yang sebagian besar masih dikerjakan secara manual. Ini menimbulkan sejumlah kendala, seperti lambatnya proses administrasi, potensi kesalahan dalam pencatatan, serta sulitnya akses informasi secara real-time. Sementara itu, banyak lembaga keuangan modern seperti bank telah menggunakan teknologi untuk mempercepat dan mempermudah operasional mereka, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik dan cepat kepada nasabah.

Digitalisasi koperasi dapat mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan sistem pencatatan keuangan yang terintegrasi, hingga pengembangan platform digital untuk memfasilitasi komunikasi dan pelayanan kepada anggota. Dengan digitalisasi, anggota koperasi akan lebih mudah mengakses informasi keuangan mereka, melakukan transaksi, serta menerima pembaruan terkait koperasi.

 

Peran Dekopinwil Kalbar dalam Mendorong Transformasi Koperasi

Harisson berharap, dengan dilantiknya kepemimpinan baru Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Kalimantan Barat yang diketuai oleh Hamzah Tawil, koperasi di Kalbar dapat mengalami perubahan positif. Kepengurusan baru diharapkan mampu mendorong program-program yang mendukung peningkatan SDM dan digitalisasi di koperasi. Dukungan dari Dekopinwil Kalbar diharapkan tidak hanya terbatas pada sosialisasi, tetapi juga pendampingan yang intensif agar koperasi di Kalimantan Barat dapat bertransformasi secara nyata.

Dekopinwil Kalbar memiliki peran strategis sebagai penggerak, pembina, sekaligus penentu arah kebijakan bagi koperasi-koperasi di provinsi ini. Oleh karena itu, Dekopinwil Kalbar diharapkan dapat memberikan pelatihan, seminar, dan pendampingan kepada pengelola koperasi untuk memperkuat kompetensi SDM serta mengadopsi teknologi digital.

Dalam hal ini, Dekopinwil Kalbar juga diharapkan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, untuk menghadirkan program-program pelatihan dan pendampingan yang relevan bagi koperasi. Kerja sama ini akan membantu mempercepat proses transformasi koperasi di Kalimantan Barat agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

 

Optimisme Menuju Koperasi yang Lebih Kompetitif

Harisson menegaskan bahwa optimisme adalah kunci dalam menghadapi tantangan yang ada. Meskipun koperasi di Kalimantan Barat masih menghadapi berbagai kendala, seperti kualitas SDM yang belum optimal dan kurangnya digitalisasi, namun dengan kerja keras dan komitmen dari semua pihak, koperasi di provinsi ini diyakini dapat tumbuh lebih baik.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk memodernisasi koperasi. Dengan adanya digitalisasi, koperasi dapat mempercepat proses administrasi, meningkatkan transparansi, serta memberikan layanan yang lebih baik kepada anggota. Harisson berharap, koperasi di Kalbar dapat menjadi pilar ekonomi masyarakat yang kuat dan berdaya saing tinggi.

Melalui transformasi yang didorong oleh Dekopinwil Kalbar, koperasi di Kalimantan Barat diharapkan dapat berkembang secara profesional dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Dengan SDM yang lebih berkualitas dan adopsi teknologi digital, koperasi tidak hanya mampu mempertahankan eksistensi mereka, tetapi juga tumbuh menjadi institusi yang lebih kuat dan berdampak bagi masyarakat luas.

Koperasi di Kalimantan Barat memiliki potensi besar untuk berkembang, seperti yang ditunjukkan oleh koperasi-koperasi besar yang berhasil meraih omzet miliaran rupiah. Namun, tantangan dalam hal kualitas SDM dan adopsi teknologi digital harus segera diatasi agar koperasi dapat bersaing di era modern.

Melalui dukungan dari pemerintah dan Dekopinwil Kalbar, serta komitmen dari para pengelola koperasi untuk terus belajar dan berinovasi, diharapkan koperasi di Kalimantan Barat dapat bertransformasi menjadi lebih profesional, efisien, dan kompetitif. Harisson berharap bahwa koperasi di Kalimantan Barat tidak hanya menjadi lembaga ekonomi yang kuat, tetapi juga menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat.

Dengan semangat baru dan kepemimpinan yang solid, masa depan koperasi di Kalimantan Barat tampak penuh harapan. Peningkatan kualitas SDM dan digitalisasi menjadi langkah penting yang harus ditempuh untuk menjadikan koperasi sebagai kekuatan ekonomi yang lebih signifikan dan berkelanjutan di provinsi ini.

Next Post Previous Post