Lonjakan IPM Kalimantan Barat 2024: Memetakan Kemajuan di Semua Dimensi Kehidupan

 

Foto : Superlive

Kalimantan Barat (Kalbar) kembali mencatatkan sejarah dalam pembangunan manusia. Tahun 2024 menjadi momentum penting dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 71,19. Angka ini menandai peningkatan sebesar 0,72 poin atau setara 1,02 persen dari capaian tahun sebelumnya di angka 70,47. Pertumbuhan ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan dari perbaikan nyata pada seluruh aspek yang membentuk IPM, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.

“Peningkatan ini adalah hasil kerja keras semua pihak. Dimensi pembentuk IPM mengalami kemajuan, dari kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi masyarakat,” ungkap Moch Saichudin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, dalam konferensi pers di Pontianak.

Lantas, bagaimana perjalanan Kalbar menuju pencapaian ini, dan apa saja tantangan yang masih menghadang? Mari kita telaah lebih mendalam.

 

Jejak Pertumbuhan IPM: Lima Tahun Penuh Perjuangan

Dalam rentang waktu 2020 hingga 2024, IPM Kalbar mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,87 persen per tahun. Ini menunjukkan keberlanjutan dari upaya pembangunan manusia yang konsisten, meski dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti pandemi global dan tekanan ekonomi.

Saichudin mencatat bahwa pada 2024, percepatan pertumbuhan IPM lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Hal ini didorong oleh perbaikan di semua dimensi, terutama standar hidup layak yang mencatat peningkatan signifikan," ujarnya.

 

Dimensi Kesehatan: Umur Panjang dan Hidup Sehat

Pada dimensi pertama ini, peningkatan terlihat dari indikator harapan hidup. Bayi yang lahir pada tahun 2024 di Kalbar diproyeksikan memiliki harapan hidup hingga 73,94 tahun, naik 0,23 tahun dibandingkan mereka yang lahir di tahun sebelumnya.

Data ini dihasilkan dari Long Form Sensus Penduduk 2020 (SP2020-LF), yang memberikan pandangan komprehensif tentang kondisi kesehatan masyarakat. Peningkatan harapan hidup ini tak lepas dari upaya intensif pemerintah daerah dalam memperbaiki sistem layanan kesehatan, meningkatkan kualitas gizi masyarakat, dan mengurangi tingkat kematian bayi serta ibu melahirkan.

Kehadiran program kesehatan seperti posyandu keliling, penyediaan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, hingga kampanye gaya hidup sehat, menjadi kunci yang memperkuat dimensi ini.

 

Dimensi Pendidikan: Investasi Jangka Panjang

Kemajuan juga terlihat jelas dalam dimensi pengetahuan, yang mencakup dua indikator utama: Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

  • Harapan Lama Sekolah (HLS): Anak-anak usia 7 tahun ke atas di Kalbar pada 2024 diproyeksikan dapat mengenyam pendidikan selama 12,68 tahun. Angka ini naik tipis 0,01 tahun dari 2023 yang tercatat 12,67 tahun.
  • Rata-rata Lama Sekolah (RLS): Untuk penduduk usia 25 tahun ke atas, RLS menunjukkan peningkatan dari 7,71 tahun menjadi 7,78 tahun, bertambah 0,07 tahun dalam setahun.

Kendati peningkatannya terlihat kecil, ini adalah bukti bahwa akses pendidikan semakin meluas. Pemerintah telah membangun infrastruktur sekolah di daerah terpencil, melatih guru-guru lokal, dan memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi.

Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kemajuan pendidikan tidak hanya soal kuantitas tetapi juga kualitas. Upaya untuk menghadirkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman menjadi pekerjaan rumah besar.

 

Dimensi Ekonomi: Standar Hidup yang Semakin Layak

Dimensi ekonomi menjadi salah satu penopang utama peningkatan IPM Kalbar tahun ini. Pengukuran dimensi ini didasarkan pada rata-rata pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan.

Pada tahun 2024, rata-rata pengeluaran riil per kapita meningkat sebesar Rp511 ribu atau 5,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin kuat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif.

Faktor-faktor seperti pengembangan sektor UMKM, investasi di sektor agribisnis, dan program-program pemberdayaan ekonomi lokal, memberikan kontribusi besar pada peningkatan ini. Pemerintah daerah juga berfokus pada pengendalian inflasi dan penguatan pasar lokal, sehingga masyarakat dapat menikmati manfaat ekonomi secara langsung.

 

Sinergi Dimensi: Keseimbangan yang Dibutuhkan

Pencapaian IPM Kalbar bukanlah hasil dari satu dimensi semata, melainkan sinergi yang terjalin antara kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Ketiga aspek ini saling melengkapi dalam menciptakan masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.

Kesehatan yang baik memungkinkan masyarakat untuk lebih produktif. Pendidikan memberikan peluang untuk berkembang dan meningkatkan kapasitas diri. Sementara itu, ekonomi yang stabil memastikan keberlangsungan hidup yang layak. Jika salah satu dimensi ini lemah, maka akan memengaruhi dimensi lainnya.

 

Tantangan dan Peluang Masa Depan

Meski capaian tahun ini patut dirayakan, perjalanan Kalbar masih jauh dari kata selesai. Beberapa tantangan yang perlu diatasi meliputi:

  1. Disparitas Wilayah: Ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi isu krusial. Akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan di daerah terpencil sering kali masih terbatas.
  2. Pengangguran Terselubung: Meski standar hidup meningkat, banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal dengan pendapatan tidak menentu. Pengembangan sektor formal dan penciptaan lapangan kerja baru menjadi kebutuhan mendesak.
  3. Ketahanan Lingkungan: Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, Kalbar perlu memastikan bahwa pertumbuhan ekonominya tidak merusak lingkungan. Pembangunan berkelanjutan harus menjadi prioritas.

Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang besar. Digitalisasi, misalnya, membuka akses pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi, bahkan di daerah terpencil. Pengembangan ekonomi kreatif juga dapat menjadi motor penggerak baru dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.

Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Barat tahun 2024, yang mencapai 71,19, adalah bukti nyata bahwa kemajuan dapat dicapai dengan kerja keras dan kolaborasi. Semua dimensi, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi, menunjukkan tren positif yang saling mendukung.

Namun, kemajuan ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bersinergi untuk memastikan bahwa pertumbuhan IPM Kalbar mencakup semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. Dengan komitmen yang kuat, Kalimantan Barat dapat terus melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Next Post Previous Post