Kebakaran Gudang Alumina PT BAI di Mempawah: Peristiwa dan Langkah Ke Depan untuk Hilirisasi Industri

  

Foto : dok warga

Pada pagi yang tampak seperti hari biasa, sebuah kejadian tak terduga menggemparkan Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Gudang alumina hydroxide milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dilanda kebakaran hebat pada Senin, 18 November 2024. Insiden ini berlangsung cepat, tepat pukul 09.00 WIB, namun berhasil ditangani dalam waktu singkat.

Kepala Polisi Sektor Sungai Kunyit, IPDA Bagas Putra Prabu, mengungkapkan bahwa pihaknya masih mendalami penyebab kebakaran tersebut. “Saat ini, kami fokus melakukan penyelidikan untuk menentukan kerugian material dan memastikan sumber kebakaran,” ungkapnya dalam wawancara singkat pada Senin siang.

Menurut keterangan awal, kebakaran tersebut terjadi secara tiba-tiba, namun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Para pekerja yang berada di lokasi segera mengambil tindakan darurat untuk mengendalikan api sebelum akhirnya dibantu oleh dua unit mobil pemadam kebakaran milik PT BAI. “Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.10 WIB. Upaya cepat ini menghindarkan kerugian lebih besar,” tambah IPDA Bagas.

 

PT BAI dan Peran Strategisnya dalam Hilirisasi Industri

PT Borneo Alumina Indonesia bukanlah nama asing dalam industri smelter Indonesia. Perusahaan ini merupakan kolaborasi strategis antara PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), yang berada di bawah naungan Mind ID, holding BUMN tambang. Smelter yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 September 2024 ini memainkan peran penting dalam misi besar Indonesia: membangun ekosistem hilirisasi industri mineral.

Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi memberikan pidato yang penuh semangat, menekankan pentingnya hilirisasi untuk mendorong Indonesia keluar dari ketergantungan ekspor bahan mentah. "Sejak zaman VOC, kita sudah mengekspor bahan mentah. Selama 400 tahun lebih, kita terus memberikan bahan baku kepada negara lain, dan mereka berkembang menjadi negara maju. Kita? Tetap di tempat," ujar Jokowi dengan nada tegas.

Hilirisasi industri, menurut Presiden, bukan hanya soal kebijakan ekonomi, tetapi juga langkah strategis menuju kedaulatan nasional. Dengan memproses sumber daya mineral di dalam negeri, Indonesia tidak hanya menciptakan nilai tambah tetapi juga lapangan kerja dan penguasaan teknologi.

Namun, langkah ini bukan tanpa tantangan. Jokowi mengakui bahwa beberapa negara maju cenderung tidak mendukung kebijakan hilirisasi ini. “Ketika kita hentikan ekspor nikel, Uni Eropa langsung menggugat kita. Namun, saat kita hentikan ekspor bauksit dan tembaga, mereka memilih diam. Kita manfaatkan peluang ini,” tambahnya.

 

Hilirisasi di Tengah Tantangan Global

Jokowi juga mencatat bahwa kondisi geopolitik global, pandemi Covid-19, dan tekanan ekonomi dunia telah memberikan ruang bagi Indonesia untuk berfokus pada agenda hilirisasi. "Untungnya, mereka sibuk dengan masalah mereka sendiri. Ini adalah momen kita untuk membangun,” ujarnya optimistis.

Smelter alumina di Mempawah adalah salah satu wujud nyata dari ambisi besar ini. Dengan kapasitas produksi yang signifikan, smelter ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya pengurangan ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah seperti bauksit. Sebagai informasi, alumina hydroxide adalah produk antara dari proses pemurnian bauksit yang memiliki nilai ekonomi jauh lebih tinggi dibandingkan bauksit mentah.

Pemerintah juga mengakui bahwa keputusan untuk menggenjot hilirisasi tidak lepas dari risiko. Namun, menurut Jokowi, risiko tersebut harus diambil demi masa depan Indonesia. “Kita sudah terlalu lama berada di bawah bayang-bayang negara maju. Sekarang saatnya kita bangkit,” tegasnya.

 

Dampak Kebakaran bagi Operasional PT BAI

Meskipun kebakaran kali ini tidak memakan korban jiwa, insiden ini tetap menjadi pengingat bahwa aspek keamanan dan mitigasi risiko harus menjadi prioritas utama dalam operasional industri. PT BAI sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dampak kebakaran terhadap jadwal produksi atau rencana pemulihan.

Pengamat industri menilai bahwa insiden seperti ini dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk mengevaluasi protokol keselamatan. “Selain memastikan kelancaran produksi, perusahaan seperti PT BAI juga perlu memperkuat sistem pencegahan kebakaran, mengingat skala dan kompleksitas operasional mereka,” ujar salah satu pakar.

 

Momentum Kebangkitan Industri Indonesia

Hilirisasi industri adalah salah satu strategi jangka panjang yang dirancang untuk mengubah wajah perekonomian Indonesia. Dari sektor pertambangan hingga manufaktur, hilirisasi menjanjikan manfaat ekonomi yang berlipat. Namun, insiden kebakaran ini menjadi pengingat bahwa perjalanan menuju kemandirian industri bukanlah tanpa hambatan.

Presiden Jokowi sebelumnya telah menunjukkan keberanian dalam mengambil keputusan sulit, termasuk menghadapi gugatan internasional terkait penghentian ekspor nikel. Sikap tegas ini menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam mendorong transformasi struktural ekonomi Indonesia.

Dengan komitmen untuk terus maju, kebakaran di gudang alumina hydroxide ini tidak akan menghentikan langkah besar Indonesia menuju era baru industrialisasi. Sebaliknya, insiden ini diharapkan menjadi pelajaran berharga untuk membangun industri yang lebih tangguh, aman, dan berkelanjutan.

Di tengah tantangan global dan tekanan domestik, Indonesia berada di persimpangan jalan. Namun, dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang konsisten, visi besar Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri dapat terwujud.

Di Mempawah, meski api telah padam, semangat untuk melanjutkan perjalanan hilirisasi terus menyala. Indonesia bukan lagi negara yang hanya mengirim bahan mentah. Kita adalah bangsa yang memimpin, menciptakan, dan membangun masa depan.

Next Post Previous Post