Membangun Jembatan Budaya: Kerja Sama Pariwisata dan Kebudayaan Antara Sarawak dan Yogyakarta
Foto : Pacific Asia Travel Association |
Hubungan antara negara serumpun, Indonesia dan Malaysia,
kembali menguat melalui inisiatif kerja sama yang dijajaki oleh Pemerintah
Sarawak, Malaysia, dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY).
Pertemuan yang diadakan baru-baru ini di Yogyakarta antara Sekretaris Daerah
(Sekda) DIY Beny Suharsono dan Menteri Pelancongan, Kesenian, dan Kebudayaan
Sarawak, YB Dato Sri Abdul Karim Rahman Hamzah, membuka jalan bagi kolaborasi
di berbagai bidang, terutama kebudayaan dan pariwisata.
Menemukan Kesamaan dalam Ragam Budaya dan Pariwisata
Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan, terutama
dalam hal budaya dan warisan sejarah. Yogyakarta, yang terkenal sebagai pusat
kebudayaan dan pendidikan di Indonesia, menyimpan kekayaan budaya yang luar
biasa, mulai dari seni tari, musik tradisional, kerajinan batik, hingga kuliner
khas yang menggugah selera. Di sisi lain, Sarawak, dengan keberagaman etnis dan
budayanya yang kaya, memiliki daya tarik tersendiri di bidang kesenian dan
pariwisata. Kedua wilayah ini, dengan kekayaan budaya masing-masing, melihat
potensi besar untuk saling belajar dan berkolaborasi.
Menurut Beny Suharsono, ada banyak aspek yang sepadan antara Yogyakarta dan Sarawak, yang bisa menjadi dasar dari kerja sama yang lebih intensif di masa mendatang. "Yogyakarta dan Sarawak memiliki banyak kesamaan dalam hal kekayaan budaya, kuliner, dan seni. Ini menjadi alasan kuat bagi Pemerintah Sarawak untuk menjajaki lebih dalam kemungkinan kerja sama di berbagai bidang," kata Beny setelah pertemuan tersebut.
Kuliner: Jembatan Pertama Menuju Kolaborasi
Salah satu daya tarik utama yang menjadi perhatian khusus
dari pertemuan ini adalah kuliner. Selama kunjungannya di Yogyakarta, Menteri
Abdul Karim terkesan dengan ragam kuliner khas DIY yang menurutnya sangat
menggugah selera. Dari gudeg yang manis hingga sate klathak yang gurih, kuliner
Yogyakarta memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan. Hal ini mendorong
Pemerintah Sarawak untuk mengeksplorasi lebih jauh peluang kerja sama di bidang
kuliner sebagai bagian dari pariwisata budaya.
"Banyak hal yang menjadi daya tarik antara Yogyakarta dan Sarawak, salah satunya kuliner. Kuliner di Yogyakarta begitu beragam dan memiliki cita rasa unik yang sangat dinikmati oleh wisatawan dari berbagai negara, termasuk Malaysia," ujar Beny. Abdul Karim, yang merupakan penggemar kuliner lokal, menyatakan minatnya untuk memperkenalkan cita rasa Yogyakarta kepada masyarakat Sarawak dan sebaliknya, menciptakan pertukaran budaya melalui rasa.
Undangan Khusus untuk Gubernur DIY: Misi Budaya ke Sarawak
Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Sarawak secara resmi
mengundang Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, untuk berkunjung ke Sarawak. Undangan
ini bukan hanya sebuah kunjungan kehormatan, melainkan misi budaya yang
bertujuan untuk membawa kesenian dan kebudayaan Yogyakarta ke hadapan
masyarakat Sarawak. Melalui pertukaran budaya ini, diharapkan hubungan antara
kedua wilayah dapat semakin erat dan saling mendukung dalam mempromosikan
pariwisata budaya.
"Undangan ini adalah bentuk apresiasi kami terhadap kekayaan budaya Yogyakarta. Kami berharap Sri Sultan HB X bisa membawa misi budaya ke Sarawak, memperkenalkan seni dan budaya DIY kepada masyarakat kami, dan juga membuka peluang bagi seniman Sarawak untuk memperkenalkan karya mereka di Yogyakarta," ungkap Abdul Karim.
Penerbangan Langsung: Mempermudah Akses Wisatawan
Salah satu langkah konkret yang sedang dipertimbangkan oleh
Pemerintah Sarawak adalah membuka jalur penerbangan langsung dari Sarawak ke
Yogyakarta. Langkah ini dinilai akan sangat efektif dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan antarwilayah, yang selama ini masih terkendala oleh akses
transportasi. Dengan adanya penerbangan langsung, wisatawan dari Malaysia,
khususnya Sarawak, dapat lebih mudah dan cepat mencapai Yogyakarta tanpa harus
melalui banyak transit. Ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang
datang dan juga membuka peluang bisnis baru bagi kedua belah pihak.
"Saat ini kami sedang merencanakan untuk membangun maskapai baru yang dapat membuka rute langsung antara Sarawak dan Yogyakarta. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memfasilitasi pertukaran wisatawan dan memperkuat hubungan pariwisata antara kedua wilayah," jelas Abdul Karim. Ia menambahkan bahwa penerbangan langsung ini akan menjadi jembatan yang menghubungkan dua budaya, memudahkan wisatawan dari Sarawak untuk menikmati pesona Yogyakarta, dan sebaliknya.
Festival Batik: Ajang Promosi Kebudayaan yang Efektif
Kunjungan Abdul Karim ke Yogyakarta juga bertepatan dengan
pelaksanaan Festival Batik, sebuah acara tahunan yang menjadi salah satu ajang
promosi budaya DIY. Batik, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda
oleh UNESCO, adalah salah satu identitas utama Yogyakarta. Festival ini
menampilkan beragam motif batik, dari yang tradisional hingga kontemporer, dan
menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, termasuk dari luar negeri.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DIY, Agus Priono, menyatakan bahwa kehadiran Abdul Karim di Festival Batik menunjukkan minat besar Sarawak terhadap kekayaan budaya lokal DIY. "Festival Batik menjadi platform yang sangat efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Yogyakarta kepada dunia. Kehadiran Menteri Pelancongan Sarawak di acara ini menunjukkan bahwa ada ketertarikan yang kuat dari Sarawak untuk menjalin kerja sama lebih erat di bidang kebudayaan," kata Agus.
Dampak Ekonomi yang Diharapkan dari Kerja Sama
Kerja sama yang dijajaki ini tentunya tidak hanya akan
berdampak pada pertukaran budaya, tetapi juga diharapkan memberikan keuntungan
ekonomi bagi kedua wilayah. Yogyakarta, sebagai salah satu destinasi wisata
unggulan di Indonesia, sangat populer di kalangan wisatawan Malaysia. Adanya
peningkatan kerja sama pariwisata dan dibukanya jalur penerbangan langsung akan
semakin mempermudah wisatawan Malaysia untuk berkunjung, yang pada akhirnya
akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi lokal DIY.
“Kami berharap, dengan adanya kerja sama ini, sektor pariwisata DIY bisa berkembang lebih pesat. Semakin banyak turis Malaysia yang datang, terutama dari Sarawak, akan berdampak langsung pada bisnis lokal seperti perhotelan, restoran, dan toko oleh-oleh. Ini adalah kesempatan yang baik bagi pelaku usaha kecil menengah di Yogyakarta untuk memperluas pasar mereka,” jelas Agus Priono.
Di sisi lain, masyarakat Sarawak juga akan mendapatkan manfaat dengan adanya kerja sama ini. Melalui pertukaran budaya dan promosi pariwisata, mereka dapat memperkenalkan kekayaan budaya dan alam Sarawak kepada masyarakat Indonesia, membuka peluang bisnis baru, dan memperkuat sektor pariwisata di wilayah mereka.
Masa Depan Kerja Sama: Dari Budaya Hingga Pendidikan
Pemerintah Sarawak dan DIY memiliki visi yang sama dalam
mempromosikan pariwisata budaya. Namun, potensi kerja sama ini tidak hanya
terbatas pada bidang pariwisata dan kuliner. Kedua belah pihak berharap untuk
memperluas kolaborasi ini hingga ke bidang pendidikan, seni, dan teknologi
kreatif. Melalui program-program seperti pertukaran pelajar, pelatihan bersama
di bidang seni dan kriya, hingga kolaborasi dalam penyelenggaraan festival
budaya, mereka ingin menciptakan hubungan yang lebih erat dan bermanfaat bagi
masyarakat di kedua wilayah.
"Kami melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan dari kerja sama ini. Tidak hanya di sektor pariwisata, tetapi juga pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Misalnya, melalui program pertukaran pelajar dan seniman, masyarakat Sarawak dan Yogyakarta bisa saling belajar dan memperkaya wawasan budaya masing-masing," kata Beny.
Merangkai Harmoni di Asia Tenggara
Kolaborasi antara Sarawak dan Yogyakarta mencerminkan
semangat gotong royong dan kebersamaan yang telah lama menjadi ciri khas
masyarakat Asia Tenggara. Dengan banyaknya potensi yang bisa digali, dari
pariwisata, kuliner, hingga pendidikan, kerja sama ini menjadi contoh nyata
bagaimana dua wilayah bisa saling memperkaya dan mendukung untuk mencapai
tujuan bersama. Langkah-langkah seperti pembukaan jalur penerbangan langsung,
promosi festival budaya, dan pertukaran seni hanyalah awal dari perjalanan panjang
menuju hubungan yang lebih erat dan berkelanjutan.
Melalui kolaborasi ini, tidak hanya sektor ekonomi dan pariwisata yang diharapkan akan tumbuh, tetapi juga hubungan antarbudaya yang lebih dalam dan saling menghargai. Sarawak dan Yogyakarta menunjukkan kepada dunia bahwa dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan harmoni dan kemakmuran yang lebih besar, menjadikan Asia Tenggara sebagai wilayah yang kuat, beragam, dan penuh potensi.