Kritik Terhadap Manuver Presiden Jokowi yang Gencar Resmikan Proyek IKN Menjelang Akhir Masa Jabatan
Foto : Instagram(@jokowi) |
Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik karena
aktivitasnya yang kian gencar meresmikan proyek-proyek di Ibu Kota Nusantara
(IKN) menjelang berakhirnya masa jabatannya. Aktivitas ini tak luput dari
kritik, salah satunya dari Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray
Rangkuti. Menurut Ray, langkah Jokowi tersebut sarat dengan muatan politik dan
bertujuan untuk mengamankan kepentingan pribadinya serta keluarganya di masa
depan.
Motif Politik di Balik Peresmian Proyek IKN
Ray Rangkuti menilai bahwa tindakan Jokowi yang terus
meresmikan proyek-proyek pembangunan di IKN Kalimantan Timur adalah upaya untuk
memperkuat citra positifnya di mata masyarakat. "Jika proyek IKN ini
sampai mangkrak, bisa menjadi masalah serius, baik secara politik maupun secara
hukum," kata Ray dalam pernyataannya pada 13 Oktober 2024. Menurutnya,
dengan meresmikan proyek-proyek ini, Jokowi seakan-akan ingin menunjukkan bahwa
proyek tersebut tidak akan mangkrak, bahkan setelah dirinya tidak lagi menjabat
sebagai presiden.
Di balik gencarnya peresmian ini, Ray juga melihat adanya upaya dari Jokowi untuk "mengikat" Prabowo Subianto, presiden terpilih yang akan segera dilantik pada 20 Oktober 2024. Ray menduga, langkah Jokowi ini bertujuan agar Prabowo tidak dapat menarik diri dari proyek IKN di masa depan. "Jokowi ingin memastikan bahwa pembangunan IKN akan terus berjalan, sehingga Prabowo tidak bisa mundur dari proyek tersebut," ujarnya. Hal ini didasari pada sejumlah pernyataan Jokowi sebelumnya, di mana ia menekankan bahwa keputusan mengenai pemindahan ibu kota negara akan diteken oleh presiden yang terpilih dalam Pemilu 2024.
Kegelisahan Menjelang Lengser
Ray juga menyebutkan bahwa intensitas Jokowi dalam
meresmikan proyek di IKN menjelang akhir masa jabatannya mengindikasikan adanya
kegelisahan. Menurutnya, Jokowi tampak khawatir dengan bagaimana citra dan
warisannya akan dikenang setelah tidak lagi menjabat. Ray mencontohkan
pernyataan Jokowi yang menyebut dirinya akan tetap sering mengunjungi IKN
meskipun sudah tidak menjabat. "Untuk apa dan apa tujuannya? Sudah tidak
jelas," kata Ray. Ia menilai langkah tersebut sebagai bentuk kegelisahan Jokowi,
seolah masih ingin tetap berperan meskipun tak lagi menjadi presiden.
Selama beberapa hari terakhir, Jokowi memang terlihat sibuk meresmikan berbagai proyek di kawasan IKN. Pada Jumat pekan lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meresmikan Rumah Sakit Hermina Nusantara dan Rumah Sakit Mayapada Hospital Nusantara. Di hari yang sama, ia juga meresmikan Istana Negara di IKN, sebuah bangunan simbolis yang menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam upaya pemindahan ibu kota negara. Selain itu, dalam dua bulan terakhir, Presiden Jokowi juga meresmikan Plaza Seremoni Sumbu Kebangsaan di IKN dan melakukan peletakan batu pertama D’Prima Hotel Nusantara. Di akhir September, Jokowi bahkan menghadiri peletakan batu pertama yang kedelapan di kawasan IKN untuk proyek infrastruktur investasi.
Bantahan dari Pihak Istana
Tanggapan keras dari Ray Rangkuti ini tak luput dari respons
Istana. Kepala Kantor Kepresidenan, Hasan Nasbi, dengan tegas membantah klaim
bahwa Jokowi menggunakan peresmian proyek di IKN sebagai alat politik. Hasan
menegaskan bahwa Jokowi masih menjabat sebagai presiden hingga masa akhir
jabatannya, sehingga berhak untuk meresmikan proyek-proyek pembangunan yang
telah selesai.
"Meresmikan bangunan-bangunan yang sudah selesai dibangun tidak perlu alasan, bukan?" ujar Hasan ketika dihubungi pada 13 Oktober 2024. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan langkah Jokowi untuk meresmikan proyek-proyek tersebut meski menjelang akhir masa jabatannya, karena pembangunan ini sudah dijadwalkan dan sudah selesai tepat waktu. Ia juga menekankan bahwa peresmian proyek-proyek itu dilakukan bukan sekadar untuk pencitraan, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah yang ingin memastikan bahwa pembangunan IKN berjalan sesuai rencana.
Hasan juga membantah tudingan bahwa Jokowi ingin "mengikat" Prabowo Subianto agar melanjutkan proyek IKN. Ia menegaskan bahwa pembangunan IKN adalah kebijakan jangka panjang yang telah menjadi proyek nasional. "Proyek ini bukan sekadar proyek pribadi Jokowi, tapi kebijakan negara. Presiden baru tentu akan melanjutkan proyek-proyek yang sudah menjadi program nasional, seperti halnya proyek-proyek infrastruktur lainnya," katanya.
Analisis: Peresmian Proyek dan Dinamika Politik
Langkah Presiden Jokowi yang terus gencar meresmikan proyek
di IKN memang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Di satu sisi, peresmian
proyek-proyek besar seperti rumah sakit dan Istana Negara menunjukkan bahwa
pembangunan di IKN sedang berjalan dan bukan sekadar wacana. Hal ini bisa
meningkatkan kepercayaan investor serta masyarakat terhadap kelanjutan proyek
tersebut, yang selama ini masih diragukan oleh sebagian kalangan.
Namun, di sisi lain, langkah Jokowi ini juga menimbulkan pertanyaan terkait motif di balik intensitas peresmian proyek di akhir masa jabatannya. Bagi pihak oposisi dan pengkritik seperti Ray Rangkuti, hal ini lebih terlihat sebagai upaya untuk membangun citra politik ketimbang bentuk tanggung jawab sebagai presiden. Apalagi, adanya pernyataan bahwa Jokowi ingin tetap sering berkunjung ke IKN setelah lengser memperkuat dugaan bahwa ia masih ingin menjaga peran dan pengaruhnya dalam proyek tersebut.
Adapun spekulasi mengenai adanya upaya Jokowi untuk "mengikat" Prabowo agar tidak bisa mundur dari proyek IKN juga menarik untuk diperhatikan. Sebagai presiden terpilih, Prabowo diperkirakan akan menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan proyek ambisius ini, terutama karena banyaknya kritik terhadap pemindahan ibu kota. Jika Prabowo nantinya memutuskan untuk melanjutkan proyek IKN, maka hal ini bisa dianggap sebagai keberhasilan strategi Jokowi dalam "mewariskan" proyek tersebut kepada penerusnya.
Peresmian proyek-proyek pembangunan di IKN oleh Presiden Jokowi menjelang akhir masa jabatannya telah memicu berbagai reaksi dan spekulasi di masyarakat. Bagi sebagian kalangan, langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mengamankan citra dan warisan politiknya, serta menjaga kelanjutan proyek IKN di bawah pemerintahan berikutnya. Sementara itu, pihak Istana berpendapat bahwa langkah ini adalah bagian dari tanggung jawab seorang presiden yang ingin memastikan semua program berjalan sesuai rencana.
Bagaimanapun, gencarnya peresmian proyek-proyek IKN menjelang lengsernya Jokowi menunjukkan bahwa pembangunan ibu kota baru ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan juga bagian dari dinamika politik yang kompleks. Tantangan terbesar ke depan adalah bagaimana memastikan bahwa pembangunan IKN dapat terus berlanjut dengan baik di bawah pemerintahan baru, dan tidak hanya menjadi proyek yang terbengkalai di kemudian hari.