Bawaslu Kalteng Libatkan Media dan Mahasiswa dalam Pengawasan Pilkada 2024 untuk Cegah Kecurangan

  

Ilustrasi : Pixabay

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya media massa dan mahasiswa, untuk aktif berperan dalam mengawasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Upaya ini dilakukan untuk memastikan terciptanya proses demokrasi yang jujur, adil, dan bebas dari segala bentuk pelanggaran.

Ajakan ini disampaikan oleh Siti Wahidah, Koordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kalteng, dalam acara bertajuk Pengawasan Siber dan Media Massa di Pemilihan Pilkada 2024 yang digelar di Palangka Raya, Jumat lalu. Dalam pernyataannya, Siti mengungkapkan harapan besar agar Pilkada Serentak 2024 dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan mengutamakan kepentingan rakyat tanpa adanya praktik-praktik curang.

 

Tolak Politik Uang dan SARA, Dorong Pemimpin dengan Gagasan Membangun

Siti Wahidah secara tegas menyerukan penolakan terhadap berbagai bentuk pelanggaran pemilu seperti politik uang, politik identitas, serta isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) yang kerap digunakan untuk memecah belah masyarakat. Dia berharap masyarakat dapat memilih pemimpin yang memiliki visi membangun Kalimantan Tengah ke arah yang lebih baik, baik dari segi ekonomi maupun infrastruktur.

"Politik uang, politik identitas, dan kampanye hitam harus kita tolak bersama. Masyarakat harus pintar dalam memilih pemimpin yang memiliki gagasan besar untuk memajukan perekonomian Kalimantan Tengah, memperbaiki infrastruktur, dan membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat ke depan," ujar Siti Wahidah.

 

Keterlibatan Mahasiswa dan Media Massa sebagai Pengawas Demokrasi

Kegiatan yang diikuti oleh puluhan mahasiswa dan perwakilan media massa ini, lanjut Siti, merupakan langkah strategis dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya dalam hal pengawasan selama proses Pilkada. Menurutnya, kehadiran mahasiswa dan media massa sebagai bagian dari pengawas di lapangan sangat penting untuk mencegah terjadinya kecurangan dan memastikan seluruh proses berlangsung transparan.

“Kami menyadari bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kalteng belum sepenuhnya maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia. Oleh karena itu, kami mengajak berbagai pihak, terutama mahasiswa dan media, untuk ikut terlibat dalam pengawasan ini. Kegiatan ini menjadi dasar untuk memperkuat pengawasan masyarakat,” kata Siti.

Lebih lanjut, Siti menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam memantau potensi pelanggaran. Dengan keterlibatan aktif mahasiswa yang peka terhadap isu-isu sosial, diharapkan celah-celah yang biasa dimanfaatkan untuk melakukan pelanggaran dapat diminimalisir, sehingga proses demokrasi dapat berjalan sesuai dengan prinsip keadilan.

 

Empat Pasangan Calon Gubernur Bertarung di Pilkada Kalteng

Saat ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng telah menetapkan empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan berkompetisi dalam Pilkada 2024. Para pasangan calon ini tengah giat melaksanakan kampanye, sesuai dengan jadwal yang telah disetujui oleh tim sukses masing-masing. Bawaslu Kalteng pun memantau seluruh aktivitas kampanye ini untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi.

Menurut Siti Wahidah, sampai saat ini suasana politik di Kalimantan Tengah masih kondusif. Provinsi yang dikenal memiliki luas wilayah dua kali dari Pulau Jawa ini, walau memiliki tantangan geografis yang besar, tidak menunjukkan adanya gangguan keamanan yang signifikan. Masyarakat tampak antusias dan tenang menjelang pemilihan, tanpa ada isu-isu yang dapat merusak ketertiban umum.

 

Upaya Maksimal Demi Pilkada yang Aman dan Damai

Bawaslu Kalteng berkomitmen untuk mengawasi proses Pilkada dengan maksimal meski dihadapkan pada tantangan berupa keterbatasan sumber daya manusia. Oleh karena itu, peran media massa dan mahasiswa sangat diharapkan dapat mengisi celah-celah tersebut. Dengan semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengawasan, maka potensi terjadinya kecurangan semakin kecil.

"Dengan keterlibatan aktif dari semua pihak, kami yakin Pilkada 2024 bisa berjalan dengan aman, damai, dan lancar. Kehadiran mahasiswa yang menjadi agen perubahan sangat penting dalam mengawal demokrasi. Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengawasi jalannya Pilkada, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar sesuai dengan pilihan rakyat," jelas Siti.

Selain itu, Bawaslu juga menegaskan pentingnya media massa sebagai pilar demokrasi yang bisa memberikan informasi yang akurat dan mendidik kepada masyarakat terkait proses Pilkada. Media berperan sebagai jembatan informasi antara penyelenggara pemilu, peserta pemilu, dan pemilih. Oleh karena itu, Bawaslu mengajak media untuk turut serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas dan memiliki visi yang jelas untuk membangun Kalimantan Tengah.

 

Mengoptimalkan Pengawasan Melalui Teknologi dan Kerjasama

Di era digital saat ini, pengawasan Pilkada tidak hanya dilakukan secara langsung di lapangan, tetapi juga melalui pemantauan siber. Bawaslu Kalteng telah menyiapkan tim untuk memantau aktivitas kampanye di media sosial, terutama untuk mendeteksi potensi pelanggaran seperti penyebaran hoaks, kampanye hitam, dan ujaran kebencian.

Penggunaan teknologi ini diharapkan bisa membantu dalam memetakan wilayah-wilayah yang rawan terjadinya pelanggaran dan memberikan respons yang cepat apabila terjadi pelanggaran. Namun, Bawaslu menyadari bahwa pengawasan teknologi saja tidak cukup. Oleh karena itu, kolaborasi dengan mahasiswa dan media massa dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat pengawasan dan memastikan setiap pelanggaran dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.

 

Membangun Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat

Melalui kegiatan seperti Pengawasan Siber dan Media Massa di Pemilihan Pilkada 2024, Bawaslu Kalteng berharap masyarakat, terutama generasi muda, lebih sadar dan aktif dalam mengawal jalannya Pilkada. Siti Wahidah menuturkan bahwa pemilih cerdas adalah mereka yang mampu melihat rekam jejak calon pemimpin dan memilih berdasarkan visi dan misi yang jelas, bukan karena bujukan uang atau sentimen lainnya.

"Kesadaran masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh politik uang dan kampanye negatif harus terus kita bangun. Kami berharap, mahasiswa bisa menjadi contoh dan penggerak di masyarakat untuk menolak segala bentuk politik yang tidak sehat. Inilah inti dari demokrasi yang sebenarnya," tambahnya.

Bawaslu Kalteng juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dengan melaporkan segala bentuk dugaan pelanggaran yang mereka saksikan di lapangan melalui berbagai kanal pengaduan yang telah disediakan. Dengan demikian, harapan untuk Pilkada 2024 yang bersih, jujur, dan adil bisa terwujud dan membawa kemajuan bagi Kalimantan Tengah.

Secara keseluruhan, inisiatif Bawaslu Kalteng untuk merangkul mahasiswa dan media massa sebagai mitra pengawasan merupakan langkah nyata dalam menjaga integritas proses demokrasi. Dengan semakin banyaknya pihak yang berkomitmen mengawal jalannya Pilkada, proses pemilihan dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar dipilih oleh rakyat, serta siap membawa perubahan positif bagi Kalimantan Tengah.

Next Post Previous Post