Transformasi Pertanian Terpadu Kukar: Menjawab Tantangan Pangan IKN
Foto : dok Istimewa |
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, tengah
menginisiasi sebuah gerakan besar dalam sektor pertanian dengan mengembangkan
sistem pertanian terpadu yang modern dan efisien. Dengan visi yang jelas, ia
berambisi menjadikan Kukar sebagai lumbung pangan terbesar di Kalimantan Timur
(Kaltim) serta siap memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang
akan segera berkembang di Bumi Etam.
Posisi Kukar yang strategis dalam peta pertanian Kaltim memberikan peluang besar bagi daerah ini untuk berkontribusi langsung dalam menyediakan pasokan pangan bagi IKN. Dengan tanah yang subur dan masyarakat petani yang bersemangat, ditambah dukungan dari program-program pemerintah yang sistematis, Kukar telah memantapkan diri bukan hanya sebagai penyokong kebutuhan pangan bagi Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai calon pemasok utama bagi IKN yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia.
Edi Damansyah: Pemimpin di Garis Depan Pertanian Kukar
Dalam rangka mewujudkan cita-cita besar ini, Edi Damansyah,
sebagai Bupati Kukar, memimpin berbagai inisiatif strategis dalam sektor
pertanian. Salah satu landasan utama dari strategi ini adalah Program Dedikasi
Kukar Idaman, yang telah dirancang untuk memastikan keberlanjutan ekonomi
daerah dengan fokus khusus pada pertanian. Melalui program ini, Pemkab Kukar
mengembangkan kawasan pertanian yang dikelola secara terpadu, mencakup sektor
pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, sehingga terwujud sinergi
antar sektor yang saling mendukung.
“Pak Bupati selalu menegaskan bahwa setiap penentuan kawasan harus berbasis data yang akurat,” kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Muhamad Rifani, dalam pernyataannya pada 4 September 2024. Berdasarkan hasil verifikasi, Kukar telah menetapkan 13 kawasan sebagai area pertanian terpadu, dengan lima di antaranya mencakup lahan lebih dari 1.000 hektare. Area-area ini tersebar di enam kecamatan, termasuk Tenggarong dan Muara Kaman, yang saat ini menjadi pusat utama kegiatan pertanian dengan total luas 7.628 hektare.
Embung: Kunci Stabilitas Air Pertanian
Salah satu komponen vital dalam program pertanian terpadu
ini adalah pembangunan embung atau penampungan air skala kecil. Embung
memainkan peran penting dalam memastikan suplai air yang konsisten untuk lahan
pertanian, terutama di saat musim kemarau. Dengan adanya embung, petani dapat
terus menanam dan memanen tanpa harus khawatir kekurangan air.
Hingga akhir tahun 2023, sebanyak 40 embung telah dibangun di Kukar, masing-masing mampu mengairi lahan hingga 10 hektare. Pada tahun 2024, target pembangunannya adalah 63 embung, melampaui target awal sebanyak 60 unit. Embung-embung ini menjadi penyelamat bagi para petani ketika cuaca tidak menentu, menjaga agar produktivitas pertanian tetap stabil sepanjang tahun.
“Embung adalah sandaran utama petani saat kondisi cuaca sulit diprediksi. Mereka dapat terus menanam tanpa harus khawatir kekurangan air,” tambah Rifani.
Pembangunan Infrastruktur Pertanian: Jalan Usaha Tani dan Irigasi Tersier
Selain pembangunan embung, Pemkab Kukar juga berfokus pada
peningkatan infrastruktur jalan usaha tani, yang merupakan infrastruktur
penting dalam mendukung distribusi hasil pertanian. Jalan usaha tani ini
memudahkan petani dalam mengangkut hasil bumi dari lahan ke pasar, sehingga
dapat menekan biaya distribusi yang seringkali menjadi salah satu tantangan
besar dalam rantai pasok pangan.
Hingga akhir 2023, Kukar telah membangun jalan usaha tani sepanjang 112,58 kilometer. Di tahun 2024, tambahan 53,92 kilometer jalan akan dibangun, jauh melampaui target awal hingga 2026. Edi Damansyah, dengan kebijakan partisipatifnya, melibatkan masyarakat lokal dalam proses pembangunan ini. Contoh nyata adalah kerja sama antara Pemkab Kukar dan TNI dalam program Karya Bhakti, yang memungkinkan terlaksananya pembangunan jalan usaha tani secara cepat dan efisien.
“Kemitraan dengan masyarakat dan TNI adalah salah satu faktor utama keberhasilan kami dalam membangun infrastruktur pertanian yang mendukung produktivitas,” ujar Edi Damansyah dengan penuh keyakinan.
Jalan-jalan yang telah terbangun ini kini menjadi urat nadi bagi ribuan petani dalam mengangkut hasil bumi mereka ke pasar. Hal ini tidak hanya mempercepat proses distribusi, tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi pertanian di wilayah Kukar.
Selain jalan usaha tani, Pemkab Kukar juga menempatkan pembangunan irigasi tersier sebagai agenda prioritas. Irigasi tersier memastikan bahwa lahan pertanian mendapatkan pasokan air yang cukup dan terkelola dengan baik, terutama di area sawah yang membutuhkan pengairan yang efisien.
Hingga 2023, panjang irigasi tersier yang telah dibangun mencapai 29.574 meter, dengan tambahan 7.738 meter yang dijadwalkan rampung pada 2024. Infrastruktur irigasi ini adalah elemen kunci dalam menjaga produktivitas pertanian, menjamin agar lahan tetap subur bahkan di musim kering.
Kukar: Lumbung Pangan Kaltim yang Siap Pasok IKN
Dengan adanya sistem pertanian terpadu yang terus
berkembang, Kukar tidak hanya berhasil memperkuat posisinya sebagai penyangga
pangan utama di Kalimantan Timur, tetapi juga siap menjawab tantangan kebutuhan
pangan di Ibu Kota Nusantara. Edi Damansyah dan jajaran pemerintah daerah telah
bekerja keras mempersiapkan segala infrastruktur dan sistem yang diperlukan
untuk memastikan Kukar mampu menjadi mitra strategis bagi IKN dalam hal pasokan
pangan.
“Kami mempersiapkan Kukar untuk menjadi mitra strategis bagi IKN, memastikan bahwa kebutuhan pangan ibu kota baru dapat dipenuhi dari sini,” tegas Edi Damansyah.
Dengan rencana yang matang dan terstruktur, serta lahan pertanian yang dikelola dengan pendekatan modern, Kukar telah menempatkan dirinya sebagai salah satu wilayah kunci dalam pengembangan sektor pertanian di Kalimantan Timur. Keberhasilan program-program ini tidak hanya akan mengangkat kesejahteraan masyarakat petani di Kukar, tetapi juga mendukung kelancaran pasokan pangan untuk kebutuhan nasional, khususnya di IKN yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia.
Sinergi Antara Pemerintah dan Masyarakat
Kunci utama dari keberhasilan program pertanian terpadu di
Kukar adalah sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Melalui berbagai program
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan, Edi
Damansyah berhasil membangun kepercayaan dan semangat gotong-royong yang kuat
di kalangan petani dan masyarakat lokal.
Dengan langkah-langkah strategis dan inovatif yang terus diambil, Edi Damansyah menunjukkan komitmen yang besar dalam mewujudkan pertanian Kukar yang mandiri dan berkelanjutan. Infrastruktur yang terus dibangun, kawasan pertanian yang dikelola secara terpadu, serta keterlibatan aktif masyarakat menjadi bukti bahwa Kukar siap menjadi lumbung pangan yang tangguh di Kalimantan Timur, sekaligus mitra andal bagi Ibu Kota Nusantara.
Di masa depan, dengan dukungan dari berbagai pihak, Kukar akan terus bertransformasi menjadi salah satu pusat produksi pangan terbesar di Indonesia. Program-program inovatif yang dipelopori oleh Edi Damansyah tidak hanya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani lokal, tetapi juga pada ketahanan pangan nasional yang semakin kuat dan berkelanjutan.