Sinergi Transportasi Kalimantan Barat dan Sarawak: Menyongsong Era Baru Kerja Sama Lintas Batas
Foto : Nawacita |
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) dan Pemerintah Sarawak, Malaysia, kembali menghidupkan kembali kerja sama strategis mereka dalam sektor transportasi. Setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19 dan perbedaan regulasi antara kedua negara, kedua belah pihak kini bersepakat untuk memperkuat sinergi yang ada. Pertemuan antara Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, dan Menteri Transportasi Sarawak, YB Dato' Sri Lee Kim Shin, menandai titik awal baru dalam upaya memperbaiki hubungan transportasi lintas batas yang selama ini mengalami kendala.
Pada pertemuan yang digelar di Pontianak pada hari Selasa, Harisson menyatakan bahwa kerja sama transportasi antara Kalimantan Barat dan Sarawak terhenti karena perbedaan aturan di antara kedua negara. Menurutnya, kesepakatan baru ini penting sebagai langkah awal untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan mengembalikan hubungan transportasi yang lebih baik.
"Kerja sama ini sangat penting untuk dilanjutkan. Kami telah membahas berbagai solusi untuk menyelesaikan masalah yang sempat menghentikan konektivitas antara Kalbar dan Sarawak. Saya berharap pertemuan ini menjadi langkah konkret untuk mengatasi perbedaan regulasi yang ada," ujar Harisson.
Pentingnya Koneksi Penerbangan Langsung dan Perbaikan Fasilitas di PLBN
Salah satu isu utama yang diangkat dalam pertemuan ini
adalah reaktivasi konektivitas penerbangan langsung antara Kota Kuching di
Sarawak dan Pontianak, Kalimantan Barat. Sebelum pandemi, rute ini menjadi
salah satu jalur transportasi udara penting yang menghubungkan kedua wilayah.
Namun, sejak pandemi melanda dan berbagai regulasi baru diberlakukan,
operasional rute ini terhenti.
Harisson menegaskan bahwa rute penerbangan langsung ini perlu segera diaktifkan kembali. "Kami sadar betul bahwa konektivitas udara ini sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat kedua wilayah, baik untuk kepentingan perdagangan, bisnis, maupun pariwisata. Pembukaan kembali rute ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi kedua belah pihak," kata Harisson.
Selain itu, Harisson juga menyoroti pentingnya peningkatan fasilitas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang menghubungkan Kalimantan Barat dengan Sarawak. Beberapa PLBN seperti Entikong, Badau, Aruk, dan Jagoi Babang menjadi titik fokus dalam pembahasan ini. Harisson menjelaskan bahwa fasilitas di PLBN tersebut perlu diperbarui dan ditingkatkan agar arus lalu lintas dan perdagangan di perbatasan dapat berjalan lebih lancar.
"Kami fokus pada peningkatan infrastruktur di PLBN, seperti peningkatan kapasitas dan kualitas layanan, sehingga proses lintas batas dapat dilakukan dengan lebih cepat dan nyaman. Ini juga akan membantu memperlancar kegiatan perdagangan antara kedua wilayah," jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki operasional di perbatasan, Harisson mengusulkan penyesuaian jam operasional di PLBN Entikong-Kuching. Sebelum pandemi, PLBN ini beroperasi dari pukul 05.00 WIB hingga 17.00 WIB, namun sejak pandemi, jam operasionalnya menjadi lebih terbatas. "Kami mengusulkan agar jam operasional dikembalikan seperti semula, terutama di masa-masa puncak, agar tidak terjadi penumpukan antrean di perbatasan," ungkapnya.
Mengusulkan Rute Point-to-Point Kuching-Singkawang
Dalam upaya lebih lanjut untuk memperkuat konektivitas
lintas batas, Harisson mengajukan usulan baru berupa rute point-to-point antara
Kuching dan Singkawang. Rute ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi
masyarakat yang bepergian tanpa harus berganti kendaraan di perbatasan. Saat
ini, penumpang yang ingin menuju Singkawang dari Kuching harus berpindah
kendaraan di perbatasan dengan jarak sekitar 500 meter, yang dinilai tidak
efisien.
Dengan adanya rute point-to-point ini, Harisson berharap proses perjalanan bisa menjadi lebih cepat dan nyaman. "Kami menginginkan rute langsung dari Kuching ke Singkawang tanpa harus ada pergantian transportasi. Ini akan memudahkan masyarakat yang bepergian dan juga meningkatkan arus wisatawan," tambahnya.
Selain itu, rute point-to-point ini juga diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih besar bagi sektor ekonomi, terutama dalam hal perdagangan dan pariwisata. "Dengan kemudahan akses transportasi, lebih banyak wisatawan akan datang, dan ini tentu akan meningkatkan ekonomi lokal baik di Kuching maupun Singkawang," kata Harisson.
Dukungan Sarawak Terhadap Inisiatif Penguatan Kerja Sama
Menteri Transportasi Sarawak, YB Dato' Sri Lee Kim Shin,
memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif yang diajukan oleh Pemprov Kalbar.
Lee menegaskan bahwa kerja sama antara Sarawak dan Kalbar sangat penting,
terutama di sektor transportasi, mengingat kedua wilayah ini memiliki hubungan
yang sangat erat secara geografis dan kultural.
"Kami sangat mendukung usulan-usulan yang disampaikan oleh Pemprov Kalbar. Hubungan antara Sarawak dan Kalbar sudah terjalin baik selama bertahun-tahun, dan kami melihat potensi besar dalam memperkuat kerja sama ini, terutama di sektor transportasi," ujar Lee Kim Shin.
Lee juga berharap Pemerintah Indonesia dapat memberikan akses yang lebih luas bagi warga Malaysia, khususnya dari Sarawak, untuk berkunjung ke Kalimantan Barat. Menurutnya, dengan semakin terbukanya akses ini, potensi peningkatan kerja sama ekonomi antara kedua wilayah akan semakin besar. "Kami berharap Pemerintah Indonesia membuka akses yang lebih luas bagi warga Sarawak untuk masuk ke Kalbar, sehingga hubungan ekonomi bisa semakin erat," tambahnya.
Potensi Sektor Pariwisata, Perdagangan, Pendidikan, dan Kesehatan
Selain sektor transportasi, Lee Kim Shin juga menyoroti
potensi besar yang dimiliki oleh sektor-sektor lain dalam kerja sama antara
Kalbar dan Sarawak. Pariwisata, menurutnya, merupakan salah satu sektor yang
memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan. "Sarawak dan Kalbar
memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, dan ini bisa menjadi daya
tarik utama bagi para wisatawan," kata Lee.
Di samping itu, kerja sama dalam bidang perdagangan, pendidikan, dan kesehatan juga menjadi sorotan. "Kami ingin memperluas kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan. Pertukaran pelajar, program kesehatan bersama, dan kerja sama penelitian bisa menjadi cara untuk mempererat hubungan antara Kalbar dan Sarawak," tambahnya.
Kerja sama perdagangan juga tidak kalah pentingnya, mengingat kedua wilayah memiliki potensi besar dalam sektor ini. "Kami percaya bahwa dengan adanya konektivitas transportasi yang baik, perdagangan antara Sarawak dan Kalbar akan semakin meningkat. Kami harus memanfaatkan potensi yang ada untuk kepentingan bersama," lanjut Lee.
Pertukaran Cenderamata: Simbol Kerja Sama yang Harmonis
Pertemuan ini diakhiri dengan prosesi pertukaran cenderamata
antara Harisson dan Lee Kim Shin. Pertukaran cenderamata ini merupakan simbol
hubungan harmonis antara Kalbar dan Sarawak, yang selama bertahun-tahun telah
terjalin dalam semangat saling menghormati dan bekerja sama untuk kepentingan
bersama.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak sepakat untuk terus memelihara dan memperkuat kerja sama yang sudah ada. "Kami percaya bahwa melalui kerja sama ini, kita bisa menciptakan sinergi yang saling menguntungkan, tidak hanya dalam sektor transportasi tetapi juga dalam sektor-sektor lain yang strategis," kata Harisson.
Langkah Menuju Masa Depan yang Lebih Baik
Pertemuan ini diharapkan dapat membuka babak baru dalam
hubungan antara Kalbar dan Sarawak. Harisson dan Lee Kim Shin sepakat bahwa
tantangan global yang semakin kompleks menuntut adanya kerja sama yang lebih
erat antara negara-negara tetangga, terutama di kawasan ASEAN. Dengan
memperkuat kerja sama di bidang transportasi, kedua wilayah ini diharapkan
mampu menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih baik dan memanfaatkan peluang
yang ada untuk kemakmuran bersama.
"Kita harus terus bekerja sama, terutama di masa-masa sulit seperti saat ini. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa mengatasi tantangan global dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik," ujar Harisson menutup pertemuan.
Ke depan, kerja sama transportasi ini diharapkan tidak hanya memperkuat konektivitas antara Kalbar dan Sarawak, tetapi juga memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi kedua wilayah. Dengan adanya perbaikan fasilitas dan kemudahan akses, diharapkan sektor-sektor strategis seperti pariwisata, perdagangan, pendidikan, dan kesehatan dapat berkembang lebih pesat.
Pemprov Kalbar dan Pemerintah Sarawak berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam berbagai aspek demi kepentingan masyarakat kedua wilayah. Mereka berharap, sinergi ini dapat terus diperluas dan membawa manfaat yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di masa depan.