Membangun Generasi Penerus Warisan Tenun Kalimantan Barat: Inovasi dan Kolaborasi Menuju Pasar Global
Foto : dekranasda kalbarprov |
Pada Sabtu malam, 31 Agustus 2024, di Gedung Dewan Kerajinan
Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, suasana berbeda terasa.
Malam itu, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, didampingi oleh
Penjabat Ketua Dekranasda Kalimantan Barat, Windy Prihastari, hadir untuk
menutup rangkaian kegiatan Pekan Tenun Kalimantan Barat 2024. Acara ini bukan
hanya menjadi penanda berakhirnya perayaan seminggu penuh, tetapi juga menjadi
titik awal komitmen baru dalam upaya melestarikan dan mengembangkan warisan
tenun khas Kalimantan Barat.
Pekan Tenun Kalimantan Barat 2024 merupakan kegiatan tahunan yang diadakan sebagai bagian dari peringatan Hari Tenun Nasional yang jatuh setiap tanggal 7 September. Kegiatan ini merupakan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Dekranasda provinsi dan kabupaten/kota, Rumah Jepin, serta berbagai instansi lainnya yang turut mendukung pelestarian dan pengembangan budaya lokal.
Dalam sambutannya, Harisson mengungkapkan rasa bangganya terhadap perkembangan industri kreatif di Kalimantan Barat, terutama yang melibatkan generasi muda. "Melihat antusiasme dan karya dari para desainer muda kita, saya merasa sangat bangga. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah berhasil memotivasi anak-anak muda untuk menggeluti dunia desain dengan menggunakan bahan-bahan tenun dari wastra lokal Kalimantan Barat," ujarnya dengan penuh kebanggaan.
Menurut Harisson, inisiatif ini sangat penting karena mampu mengangkat potensi wastra Kalimantan Barat sebagai salah satu kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Ia percaya bahwa dengan semakin seringnya wastra digunakan, baik oleh masyarakat lokal maupun di luar Kalimantan Barat, maka potensi ekonomi dari tenun ini akan semakin besar. "Semakin banyak yang mengenakan wastra Kalimantan Barat, semakin besar pula peluang kita untuk memperkenalkan keindahan dan kualitasnya ke khalayak yang lebih luas. Ini tentunya akan meningkatkan permintaan terhadap produk tenun lokal, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perekonomian perajin dan pelaku industri kreatif di Kalimantan Barat," tambahnya.
Lebih jauh, Harisson menjelaskan bahwa penggunaan wastra dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik untuk kegiatan formal maupun informal, akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan para perajin dan desainer. "Ketika wastra menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik dalam bekerja maupun dalam kegiatan lainnya, maka secara tidak langsung kita turut meningkatkan pendapatan para penenun kita di daerah, serta memberikan ruang bagi para desainer untuk terus berkarya," jelasnya.
Tak hanya berhenti di situ, Harisson juga menyoroti berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam membina dan mendukung para penenun serta memasarkan karya-karya mereka ke pasar yang lebih luas. Salah satu contoh konkret adalah dengan memperkenalkan wastra Kalimantan Barat dalam berbagai acara penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sebagai contoh, wastra Kalimantan Barat pernah dikenakan oleh Presiden Joko Widodo beserta tamu-tamu VVIP pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum beberapa waktu lalu. Hal ini tidak hanya memberikan eksposur yang besar bagi wastra Kalimantan Barat, tetapi juga membuka peluang baru bagi para perajin dan desainer lokal.
Dalam kesempatan yang sama, Windy Prihastari, selaku Penjabat Ketua Dekranasda Kalimantan Barat, juga memberikan pandangannya mengenai pentingnya regenerasi di kalangan perajin dan desainer muda. Menurutnya, kegiatan seperti Pekan Tenun ini adalah wadah yang sangat tepat untuk mencetak generasi penerus yang mampu melestarikan sekaligus mengembangkan wastra Kalimantan Barat. "Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya merayakan keindahan tenun Kalimantan Barat, tetapi juga berusaha mencetak generasi baru yang mampu menjaga dan meneruskan warisan budaya ini," ungkapnya.
Windy juga menyoroti berbagai kegiatan yang melibatkan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam proses pewarnaan dan pembuatan tenun. "Kami mengajak para siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan tenun, mulai dari tahap pewarnaan hingga mereka bisa belajar langsung dari para perajin yang sudah berpengalaman. Ini adalah langkah awal yang penting untuk memastikan bahwa keterampilan ini tidak hilang ditelan zaman," jelas Windy.
Sebagai seorang pemimpin di Dekranasda, Windy juga berbagi pengalaman pribadinya dalam mendukung karya para desainer muda. Ia mengungkapkan bahwa pakaian yang biasa digunakannya sehari-hari adalah hasil karya para desainer muda di Kalimantan Barat. "Saya selalu memberikan kesempatan kepada para desainer muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Saya tidak memiliki desainer tetap, tetapi saya selalu mencari karya-karya baru dari para desainer muda. Ini adalah cara saya untuk memotivasi mereka agar terus berkarya," kata Windy.
Windy menambahkan bahwa Dekranasda telah menetapkan satu desainer tetap yang siap melayani kebutuhan para tamu yang datang ke Kalimantan Barat. Para tamu tersebut, terutama yang datang dalam kelompok besar, tidak hanya dapat membeli kain tenun, tetapi juga bisa meminta desainer untuk merancang dan menjahitkan pakaian sesuai dengan keinginan mereka. Ini adalah langkah konkret yang diambil oleh Dekranasda untuk mendukung karya desainer muda sekaligus mempromosikan tenun Kalimantan Barat ke pasar yang lebih luas.
Pekan Tenun Kalimantan Barat 2024 diharapkan dapat menjadi momentum yang lebih dari sekadar perayaan tahunan. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen semua pihak dalam melestarikan dan mengembangkan tenun Kalimantan Barat sebagai salah satu warisan budaya yang bernilai tinggi. Dengan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah, Dekranasda, para perajin, dan desainer muda, diharapkan akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk terlibat dalam upaya pelestarian tenun ini.
Selain itu, tenun Kalimantan Barat diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga mampu bersaing sebagai komoditas unggulan di pasar nasional maupun internasional. Dengan kualitas dan keindahan yang dimiliki, tenun Kalimantan Barat memiliki potensi besar untuk diakui sebagai produk unggulan yang tidak hanya bernilai budaya, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.
Dalam jangka panjang, Harisson dan Windy berharap bahwa kegiatan seperti Pekan Tenun ini dapat menjadi katalisator bagi perkembangan industri kreatif di Kalimantan Barat. Mereka percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, para perajin dan desainer muda di Kalimantan Barat akan mampu menghasilkan karya-karya yang tidak hanya mengangkat budaya lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.
Kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan ini. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, melalui Dekranasda dan instansi terkait, akan terus berkomitmen untuk memberikan pembinaan dan dukungan yang diperlukan agar para perajin dan desainer muda dapat terus berkembang. Selain itu, upaya untuk memperkenalkan wastra Kalimantan Barat ke pasar yang lebih luas juga akan terus dilakukan, baik melalui partisipasi dalam berbagai event nasional dan internasional maupun melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan meningkatkan kualitas produk tenun melalui inovasi dan penggunaan teknologi. Para perajin dan desainer akan didorong untuk terus mengembangkan keterampilan mereka agar mampu menghasilkan produk yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu, upaya untuk memperluas pasar juga akan terus dilakukan, baik melalui promosi di media sosial maupun melalui partisipasi dalam pameran dan event yang dapat menarik minat konsumen dari berbagai daerah dan negara.
Dalam rangka mendukung upaya ini, Dekranasda juga berencana untuk mengadakan berbagai pelatihan dan workshop yang melibatkan para perajin dan desainer muda. Melalui kegiatan ini, diharapkan mereka dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, serta mendapatkan inspirasi untuk menciptakan produk-produk yang inovatif dan kreatif.
Tidak hanya itu, upaya untuk memperkenalkan tenun Kalimantan Barat sebagai produk yang ramah lingkungan juga akan menjadi fokus utama. Dengan menggunakan bahan-bahan alami dan proses produksi yang berkelanjutan, tenun Kalimantan Barat diharapkan dapat menarik minat konsumen yang peduli terhadap lingkungan. Ini juga akan memberikan nilai tambah bagi produk tenun Kalimantan Barat, yang tidak hanya indah dan berkualitas, tetapi juga ramah lingkungan.
Harisson dan Windy juga berharap bahwa melalui upaya-upaya ini, tenun Kalimantan Barat dapat terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, baik di Kalimantan Barat maupun di luar daerah. Mereka percaya bahwa dengan dukungan dan komitmen semua pihak, tenun Kalimantan Barat akan terus berkembang dan menjadi warisan budaya yang tidak hanya dijaga, tetapi juga dipromosikan dan dikembangkan untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, Dekranasda, para perajin, dan desainer muda, serta dukungan dari masyarakat luas, tenun Kalimantan Barat memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu produk unggulan yang dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional