Jokowi Jalani 40 Hari Ngantor di IKN Jelang Akhir Masa Jabatannya

  

Foto : Kemenkeu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera memulai aktivitas berkantornya di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 10 September 2024. Ini akan menjadi momen penting di akhir masa jabatan Presiden RI ke-7, di mana ia akan berkantor di IKN hingga sehari sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2024. Selama kurang lebih 40 hari, Jokowi akan menjalankan berbagai aktivitas kenegaraan di IKN, menandai komitmennya terhadap pembangunan dan pengembangan ibu kota baru ini.

Informasi ini diungkapkan oleh Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono. Menurut Heru, Jokowi akan berkantor mulai 10 September hingga 19 Oktober 2024. Ia juga menjelaskan bahwa selama berada di IKN, Jokowi akan menjalankan tugas-tugas kenegaraan seperti biasa, termasuk mengadakan rapat dan kunjungan kerja (kunker) ke kota-kota lain.

 

Pergeseran Simbolik Menuju Ibu Kota Baru

Keputusan Jokowi untuk berkantor di IKN menjelang akhir masa jabatannya memiliki makna yang mendalam. Langkah ini bukan sekadar formalitas, tetapi lebih sebagai simbol dari komitmen yang telah ia tunjukkan sejak awal masa pemerintahannya untuk memindahkan ibu kota negara ke Nusantara. Kehadiran Jokowi di sana selama 40 hari memberikan pesan kuat tentang pentingnya pembangunan ibu kota baru ini sebagai warisan besar yang ia tinggalkan untuk generasi mendatang.

Sejak pertama kali diumumkan pada 2019, proyek pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara telah menjadi salah satu prioritas utama Jokowi. Pembangunan IKN ini bukan hanya sekadar pemindahan pusat pemerintahan, tetapi juga simbol transformasi dan modernisasi Indonesia di era yang baru. Dengan berkantornya Jokowi di sana selama 40 hari, ia seolah ingin menunjukkan bahwa proyek ini bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang semakin mendekati penyelesaian.

 

Persiapan Matang untuk Aktivitas Presiden di IKN

Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa persiapan untuk aktivitas Presiden di IKN sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Sejumlah pegawai Sekretariat Presiden (Setpres) telah berada di IKN sejak awal September untuk memastikan segala sesuatu berjalan lancar selama Presiden berkantor di sana. Kegiatan-kegiatan seperti rapat, kunjungan kerja, dan agenda kenegaraan lainnya akan dilaksanakan sebagaimana biasanya.

Heru juga menyebut bahwa selama berada di IKN, Jokowi akan tetap menjalankan tugasnya seperti saat berada di Istana Negara Jakarta. Meskipun berkantor di IKN, agenda-agenda penting seperti rapat dengan pejabat tinggi negara dan kunjungan kerja ke daerah-daerah lain tetap akan berlangsung.

"Sama seperti di Jakarta, di IKN juga akan ada rapat-rapat dan kunjungan kerja ke kota-kota lain," jelas Heru.

 

Soft Ngantor di IKN Sebelumnya

Sebelum keputusan untuk berkantor penuh selama 40 hari ini, Jokowi sebenarnya sudah pernah menjalankan aktivitas serupa di IKN pada 28 Juli 2024. Namun, aktivitas tersebut lebih bersifat "soft ngantor", di mana kegiatan-kegiatannya lebih ringan dan terbatas. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengadakan rapat dengan otorita IKN, gubernur, dan bupati di sekitar wilayah IKN. Selain itu, ia juga mengajak sejumlah influencer untuk melihat langsung perkembangan pembangunan di sana.

Meskipun hanya bersifat sementara dan tidak terlalu formal, "soft ngantor" yang dilakukan Jokowi pada saat itu memberikan gambaran awal tentang bagaimana nantinya kehidupan kenegaraan di IKN. Dengan pembangunan yang terus berjalan dan semakin mendekati tahap penyelesaian, Jokowi ingin memastikan bahwa semua pihak, termasuk masyarakat luas, bisa memahami pentingnya proyek IKN ini.

 

Proyek IKN Sebagai Peninggalan Jokowi

Selama masa pemerintahannya, Jokowi telah berulang kali menegaskan pentingnya proyek IKN ini. Menurutnya, pemindahan ibu kota adalah langkah strategis untuk mengurangi beban Jakarta yang selama ini menjadi pusat ekonomi, pemerintahan, dan kebudayaan Indonesia. Selain itu, pemindahan ini diharapkan bisa mendorong pembangunan yang lebih merata di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah timur yang selama ini cenderung tertinggal.

Dengan berkantornya Jokowi di IKN selama 40 hari terakhir masa jabatannya, proyek ini seolah menjadi puncak dari berbagai program pembangunan yang ia luncurkan. IKN bukan hanya soal fisik bangunan, melainkan juga transformasi besar dalam cara Indonesia menjalankan pemerintahan dan membangun masa depan.

 

Harapan di Balik Pemindahan Ibu Kota

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara bukanlah tugas yang mudah. Tantangan besar dihadapi, mulai dari masalah pendanaan, pembangunan infrastruktur, hingga penyesuaian birokrasi. Namun, Jokowi tetap optimis bahwa pemindahan ini adalah langkah yang tepat bagi Indonesia.

Dengan berkantornya di IKN, Jokowi seolah ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana dan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi negara. Ia berharap, IKN tidak hanya menjadi simbol modernitas, tetapi juga pusat pemerintahan yang lebih efisien dan berkelanjutan.

 

Berkantor di IKN, Tanda Transformasi Pemerintahan

Kehadiran Jokowi di IKN selama 40 hari bukan hanya sebagai penanda fisik dari pemindahan ibu kota, tetapi juga sebagai simbol transformasi pemerintahan Indonesia. Pemindahan ini mencerminkan visi Jokowi untuk menciptakan pemerintahan yang lebih terdistribusi, efisien, dan berorientasi masa depan.

Seiring berjalannya waktu, pembangunan IKN terus menunjukkan progres yang signifikan. Dengan berbagai infrastruktur yang mulai terbentuk, seperti gedung-gedung pemerintahan, perumahan, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya, IKN diharapkan bisa segera menjadi pusat pemerintahan baru yang modern dan ramah lingkungan.

 

Jokowi dan Warisan IKN

Keputusan Jokowi untuk berkantor di IKN selama 40 hari terakhir masa jabatannya menunjukkan dedikasinya terhadap proyek besar ini. Sebagai presiden yang memulai dan mendorong proyek pemindahan ibu kota, Jokowi ingin memastikan bahwa langkah ini terus berlanjut, bahkan setelah ia tak lagi menjabat.

Dengan berkantornya di IKN, Jokowi tidak hanya ingin menutup masa jabatannya dengan catatan yang kuat, tetapi juga memberikan fondasi yang kokoh bagi pemerintahan selanjutnya untuk melanjutkan pembangunan IKN. Proyek ini, yang pada awalnya dianggap ambisius, kini semakin nyata, dan akan menjadi salah satu warisan terbesar Jokowi bagi Indonesia di masa depan.

Next Post Previous Post