Ambisi Sarawak: Membangun Masa Depan dengan Visi Besar, Bukan Kemerdekaan
Foto : Bernama pic |
Sarawak, di bawah kepemimpinan Premier Abang Johari Openg,
sedang melaju pesat dalam mewujudkan visinya untuk menjadi salah satu negara
bagian terpenting di Malaysia. Dengan sumber daya alam yang melimpah, terutama
cadangan minyak dan gas, serta serangkaian inisiatif ekonomi yang ambisius,
Abang Johari menyamakan Sarawak dengan wilayah Bavaria di Jerman, sebuah pusat
kekuatan ekonomi di Eropa. Namun, terlepas dari pertumbuhan cepat dan ambisi
besar Sarawak, Abang Johari menegaskan bahwa rencana tersebut tidak menunjukkan
keinginan untuk memisahkan diri dari Malaysia.
Sarawak dan Perbandingannya dengan Bavaria
Dalam sebuah wawancara di Wisma Bapa, gedung administratif utama Sarawak yang terletak di Kuching, Abang Johari membahas pencapaian dan rencananya untuk masa depan Sarawak. Ruangan di mana wawancara itu berlangsung dikelilingi oleh dinding berlapis marmer hitam dengan aksen emas, memberikan kesan kemewahan yang mencerminkan status Sarawak sebagai negara bagian yang kuat secara ekonomi. Di meja-meja di ruang tunggu, terdapat majalah-majalah yang menyoroti berbagai keberhasilan Abang Johari serta rencana-rencananya untuk masa depan.
Salah satu pencapaian besar Sarawak di bawah kepemimpinan Abang Johari adalah pengambilalihan Bintulu Port dari pemerintah federal dan pembelian maskapai regional MASwings dari Malaysia Airlines. Sarawak juga sedang dalam proses akhir untuk mengambil alih kepemilikan mayoritas di Affin Bank. Langkah-langkah ini, menurut Abang Johari, sangat penting untuk memastikan Sarawak terus maju dan semakin memperkuat posisi ekonominya di dalam Malaysia.
Namun, Abang Johari juga menekankan bahwa pencapaian dan ambisi Sarawak ini tidak boleh dilihat sebagai langkah menuju kemerdekaan. Beberapa aktivis di Sarawak telah menyuarakan ketidakpuasan mereka dengan apa yang mereka anggap sebagai kurangnya kemajuan dari pemerintah federal dalam mengembalikan hak-hak Sarawak berdasarkan Perjanjian Malaysia 1963. Meski demikian, Abang Johari menegaskan bahwa Sarawak tetap berkomitmen menjadi bagian dari federasi Malaysia.
Investasi Besar dalam Pendidikan dan Infrastruktur
Selain fokus pada pengembangan ekonomi, Sarawak juga berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui pendidikan. Pada Desember 2023, Abang Johari mengumumkan rencana untuk memberikan pendidikan tinggi gratis di universitas milik negara mulai tahun 2026. Langkah ini pertama kali diumumkan sebagai harapannya pada ulang tahunnya pada Agustus 2022, dan ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengangkat masyarakat dari kemiskinan. Menurut Abang Johari, Sarawak memiliki sumber daya ekonomi yang cukup untuk membiayai inisiatif ini, yang diharapkan akan membantu masyarakat miskin mengakses pendidikan tinggi yang sebelumnya tidak terjangkau.
Namun, inisiatif pendidikan gratis ini tidak sepenuhnya tanpa kritik. Beberapa pihak oposisi, seperti Chong Chieng Jen dari Partai Aksi Demokratik, mempertanyakan alasan pemerintah Sarawak yang hanya memberikan subsidi penuh pada beberapa jurusan di bidang sains dan teknik, menganggap alasan tersebut sebagai "dalih". Meski demikian, Abang Johari menjelaskan bahwa fokus pada jurusan tertentu, seperti teknologi semikonduktor dan energi hijau, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Sarawak di masa depan.
Selain pendidikan, Sarawak juga berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur. Rencana besar lainnya termasuk pembangunan bandara internasional baru di Kuching untuk meningkatkan konektivitas, serta pembangunan proyek energi terbarukan seperti instalasi panel surya terapung di empat bendungan besar di negara bagian tersebut. Abang Johari menargetkan bahwa Sarawak akan mampu menghasilkan 15 gigawatt energi terbarukan pada tahun 2035, yang akan jauh melampaui kebutuhan konsumsi domestiknya.
Kolaborasi dengan Negara Tetangga dan Potensi Pasar Listrik Regional
Sarawak tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Negara bagian ini telah memasok listrik ke Kalimantan Barat di Indonesia selama lima tahun terakhir, dan sedang merencanakan proyek interkoneksi listrik dengan Singapura yang diperkirakan akan mulai beroperasi secara komersial pada 2031. Dalam proyek ini, Sarawak diharapkan akan mengekspor hingga 1 gigawatt energi terbarukan ke Singapura.
Selain itu, Abang Johari juga menyoroti potensi kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia, terutama dalam pengembangan ibu kota baru Nusantara di Kalimantan Timur. Sarawak, yang sudah memiliki 25 persen saham dalam pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Timur, berencana untuk meningkatkan kerjasamanya dengan Indonesia guna memaksimalkan potensi ekonomi yang dihasilkan oleh pembangunan ibu kota baru tersebut.
Penolakan terhadap Proyek Kereta Api Cepat Borneo
Meski Sarawak terus mendorong infrastruktur besar, Abang Johari dengan tegas menolak proposal dari perusahaan berbasis di Brunei untuk membangun jalur kereta api cepat trans-Borneo. Ia menegaskan bahwa proyek sebesar itu harus melibatkan negosiasi multilateral antara negara-negara di Borneo, yakni Malaysia, Indonesia, dan Brunei, dan tidak bisa hanya dipelopori oleh satu pihak swasta.
Rencana pembangunan jaringan rel kereta api ini, yang diperkirakan akan menelan biaya sebesar US$70 miliar, telah menimbulkan kontroversi sejak pertama kali diumumkan. Pemerintah Brunei pun telah menjauhkan diri dari proyek ini, sementara Sarawak, menurut Abang Johari, tidak pernah dikonsultasikan secara resmi mengenai rencana tersebut.
Perpisahan dari Barisan Nasional dan Fokus pada Kepentingan Sarawak
Sarawak mulai membangun momentum besar dalam pengembangan infrastrukturnya setelah empat partai politik utamanya memutuskan untuk keluar dari Barisan Nasional (BN) pada 2018, pasca kekalahan BN dalam Pemilihan Umum ke-14 Malaysia. Langkah ini memungkinkan Sarawak untuk lebih fokus pada kepentingan negara bagiannya sendiri tanpa harus terikat pada agenda nasional yang diusung oleh BN.
Sejak saat itu, Sarawak yang dipimpin oleh koalisi Gabungan Parti Sarawak (GPS) yang dibentuk oleh Abang Johari, telah menikmati stabilitas politik yang relatif tinggi. Dengan mayoritas hampir tak tergoyahkan di Dewan Legislatif Sarawak, Abang Johari mampu mendorong proyek-proyek infrastruktur besar yang dia yakini akan menarik lebih banyak investasi ke negara bagian tersebut.
Meski Sarawak telah berpisah dari BN, Abang Johari menegaskan bahwa fokus Sarawak bukanlah ke arah kemerdekaan, melainkan memperkuat posisinya dalam Federasi Malaysia. Menurutnya, Sarawak kini berada dalam posisi yang mirip dengan Bavaria di Jerman—sebuah negara bagian yang kuat secara ekonomi namun tetap setia pada federasi yang lebih besar.
Dengan langkah-langkah ambisius yang sedang diambil, Sarawak di bawah kepemimpinan Abang Johari Openg berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai pusat kekuatan ekonomi di Malaysia, dengan tetap mempertahankan komitmen terhadap Federasi Malaysia. Meski ada suara-suara yang mendorong kemerdekaan, Abang Johari menegaskan bahwa Sarawak tidak berniat memisahkan diri, melainkan ingin memastikan bahwa sumber daya dan kekayaan negara bagian tersebut dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyatnya.