Pemerintah Provinsi Kalbar dan PMI Galang Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Kebakaran di Pontianak Timur

  

Foto : Pemprov Kalbar

Kamis pagi, 22 Agustus 2024, menjadi hari yang penuh empati dan solidaritas bagi warga Kalimantan Barat, khususnya di Kecamatan Pontianak Timur. Musibah kebakaran yang melanda permukiman padat di Jalan Gang Kadriah Tanjung Raya I, Kelurahan Tambelan Sampit, mengundang perhatian dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kalbar. Dengan penuh keprihatinan, mereka segera turun tangan memberikan bantuan langsung kepada para korban yang terdampak tragedi ini.

Di tengah suasana duka, Windy Prihastari, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kalimantan Barat, bersama Ketua PMI Kalbar, Lismaryani, tiba di lokasi kejadian. Kehadiran mereka membawa secercah harapan bagi keluarga yang kehilangan rumah, harta benda, dan bahkan anggota keluarga tercinta. Dengan langkah mantap, mereka berdua memimpin penyerahan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada para korban yang kini tengah berjuang untuk bangkit dari puing-puing kebakaran.

Windy Prihastari, dalam pernyataannya kepada media, menyampaikan bahwa langkah cepat diambil oleh Tim Penggerak PKK dan PMI Kalimantan Barat untuk memastikan bantuan dapat segera sampai ke tangan yang membutuhkan. "Pagi ini, kami memulai dengan mengunjungi Rumah Sakit Sudarso, tempat salah satu korban yang mengalami luka bakar parah dirawat. Operasi terhadap korban tersebut dijadwalkan siang ini, sekitar pukul 13.00. Setelah itu, kami langsung menuju ke rumah keluarga korban dan melihat langsung lokasi kejadian untuk memahami situasi yang terjadi," jelasnya dengan raut wajah yang penuh perhatian.

Windy menekankan pentingnya kehadiran langsung di tengah-tengah para korban, bukan hanya untuk memberikan bantuan materi, tetapi juga untuk memberikan dukungan emosional. Kehilangan harta benda dan orang yang dicintai dalam bencana seperti ini adalah cobaan berat yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi kemanusiaan.

Sementara itu, Lismaryani, yang turut mendampingi Windy dalam kunjungan ini, mengungkapkan bahwa kabar mengenai kebakaran ini segera direspons oleh PMI Kalbar dengan menggalang bantuan dari berbagai sumber. Rasa duka yang mendalam menyelimuti Lismaryani saat ia mendengar bahwa kebakaran ini tidak hanya merusak bangunan dan harta benda, tetapi juga merenggut nyawa lima orang warga. Selain itu, satu orang lainnya sedang berjuang di Rumah Sakit Sudarso dengan luka bakar yang cukup serius, mencapai 45 persen dari tubuhnya.

"Saya merasa sangat terpukul dengan kejadian ini, terutama karena ada korban jiwa yang mencapai lima orang. Kami turut mendoakan agar korban yang sedang dirawat dapat segera pulih, apalagi dia masih memiliki dua anak yang saat ini sedang menempuh pendidikan di pesantren. Kehilangan ini tentu menjadi pukulan berat bagi keluarga, dan kami akan terus memberikan dukungan yang diperlukan," ujar Lismaryani dengan nada penuh empati.

Sebagai bentuk kepedulian, PMI Kalbar tidak hanya memberikan bantuan sembako, tetapi juga berencana untuk menambah bantuan lainnya, termasuk perlengkapan mandi dan, jika memungkinkan, kasur bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal. Lismaryani menegaskan bahwa PMI akan terus memantau perkembangan kondisi para korban dan siap memberikan bantuan tambahan sesuai kebutuhan.

"Kami dari PMI Kalbar sudah menyalurkan sembako untuk para korban kebakaran. Namun, ini belum berakhir. Kami masih akan terus berupaya memberikan bantuan tambahan seperti perlengkapan mandi dan, jika memungkinkan, kasur bagi keluarga yang kehilangan tempat tinggalnya. Bantuan ini merupakan bentuk solidaritas kami terhadap sesama yang sedang mengalami musibah," tambah Lismaryani.

Kebakaran yang terjadi di Pontianak Timur ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi yang besar, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat setempat. Sebagai daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kebakaran semacam ini berpotensi merembet dan menyebabkan kerugian yang lebih besar. Oleh karena itu, kehadiran langsung dari pemerintah dan organisasi kemanusiaan seperti PMI sangat penting untuk memberikan bantuan yang cepat dan tepat sasaran.

Selain bantuan material, perhatian juga diberikan pada aspek psikososial para korban. Windy Prihastari dan Lismaryani secara langsung mengajak warga untuk tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan ini. Mereka mengingatkan bahwa dalam situasi sulit seperti ini, kebersamaan dan gotong royong menjadi kunci untuk pulih dan bangkit kembali.

"Penting bagi kita semua untuk saling menguatkan dalam menghadapi cobaan ini. Kami berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan beban para korban dan membantu mereka dalam proses pemulihan. Namun, yang lebih penting adalah dukungan moral dan semangat kebersamaan dari seluruh elemen masyarakat," tegas Windy.

Lebih lanjut, Windy dan Lismaryani mengungkapkan rencana jangka panjang untuk mendukung korban kebakaran. Mereka menyadari bahwa proses pemulihan pasca kebakaran tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, selain memberikan bantuan darurat, mereka juga tengah menyusun strategi untuk membantu korban dalam jangka panjang, termasuk dukungan untuk rekonstruksi rumah yang hancur dan pendampingan psikologis bagi mereka yang mengalami trauma.Proses pemulihan ini tidak akan cepat selesai. Kami perlu memastikan bahwa para korban mendapatkan dukungan yang berkelanjutan, baik dari segi materi maupun psikologis. Kami sedang merancang program jangka panjang untuk mendampingi mereka dalam proses pemulihan ini," ungkap Lismaryani.

 

Kehadiran Windy Prihastari dan Lismaryani di lokasi kebakaran juga menjadi sinyal bagi masyarakat luas bahwa pemerintah dan organisasi kemanusiaan tidak tinggal diam dalam menghadapi bencana. Mereka menunjukkan bahwa kehadiran nyata di lapangan, mendengarkan langsung keluhan dan kebutuhan korban, adalah langkah awal yang penting untuk memastikan bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran.

Dalam kunjungan tersebut, Windy dan Lismaryani juga bertemu dengan tokoh masyarakat setempat untuk berdiskusi tentang langkah-langkah pencegahan agar kebakaran serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Mereka membahas pentingnya edukasi tentang keselamatan kebakaran, terutama di lingkungan padat penduduk, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi kemanusiaan dalam mencegah dan menanggulangi bencana.

"Kami berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Edukasi mengenai keselamatan kebakaran perlu ditingkatkan, terutama di lingkungan padat penduduk. Kami juga mengajak semua pihak untuk terus bersinergi dalam mencegah bencana seperti ini," kata Windy menutup pernyataannya.

Dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang tinggi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan PMI Kalbar berharap bahwa masyarakat dapat segera bangkit dari musibah ini. Mereka berkomitmen untuk terus memberikan dukungan hingga para korban benar-benar pulih dan siap memulai kehidupan baru yang lebih baik.

Bencana seperti kebakaran ini memang menyisakan duka yang mendalam, tetapi juga menunjukkan betapa kuatnya semangat kebersamaan di antara warga Kalimantan Barat. Bantuan yang datang dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, organisasi kemanusiaan, hingga masyarakat luas, menjadi bukti nyata bahwa dalam menghadapi cobaan, kita tidak pernah sendirian. Dan bersama-sama, kita pasti bisa bangkit dan melanjutkan hidup dengan penuh harapan.

Next Post Previous Post