Klarifikasi Basuki Hadimuljono terhadap Tuduhan Megawati Soekarnoputri terkait Kesulitan Air dan Infeksi E. Coli di IKN Nusantara
Foto : Sekretariat Presiden |
Kontroversi mengenai ketersediaan air bersih di Ibu Kota
Negara (IKN) Nusantara mencuat setelah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri,
mengungkapkan keluhan Puan Maharani terkait kesulitan mendapatkan air di lokasi
tersebut. Selain itu, Megawati juga menyinggung insiden diare yang dialami oleh
para anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), yang diduga
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli atau E. coli. Menanggapi tuduhan ini,
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono,
memberikan penjelasan yang merinci mengenai kondisi sebenarnya di IKN.
Penjelasan Basuki Hadimuljono
Dalam pernyataannya, Basuki Hadimuljono menepis tuduhan Megawati tentang adanya masalah serius terkait ketersediaan air di IKN Nusantara. Ia menegaskan bahwa selama kunjungannya ke IKN selama seminggu, ia tidak menemui masalah apa pun terkait air. Menurutnya, baik dari segi volume maupun kualitas, air di IKN telah memenuhi standar yang layak.
"Saya di sana (IKN Nusantara) seminggu gak ada apa-apa," ujar Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (23/8). Pernyataan ini mengindikasikan bahwa klaim Puan Maharani mengenai kesulitan air di IKN tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Lebih lanjut, Basuki menjelaskan bahwa kualitas air di IKN telah diperiksa secara langsung oleh PT Sucofindo, sebuah perusahaan yang terkenal dengan keahliannya dalam pengujian kualitas air. Hasil pemeriksaan Sucofindo menunjukkan bahwa air di IKN Nusantara layak minum dan tidak mengandung bakteri E. coli.
"Sucofindo loh (yang bilang), ini bukan PU. Yang saya minum dulu itu kan dari Balai Teknik Air Minum Bekasi, makanya saya belum rekomendasi, kalau ini (sudah dicek) Sucofindo," tegas Basuki, merujuk pada peran PT Sucofindo dalam memastikan kualitas air di IKN.
Dukungan dari Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN
Selain pernyataan Basuki, Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis H Sumadilaga, juga memperkuat penjelasan tersebut. Ia menunjukkan laporan terbaru dari Sucofindo yang menunjukkan bahwa kualitas air di IKN, khususnya di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), bebas dari bakteri E. coli.
Danis menekankan bahwa data tersebut merupakan hasil pelaporan terbaru pada Agustus 2024. Ia menjelaskan bahwa air di IKN sudah dapat diminum, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di berbagai lokasi, termasuk di Kemenko 3 dan Istana Negara.
"Sudah (air di IKN bisa diminum). Saya sudah mendapat report dari Sucofindo ini. Di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), semua, bahkan lokasi ngambilnya (air) di mana. Kemenko 3 contoh, ini bicara bakteri E. Coli, nol ... itu bakteri E. Coli nol semua. Sudah (bisa diminum), dari Sucofindo. Kemenko 3 nol (bakteri), lengkap, Istana Negara bahkan bakteri E. Coli-nya nol," tegas Danis, memastikan bahwa klaim mengenai infeksi E. coli tidak berdasar.
Danis juga menambahkan bahwa data yang ia sampaikan berasal dari laporan resmi Sucofindo, bukan dari asumsi atau pendapat pribadi. "Saya bicara data saja nih pak menteri, izin, ini dari Sucofindo bakteri E. Coli-nya nol. Bukan kata saya loh ini, kata Sucofindo ini, jadi bersumber data saja lah," imbuhnya.
Tuduhan Megawati Soekarnoputri
Tuduhan mengenai adanya masalah dengan air di IKN pertama kali disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri dalam acara pengumuman calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung PDIP dalam Pilkada 2024. Dalam pidatonya, Megawati mengungkapkan cerita yang ia dengar dari putrinya, Puan Maharani, yang merupakan Ketua DPR RI.
Menurut Megawati, Puan menghadapi kesulitan dalam mendapatkan air selama berada di IKN untuk mengikuti Upacara HUT ke-79 Indonesia pada 17 Agustus 2024. Puan bahkan harus mandi dengan cara "lap-lap" karena keterbatasan air. Selain itu, Megawati juga mengungkapkan bahwa beberapa anggota Paskibraka mengalami diare yang diduga disebabkan oleh bakteri E. coli.
"Mbak Puan waktu cerita di IKN, Mbak Puan kan ke IKN ya, 'Aduh Ma, airnya susah'. 'Terus kamu mandinya pakai apa?'. 'Ya lap-lap saja'," cerita Megawati, Kamis (22/8), dikutip dari YouTube PDI Perjuangan.
"Terus paskibraka saya banyak yang kena murus-murus (diare), ternyata kena itu E. Coli, untung saja pada kuat. Setiap hari telepon, siapa lagi yang kena," lanjut Megawati, menggambarkan situasi yang dialami oleh para anggota Paskibraka selama di IKN.
Analisis Situasi
Pernyataan yang saling bertentangan antara Megawati Soekarnoputri dan Basuki Hadimuljono menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi sebenarnya di IKN Nusantara. Di satu sisi, Megawati menyampaikan keluhan putrinya tentang kesulitan air dan kasus diare yang menimpa anggota Paskibraka. Di sisi lain, Basuki dan Danis, yang berada di posisi bertanggung jawab atas pembangunan dan infrastruktur di IKN, menegaskan bahwa tidak ada masalah serius terkait air di sana.
Penjelasan dari pihak PUPR yang didukung oleh data dari Sucofindo memberikan gambaran bahwa kualitas air di IKN telah diuji dan memenuhi standar. Namun, pengalaman yang diceritakan oleh Megawati dan Puan Maharani menunjukkan adanya potensi perbedaan kondisi di lapangan atau masalah yang mungkin belum terungkap sepenuhnya.
Kontroversi terkait kualitas air dan kasus diare di IKN Nusantara menyoroti pentingnya verifikasi informasi dan transparansi dalam penyampaian data kepada publik. Dalam hal ini, pihak Kementerian PUPR telah berusaha untuk memberikan klarifikasi berdasarkan data yang ada, namun tuduhan yang disampaikan oleh Megawati tetap menjadi perhatian, khususnya mengingat peran penting IKN sebagai ibu kota baru Indonesia.
Diharapkan, ke depan, semua pihak dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat akurat dan berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proyek besar seperti IKN Nusantara, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional yang sangat diperhatikan oleh masyarakat.