HUT Ke-79 RI di Ibu Kota Negara: Jokowi Kenakan Baju Adat Kustin Kutai, Lambang Keagungan Budaya Nusantara
Foto : Seketariat Presiden |
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia
yang digelar di Ibu Kota Negara (IKN) Jakarta menjadi sebuah perhelatan yang
sarat akan makna dan simbolisme. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara
Iriana Jokowi tampil mengenakan pakaian adat Kustin, sebuah busana yang berasal
dari Kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Dengan segala keindahan dan nilai
sejarah yang terkandung dalam pakaian tersebut, upacara ini seolah menegaskan
kembali pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia di tengah arus
modernisasi.
Sore itu, suasana di lapangan upacara penuh dengan keheningan yang khidmat ketika Komandan Upacara, Kolonel Inf Nur Wahyudi, melangkah memasuki lapangan. Setiap gerakannya menggambarkan keseriusan dalam menjalankan tugas, sebagai simbol penghormatan kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Di tempat lain, Brigjen TNI Bayu Permana, yang menjabat sebagai Perwira Upacara, berdiri di Istana Negara, melaporkan kesiapan upacara kepada Presiden Jokowi. Dengan singkat, namun penuh wibawa, Jokowi memberikan perintah singkat, "Laksanakan," yang menjadi tanda bahwa upacara resmi dimulai.
Prosesi ini berjalan lancar, diikuti dengan kedatangan Presiden Jokowi dan Iriana ke kursi yang telah disiapkan untuk mereka. Mereka tidak sendiri. Presiden terpilih, Prabowo Subianto, juga hadir di tempat yang sama, menunggu kedatangan Jokowi dan Iriana. Momen ini menyiratkan pesan penting bahwa di tengah perbedaan pandangan politik, persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap dijunjung tinggi. Kehadiran kedua tokoh ini bersama dalam satu acara kenegaraan memperlihatkan betapa pentingnya menjaga harmoni di tengah keberagaman.
Namun, yang menjadi sorotan utama dari upacara tersebut adalah pakaian adat Kustin yang dikenakan oleh Jokowi dan Iriana. Bukan hanya sebagai pakaian tradisional, busana ini menyimpan nilai-nilai luhur yang terkait dengan sejarah panjang Kerajaan Kutai Kartanegara, salah satu kerajaan tertua di Nusantara. Baju Kustin melambangkan status sosial tertinggi di dalam struktur kerajaan Kutai. Lebih dari sekadar pakaian, Kustin adalah simbol kebesaran, keagungan, dan kekuatan yang melekat pada kerajaan tersebut.
"Kerajaan Kutai Kartanegara di provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, sekaligus cikal bakal terbentuknya Nusantara. Baju Kustin adalah salah satu busana dengan kasta tertinggi di Kesultanan Kutai Kartanegara, di mana istilah 'Kustin' itu sendiri memiliki makna kebesaran dan keagungan," terang pembawa acara yang dengan fasih menjelaskan sejarah di balik pakaian yang dikenakan oleh Presiden.
Kutai Kartanegara, sebagai kerajaan yang menjadi saksi awal sejarah Nusantara, memiliki warisan budaya yang sangat kaya. Salah satunya adalah pakaian adat Kustin yang menjadi simbol kebesaran dan kekuasaan dalam struktur kerajaan. Dalam setiap upacara penting, Sultan Kutai Kartanegara selalu mengenakan baju Kustin sebagai tanda kehormatan dan statusnya sebagai penguasa tertinggi. Warna hitam yang dominan pada pakaian tersebut mencerminkan wibawa dan kekuatan, sementara motif emas yang menghiasi bagian dada menambahkan sentuhan kemewahan dan keagungan.
Pakaian ini bukan sekadar busana tradisional, melainkan lambang kebesaran kerajaan yang terus diingat hingga saat ini. "Baju ini dipergunakan oleh Sultan pada saat upacara penting pada masa Kesultanan Kutai Kartanegara dan pada saat upacara erau, sebuah upacara besar yang termegah yang diselenggarakan di kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura," tambah pembawa acara, menjelaskan konteks sejarah di balik pakaian adat yang dikenakan Jokowi.
Upacara HUT ke-79 RI di IKN kali ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan, tetapi juga menjadi momen penting untuk merayakan dan menghormati kekayaan budaya Indonesia. Pilihan Jokowi untuk mengenakan pakaian adat Kustin dari Kutai Kartanegara bukanlah kebetulan. Di balik keputusan tersebut, terdapat pesan mendalam bahwa bangsa Indonesia harus senantiasa menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh leluhur.
Dalam balutan pakaian adat Kustin, Jokowi seolah ingin mengingatkan masyarakat bahwa meskipun Indonesia telah modern, kita tidak boleh melupakan akar budaya yang telah membentuk jati diri bangsa. Pakaian Kustin menjadi simbol penting dalam upacara kenegaraan ini, mengingatkan kita bahwa budaya dan tradisi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari identitas bangsa. Dengan demikian, melestarikan warisan budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
Lebih dari itu, kehadiran Prabowo Subianto dalam upacara ini juga menambahkan nuansa kebersamaan yang kuat. Meski pernah bersaing dalam kontestasi politik, momen ini menunjukkan bahwa persatuan bangsa adalah hal yang tidak bisa dikompromikan. Ini adalah wujud nyata dari semangat proklamasi yang selalu menempatkan kepentingan bangsa di atas segala-galanya.
Upacara ini juga mengingatkan kita bahwa perjalanan Indonesia sebagai negara merdeka tidaklah mudah. Perjuangan untuk meraih kemerdekaan penuh dengan pengorbanan, dan tugas kita saat ini adalah mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal-hal positif yang dapat memperkuat bangsa. Upacara peringatan ini menjadi refleksi penting bahwa kemerdekaan adalah hasil kerja keras dan perjuangan bersama, dan kita harus terus melanjutkan perjuangan tersebut untuk masa depan yang lebih baik.
Dalam konteks yang lebih luas, pakaian adat Kustin yang dikenakan oleh Jokowi juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keberagaman. Indonesia adalah negara dengan ribuan suku, bahasa, dan budaya yang berbeda, dan itulah yang membuat negara ini unik. Keanekaragaman ini bukanlah sesuatu yang harus dipandang sebagai perpecahan, melainkan sebagai kekuatan yang dapat memperkaya bangsa. Pakaian adat dari berbagai daerah yang dikenakan dalam upacara kenegaraan adalah cara untuk menghormati dan merayakan keberagaman tersebut.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus terus merawat dan melestarikan kekayaan budaya yang dimilikinya. Ini bukan hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga tentang menghormati sejarah dan menghargai identitas kita sebagai bangsa. Budaya adalah cerminan dari nilai-nilai yang kita anut, dan dengan melestarikannya, kita menjaga warisan yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Pada akhirnya, upacara HUT ke-79 RI di IKN ini adalah pengingat bahwa Indonesia adalah negara yang besar, bukan hanya dalam hal wilayah, tetapi juga dalam hal sejarah dan budaya. Presiden Jokowi, dengan pilihan busana adat Kustin dari Kutai Kartanegara, berhasil menyampaikan pesan penting bahwa bangsa ini harus terus bersatu dalam keberagaman, menjaga warisan budaya, dan terus bergerak maju untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Selain itu, momen perayaan kemerdekaan ini juga menjadi ajang untuk merefleksikan perjalanan bangsa selama 79 tahun terakhir. Dari masa perjuangan melawan penjajah hingga era pembangunan dan modernisasi, Indonesia telah melalui berbagai fase yang penuh tantangan. Namun, yang tetap konsisten adalah semangat persatuan dan kebersamaan yang selalu menjadi fondasi utama dalam membangun bangsa.
Dalam suasana perayaan kemerdekaan ini, kita juga harus ingat bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang kebebasan dari penjajahan, tetapi juga tentang tanggung jawab kita sebagai bangsa untuk terus membangun dan memperkuat negara ini. Setiap warga negara memiliki peran penting dalam menjaga kemerdekaan, baik melalui kontribusi dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, maupun budaya. Upacara ini menjadi pengingat bahwa kita semua adalah bagian dari perjalanan panjang Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Kembali pada pakaian adat Kustin yang dikenakan oleh Jokowi, ini juga menjadi simbol dari bagaimana Indonesia mampu mengintegrasikan masa lalu dengan masa kini. Dalam balutan pakaian tradisional, Presiden Jokowi menunjukkan bahwa kita bisa menjadi modern tanpa harus melupakan akar budaya kita. Ini adalah pesan yang sangat relevan di era globalisasi saat ini, di mana identitas budaya sering kali terancam oleh arus modernisasi yang semakin kuat.
Selain itu, pemilihan Ibu Kota Negara sebagai tempat peringatan HUT RI juga memiliki makna tersendiri. Jakarta, sebagai pusat pemerintahan dan simbol kemerdekaan, telah menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Dengan mengadakan upacara di IKN, Jokowi seolah ingin mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga IKN sebagai simbol persatuan dan keutuhan bangsa.
Upacara ini juga menegaskan pentingnya simbolisme dalam politik dan budaya. Pakaian adat, lagu-lagu kebangsaan, dan prosesi upacara semuanya memiliki peran dalam membangun dan memperkuat identitas nasional. Dalam konteks ini, pakaian adat Kustin menjadi lebih dari sekadar busana; ia menjadi lambang dari warisan budaya yang harus kita jaga