Dampak Lingkungan dan Tantangan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)

 

Foto : Kompas

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang berdekatan dengan Teluk Balikpapan diharapkan dapat menghindari masalah yang dihadapi DKI Jakarta. Meski demikian, penting untuk memastikan bahwa perencanaan tata ruang di sekitar IKN tidak hanya sebatas rencana, tetapi juga diterapkan dan diawasi dengan ketat.

 

Seminar dan Diskusi

Topik ini menjadi pusat perhatian dalam seminar bertajuk "Arah dan Konsep Perencanaan Tata Ruang Kawasan Sekitar IKN" yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Seminar yang dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi dan pemerintah daerah, diselenggarakan secara hibrida pada 2 Juli 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Akhmad Fauzi, Ketua Prodi S-2/S-3 Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan IPB University, menjelaskan dalam paparannya bahwa pembangunan di darat akan mempengaruhi kawasan pesisir dan laut di sekitarnya. Ia menekankan bahwa pembangunan IKN yang berdekatan dengan Teluk Balikpapan memiliki kompleksitas tersendiri.

 

Dampak Lingkungan Pembangunan IKN

Pembangunan di darat yang tidak ramah lingkungan dapat berdampak signifikan terhadap ekosistem di sekitarnya, seperti biodiversitas di kawasan pesisir, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perekonomian. Biodiversitas sering kali dianggap kurang penting bagi kehidupan manusia, tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa biodiversitas memiliki peran besar.

Akhmad Fauzi memberi contoh kasus di Amerika Serikat yang mengalami krisis ekonomi pada tahun 2010. Setelah ditelusuri, masalah tersebut berawal dari kondisi pasar yang mengalami kredit macet, sebagian di antaranya dialami oleh petani yang gagal panen akibat penurunan populasi lebah sebesar 50 persen. Oleh karena itu, pembangunan IKN perlu direncanakan, diimplementasikan, dan diawasi dengan baik, serta masyarakat di sekitar proyek harus dipersiapkan agar tidak terjadi masalah yang lebih besar.

 

Perencanaan Terpadu Kawasan IKN

Suharyanto, Direktur Perencanaan Ruang Laut di Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, menegaskan pentingnya perencanaan terpadu kawasan IKN dengan daerah di sekitarnya. Ia menyebutkan rencana zonasi kawasan Sasamba (Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan) sebagai kawasan strategis nasional yang menunjang IKN. Kelestarian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut harus direncanakan dengan baik.

Kerusakan di kawasan tersebut akan berdampak pada IKN, dan sebaliknya, pembangunan yang tidak berkelanjutan di IKN akan mempengaruhi kawasan sekitarnya. Ia memberi contoh Teluk Jakarta yang dulunya memiliki tutupan mangrove besar tetapi kemudian berubah peruntukannya karena tekanan ekonomi, sosial, dan politik, yang menyebabkan banyak masalah lingkungan di Jakarta.

Suharyanto menekankan bahwa perencanaan tata ruang memerlukan komitmen bersama dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perencanaannya, pemanfaatannya, hingga pengendaliannya.

 

Tantangan dan Solusi Pembangunan IKN

Andi Oetomo dari Kelompok Keahlian Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB, menjelaskan bahwa kondisi ekosistem pesisir dan laut saling terkait dengan sub-ekosistem lain hingga ke darat. Kerusakan di darat akan berdampak pada sungai dan laut. Oleh karena itu, sub-ekosistem ini perlu diamankan dan diperhatikan dalam proses pembangunan.

Dalam konteks Jakarta, kerusakan tersebut terlihat dari banjir, intrusi air laut, dan kerusakan ekosistem pesisir, termasuk ekosistem bakau. Pembangunan IKN tidak hanya bergantung pada kawasan Sasamba tetapi juga membutuhkan sumber pangan dari wilayah terdekat seperti Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

 

Ekosistem Teluk Balikpapan

Foto : Kompas

Teluk Balikpapan memiliki ekosistem yang bergantung pada banyak anak sungai yang mengarah ke darat. Persoalan di darat seperti deforestasi dan pertanian destruktif akan menyebabkan residu dan sedimen di Teluk Balikpapan. Empat strategi dasar untuk meminimalisasi dampak negatif pembangunan IKN meliputi:
  1.  Perlindungan kerangka ekologis sistem pesisir.
  2. Pengembangan kluster terintegrasi dan multi-fungsi di pesisir.
  3. Pengembangan tata ruang melalui adaptasi keunikan lokal.
  4. Pembangunan ketahanan wilayah dengan infrastruktur serba guna.

Kondisi Teluk Balikpapan Saat Ini

Hadi Hermansyah dari Politeknik Negeri Balikpapan menjelaskan bahwa kondisi Teluk Balikpapan sudah mengalami masalah serius sejak 2019, seperti sedimentasi dan abrasi. Kawasan industri di sekitar teluk memberi dampak terhadap sedimentasi, ditambah dengan kebijakan alih fungsi lahan hutan mangrove.

Pendangkalan di beberapa wilayah Teluk Balikpapan mencapai kedalaman 6-7 meter. Teluk Balikpapan penting karena merupakan habitat bagi satwa kunci yang dilindungi seperti bekantan, pesut, dugong, buaya muara, ratusan jenis burung, dan banyak jenis ikan. Teluk ini juga menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir.

 

Dampak Pembangunan IKN pada Wilayah Sekitar

Pembangunan IKN juga berdampak pada Sulawesi, terutama karena bahan material seperti batu dan pasir diambil dari Kota Palu, menimbulkan masalah geologi dan lingkungan. Pengambilan batu dan pasir terjadi lebih banyak dibandingkan sebelum adanya proyek IKN.

Pelaksana Harian Direktur Perencanaan Tata Ruang Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR/BPN, Pelopor, menyatakan bahwa perencanaan terintegrasi ini tidak hanya melestarikan daerah-daerah tersebut tetapi juga merehabilitasi kondisi yang sudah rusak. Hal ini sudah dimulai di IKN dalam tahap awal pembangunan, seperti pembangunan Intake Sepaku untuk penyediaan air bersih dan pengendalian banjir.

 

Evaluasi dan Pengawasan

Pelopor menekankan bahwa rencana pembangunan ini akan terus dievaluasi untuk melihat hal-hal yang perlu diperbaiki, terutama yang belum dibahas di awal. Perencanaan, implementasi, pengendalian, dan evaluasi merupakan mekanisme manajemen yang harus dijalankan.

Perencanaan pembangunan IKN dan wilayah sekitarnya harus disertai dengan komitmen dalam implementasi dan pengawasan yang ketat. Tanpa ini, tujuan pembangunan IKN sebagai kota ramah lingkungan tidak akan tercapai, dan perencanaan yang baik akan sia-sia jika tidak diimplementasikan dengan baik.

Next Post Previous Post