Proyek IKN: Ambisi atau Ilusi? Analisis Andrinof Chaniago tentang Target yang Terlalu Tinggi

 

Foto : Indonews

Baru-baru ini, pengunduran diri kepala dan wakil kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN), Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Kedua pejabat tersebut mundur dari posisi mereka, menimbulkan spekulasi dan analisis mengenai penyebab di balik keputusan tersebut. Salah satu yang memberikan pandangannya adalah Andrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas periode 2014-2015. Menurutnya, masalah utama terletak pada target yang terlalu ambisius dan tidak realistis.

Dalam analisisnya, Andrinof menyatakan bahwa proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi semakin berat karena target jangka pendek yang sangat besar. Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam waktu yang singkat, termasuk tempat upacara, kantor untuk presiden, wakil presiden, dan beberapa menteri. "Proyek ini menjadi berat karena ada target jangka pendek yang terlalu besar," jelas Andrinof pada Senin (17/6/2024).

Selain beban target jangka pendek, Andrinof juga menyoroti perluasan misi dan fungsi IKN menjadi kawasan bisnis sebagai beban tambahan yang harus dipikul oleh para pejabat OIKN. Dengan tujuan menjadikan IKN sebagai kawasan bisnis kelas dunia, OIKN harus mampu menarik investor besar. Namun, menurut Andrinof, pasar untuk proyek ini belum tentu menarik bagi investor besar, meskipun sebelumnya ada klaim optimis mengenai potensi investasi sebesar Rp1.000 triliun.

 

"Walaupun sempat dikasih angin surga ini katanya mau punya Rp1.000 triliun, tapi yang enggak mungkin itu. Itu yang enggak realistisnya di situ," ujar Andrinof.

Menurutnya, target-target yang ditetapkan terlalu ambisius mengingat perencanaan IKN adalah proyek jangka panjang hingga 2045 yang seharusnya dilakukan secara bertahap. Andrinof menyarankan agar konsep pembangunan IKN ditinjau kembali, terutama dalam hal penyelesaian masalah tanah dan penyiapan area bisnis yang lebih realistis. "Konsep pembangunan harus diakomodir dengan baik, mungkin perlu dicari jalan tengah dan area bisnis yang lebih realistis untuk para pelaku usaha," pungkasnya.

Pengunduran diri Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe menambah deretan tantangan yang dihadapi proyek IKN. Sejak awal, proyek ini telah menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Beberapa mendukung dengan alasan pemerataan pembangunan dan mengurangi beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis, sementara yang lain meragukan kelayakan proyek ini dari segi anggaran dan waktu pelaksanaan.

 

Kritik terhadap ambisiusnya proyek IKN sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelumnya, berbagai pengamat dan pakar juga telah menyuarakan kekhawatiran yang sama. Mereka mengingatkan bahwa proyek sebesar ini memerlukan perencanaan yang matang dan realistis agar dapat terwujud sesuai harapan. Tanpa perencanaan yang realistis, proyek ini berisiko menjadi beban berat bagi anggaran negara dan dapat berujung pada kegagalan.

Proyek IKN Nusantara direncanakan untuk menjadi ibu kota baru Indonesia, menggantikan Jakarta yang sudah sangat padat dan menghadapi berbagai masalah seperti banjir, polusi, dan kemacetan. Pemindahan ibu kota ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memecahkan masalah tersebut dan memacu pembangunan di wilayah Kalimantan. Namun, dengan target yang dianggap terlalu ambisius, banyak pihak meragukan keberhasilan proyek ini.

Selain itu, masalah pengadaan lahan juga menjadi salah satu hambatan besar dalam pembangunan IKN. Proses pembebasan lahan yang memakan waktu dan biaya seringkali menjadi penghalang utama dalam proyek infrastruktur di Indonesia. Andrinof menekankan pentingnya penyelesaian masalah tanah dengan baik agar tidak menghambat jalannya pembangunan.

 

Dalam konteks mencari investor, daya tarik IKN sebagai kawasan bisnis juga menjadi pertanyaan besar. Meskipun ada janji-janji mengenai potensi investasi besar, realisasinya masih belum jelas. Investor cenderung berhati-hati dalam menanamkan modal mereka, terutama dalam proyek yang masih dalam tahap awal dan penuh ketidakpastian.

Bagi para pelaku usaha, kepastian hukum dan kejelasan peraturan adalah hal yang sangat penting. Tanpa kepastian ini, mereka akan enggan untuk berinvestasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan jaminan bahwa investasi di IKN akan aman dan menguntungkan. Penyusunan regulasi yang jelas dan menguntungkan bagi investor merupakan langkah yang harus segera diambil.

Andrinof juga menyarankan agar pemerintah lebih realistis dalam menetapkan target dan tidak terburu-buru dalam pelaksanaan proyek ini. Proyek sebesar ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa terwujud. Tahapan-tahapan yang jelas dan realistis perlu disusun agar setiap langkah pembangunan dapat dilakukan dengan baik dan tepat waktu.

 

Di samping itu, Andrinof mengingatkan bahwa pembangunan IKN tidak hanya tentang infrastruktur fisik. Pembangunan ini juga harus mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan. Pindahnya ibu kota berarti juga pindahnya ribuan orang yang akan bekerja dan tinggal di sana. Persiapan untuk kebutuhan sosial seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan harus menjadi perhatian utama. Lingkungan sekitar juga harus dijaga agar pembangunan ini tidak merusak ekosistem yang ada.

Secara keseluruhan, analisis Andrinof Chaniago memberikan pandangan kritis namun konstruktif terhadap proyek IKN. Ia tidak hanya menyoroti masalah yang ada, tetapi juga memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangan oleh pemerintah. Dalam menghadapi tantangan besar ini, langkah-langkah yang matang dan realistis sangat diperlukan agar IKN bisa terwujud sesuai harapan dan memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan IKN adalah proyek yang besar dan kompleks. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak serta perencanaan yang matang dan terukur agar proyek ini dapat berhasil. Dengan mendengarkan berbagai masukan dan kritik, pemerintah dapat menyesuaikan langkah-langkahnya untuk mencapai target yang lebih realistis dan terukur. Sebagai proyek jangka panjang, keberhasilan IKN tidak hanya ditentukan oleh seberapa cepat dapat diselesaikan, tetapi juga seberapa baik dapat memenuhi tujuan dan manfaat yang telah direncanakan.

Dalam penutupnya, Andrinof mengingatkan bahwa ambisi tanpa perencanaan yang realistis hanya akan membawa kekecewaan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab dan komitmen dalam mewujudkan IKN sebagai ibu kota baru yang tidak hanya megah, tetapi juga berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat yang nyata bagi bangsa dan negara.

Next Post Previous Post