Nahdlatul Wathan: Organisasi Islam Mendirikan Kantor Pusat di Ibu Kota Nusantara Sebuah
langkah bersejarah, Nahdlatul Wathan menjadi organisasi
Islam pertama yang mendirikan kantor pusatnya di Ibu Kota Nusantara (IKN),
menandai tonggak sejarah penting dalam perkembangan ibu kota baru Indonesia
ini. Peristiwa penting ini diperingati dengan peletakan batu pertama kompleks
Nahdlatul Wathan di Buluminung, Penajam, Kalimantan Timur, pada Minggu, 5 Mei 2024.
TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Ketua Nahdlatul
Wathan, mengumumkan luas markas baru dan pesantren pendampingnya akan mencapai
11 hektar. Pesantren yang diberi nama Darul Hamzanwadi Wannawawi Nahdlatul
Wathan dan Gedung Perguruan Tinggi Nahdlatul Wathan tersebut ditetapkan menjadi
landasan kegiatan organisasi di IKN.
Warisan dan Pertumbuhan Nahdlatul Wathan
Nahdlatul Wathan yang diterjemahkan menjadi
"Kebangkitan NKRI" merupakan ormas Islam terbesar di Pulau Lombok,
Nusa Tenggara Barat (NTB). Didirikan oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid,
seorang ulama ternama. Nama organisasi tersebut merangkum misinya:
"Nahdlatul" yang berarti kebangkitan dan "Wathan" yang
berarti tanah air atau bangsa, yang berarti kebangkitan dan pembangunan bangsa.
Landasan Sejarah
Sebelum resmi berdirinya Nahdlatul Wathan, TGKH Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid melakukan peletakan batu pertama dengan mendirikan
beberapa lembaga pendidikan. Pada tahun 1934, sesaat setelah kembali dari
Makkah, ia mendirikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin, Madrasah Nahdlatul Wathan
Diniyah Islamiyah (NWDI) untuk putra, dan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah
Islamiyah (NBDI) untuk putri di Desa Bermi, Pancor, Lombok Timur. Tujuannya
adalah untuk mengangkat masyarakat setempat, yang sangat kekurangan kesempatan
pendidikan dan berada di bawah pemerintahan kolonialisme Belanda yang menindas.
Upaya pendidikan awal ini berkembang pesat, dan pada tahun
1953, 66 madrasah telah didirikan. Menyadari perlunya suatu badan yang
terkoordinasi untuk mengawasi kegiatan pendidikan dan sosial tersebut,
Nahdlatul Wathan secara resmi didirikan pada tanggal 1 Maret 1953. Organisasi
ini berfungsi sebagai entitas pemersatu untuk mengelola dan mendukung jaringan
madrasah yang sedang berkembang.
Pembentukan NWDI dan NBCI
Visi TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam bidang
pendidikan tidak hanya berhenti pada beberapa institusi saja. Pada tanggal 22
Agustus 1937, Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) resmi
didirikan dengan fokus pada pendidikan pemuda. Selanjutnya pada tanggal 21
April 1943 diresmikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang
didedikasikan untuk pendidikan remaja putri.
Madrasah-madrasah ini dengan cepat menjadi pilar masyarakat,
memberikan pendidikan yang sangat dibutuhkan pada saat mayoritas penduduk
setempat buta huruf dan ditindas oleh kekuatan kolonial. Komitmen TGKH Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid terhadap pendidikan dan kesejahteraan sosial meletakkan
dasar yang kuat bagi apa yang kemudian menjadi organisasi Islam yang signifikan
di Indonesia.
Pertumbuhan dan Tantangan
Berdirinya Nahdlatul Wathan pada tahun 1953 merupakan sebuah
titik balik. Namun, seperti organisasi lain yang sedang berkembang, organisasi
ini menghadapi banyak tantangan. Era pasca kemerdekaan di Indonesia diwarnai
dengan gejolak politik dan pergolakan sosial yang tentunya berdampak pada
Nahdlatul Wathan. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, organisasi ini terus
berkembang, berkat dedikasi yang teguh dari para pemimpin dan anggotanya.
Pada tanggal 23 Maret 2021 terjadi perkembangan yang cukup
signifikan. Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, organisasi ini mengalami
transformasi strategis yang mengarah pada terbentuknya Nahdlatul Wathan Diniyah
Islamiah (NWDI). Reorganisasi ini bertujuan untuk menyederhanakan dan
memperkuat jangkauan pendidikan dan sosial organisasi.
Building the Future in Ibu Kota Nusantara
Keputusan untuk mendirikan markas Nahdlatul Wathan di IKN
merupakan bukti visi organisasi yang berpikiran maju. IKN, yang dicita-citakan
sebagai ibu kota masa depan Indonesia, mewakili era baru pembangunan dan
kemajuan. Kehadiran Nahdlatul Wathan di sini menegaskan komitmennya untuk
menjadi garda terdepan dalam transformasi nasional.
Kompleks baru ini tidak hanya akan menjadi kantor pusat
tetapi juga mencakup fasilitas pendidikan yang meneruskan warisan organisasi
dalam mempromosikan pendidikan Islam dan kesejahteraan sosial. Pesantren Darul
Hamzanwadi Wannawawi Nahdlatul Wathan direncanakan menjadi pusat pembelajaran
dan pengembangan spiritual. Selain itu, Gedung Pendidikan Tinggi Nahdlatul
Wathan juga akan menampung studi-studi lanjutan, sehingga memperkuat peran
organisasi tersebut dalam membentuk pemimpin masa depan Indonesia.
Sebuah Visi yang Berakar pada Tradisi dan Kemajuan
Perjalanan Nahdlatul Wathan dari awal yang sederhana di
Lombok hingga menjadi pemain kunci dalam pengembangan IKN adalah kisah tentang
ketangguhan, dedikasi, dan kepemimpinan visioner. Prinsip pendirian TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terus menjadi pedoman organisasi dalam
mengarungi kompleksitas dunia modern.
Dengan mendirikan kantor pusatnya di IKN, Nahdlatul Wathan
tidak hanya menghormati kekayaan sejarahnya tetapi juga menyambut masa depan.
Langkah ini melambangkan komitmen teguh organisasi terhadap pendidikan,
kesejahteraan sosial, dan pengembangan spiritual masyarakat Indonesia. Seiring
berkembangnya IKN menjadi simbol kemajuan bangsa, kehadiran Nahdlatul Wathan
akan memastikan nilai-nilai pendidikan, kemasyarakatan, dan keimanan tetap
menjadi inti ibu kota baru ini.
Kesimpulannya, berdirinya markas Nahdlatul Wathan di IKN
merupakan sebuah tonggak sejarah penting bagi organisasi dan bangsa. Laporan
ini menyoroti pentingnya organisasi-organisasi Islam dalam pembangunan di
Indonesia dan peran penting mereka dalam membentuk masa depan negara. Ketika
Nahdlatul Wathan terus memperluas jangkauan dan dampaknya, ia berdiri sebagai
mercusuar harapan dan kemajuan, mewujudkan semangat kebangkitan dan pembangunan
bangsa yang diimpikan oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid hampir seabad
yang lalu.