Menggali Potensi Wisata Baru di Daerah Penyangga Ibu Kota Nusantara
Foto : Tripcanvas |
Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah,
selalu menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Selama ini,
pulau Bali, Jawa, dan Sumatera seringkali menjadi destinasi utama pariwisata.
Namun, seiring dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur,
daerah-daerah penyangga di sekitarnya mulai dilirik sebagai tujuan wisata baru
yang potensial. Salah satu daerah yang menonjol adalah Kabupaten Tabalong di
Kalimantan Selatan.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar mengembangkan
industri pariwisata sebagai salah satu pilar utama perekonomian nasional.
Perkembangan infrastruktur di sekitar IKN diperkirakan akan membawa dampak
positif yang signifikan bagi daerah-daerah penyangga, termasuk Kabupaten
Tabalong. Berdasarkan data kunjungan wisata di Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2022, Tabalong mencatat prestasi luar biasa dengan jumlah kunjungan
wisatawan mencapai 3,13 juta orang. Angka ini bahkan mengungguli kota-kota
besar seperti Banjarmasin dan Banjarbaru yang masing-masing hanya menarik sekitar
1,5 juta wisatawan.
Pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, Anang Syakhfani,
mengungkapkan bahwa dari total kunjungan tersebut, sebanyak 3.092.902 merupakan
wisatawan lokal, sedangkan wisatawan mancanegara berjumlah 44.754 orang.
"Data ini menggambarkan daya tarik yang kuat dari sektor pariwisata di
Kabupaten Tabalong. Keberhasilan ini bukanlah hasil instan, melainkan buah dari
kerja keras yang terus kami lakukan, terutama mengingat dampak panjang pandemi
COVID-19 terhadap sektor ini," ujar Anang, yang menjabat sebagai Bupati
Tabalong dari tahun 2014 hingga 2024.
Selama masa jabatannya, Anang menerapkan berbagai strategi
untuk membangun dan mengembangkan sektor pariwisata. Salah satunya adalah
dengan memberikan dukungan dan pembinaan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM), termasuk kerajinan tangan, makanan khas, dan produk etnik
budaya yang mampu menarik perhatian wisatawan. Beberapa destinasi wisata
unggulan di Tabalong antara lain Mesjid Pusaka Banua Lawas, Taman Savana,
Wisata Alam Gua Liang Tapah, Air Terjun Lano, dan Taman Burung Hutan Kota.
Kesuksesan Tabalong dalam menarik wisatawan tidak lepas dari
kebijakan proaktif yang diterapkan oleh Anang Syakhfani, terutama dalam
menghadapi pandemi COVID-19. Kabupaten Tabalong mengambil langkah tegas dengan
memberlakukan pembatasan lebih awal dan mendirikan pusat penanganan COVID-19
(Covid Center). Upaya ini tidak hanya berhasil menekan penyebaran virus, tetapi
juga mendapatkan pengakuan nasional dengan diraihnya PPKM Award untuk Kategori
Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik dalam penanganan COVID-19.
Selain itu, Anang juga mengklaim bahwa dari aspek ekonomi,
Kabupaten Tabalong berhasil mencapai swasembada pangan selama pandemi.
"Sebelum pandemi, ketergantungan pangan (sembilan bahan pokok) pada daerah
lain cukup tinggi. Namun, saat pandemi dan setelahnya, Kabupaten Tabalong
berhasil melepaskan diri dari ketergantungan tersebut dan kini telah mandiri
dalam hal pangan," jelas Anang.
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh Anang selama
menjabat sebagai bupati, terutama dalam mempromosikan dan mengembangkan
pariwisata, membuahkan hasil yang signifikan. Kabupaten Tabalong kini dikenal
sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik di Kalimantan Selatan, dengan
daya tarik yang beragam mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, hingga
berbagai atraksi wisata unik yang jarang ditemukan di tempat lain.
Mesjid Pusaka Banua Lawas, misalnya, tidak hanya menjadi
tempat ibadah tetapi juga destinasi wisata religi yang mengundang banyak
pengunjung. Taman Savana menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan padang
rumput yang luas dan hijau, sementara Wisata Alam Gua Liang Tapah menghadirkan
pengalaman menjelajahi gua yang menantang dan seru. Air Terjun Lano memberikan
kesegaran dan keindahan alam yang menenangkan, sedangkan Taman Burung Hutan
Kota menjadi tempat rekreasi yang edukatif dengan berbagai jenis burung yang
bisa dinikmati pengunjung.
Dengan segala potensi yang dimilikinya, tidak mengherankan
jika Tabalong mampu menarik perhatian wisatawan dalam jumlah besar. Namun,
keberhasilan ini juga harus dibarengi dengan upaya berkelanjutan untuk menjaga
dan melestarikan keindahan alam serta kekayaan budaya yang dimiliki.
Pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata juga harus diimbangi dengan
pelestarian lingkungan agar potensi wisata ini dapat terus dinikmati oleh
generasi mendatang.
Selain Tabalong, daerah-daerah penyangga IKN lainnya juga
memiliki potensi yang tak kalah menarik untuk dikembangkan sebagai destinasi
wisata. Pemerintah daerah di sekitar IKN diharapkan dapat bekerja sama dengan
pemerintah pusat dalam mengembangkan sektor pariwisata, tidak hanya untuk
meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga untuk membuka lapangan kerja dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Sebagai penutup, pengembangan pariwisata di daerah penyangga
IKN, seperti Kabupaten Tabalong, menunjukkan betapa besar potensi yang dimiliki
oleh daerah-daerah di Indonesia. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari
berbagai pihak, daerah-daerah ini bisa menjadi tujuan wisata baru yang menarik
dan berdaya saing tinggi. Momen ini juga menjadi kesempatan emas untuk
memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia yang beragam kepada
dunia, sekaligus membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya tentang Bali, Jawa,
atau Sumatera, tetapi juga Kalimantan dan daerah-daerah lainnya yang tak kalah
memukau.