Langkah Revolusioner Sarawak: Mengeksport Hidrogen ke Jepun dan Korea Menuju Tahun 2028
Sarawak, yang terkenal dengan sumber alamnya yang kaya, kini
memasuki pasaran global tenaga bersih dengan merancang untuk mengeksport
240,000 tan hidrogen ke Jepun dan Korea menjelang tahun 2028. Pengumuman ini
dibuat oleh Premier Sarawak, Datuk Patinggi Tan Sri Abang Johari Tun Openg,
yang menegaskan komitmen Sarawak dalam menjadi pengeluar utama tenaga bersih
dan boleh diperbaharui.
Dalam satu laporan dari Unit Komunikasi Awam Sarawak (UKAS),
Abang Johari menyatakan, "Kita akan mengeksport hidrogen sebanyak 240,000
tan ke Korea dan Jepun, manakala, untuk kegunaan domestik pula, kita akan
simpan 7,000 tan hidrogen." Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan negeri melalui cukai jualan, tetapi juga untuk menjadikan Sarawak
pemain utama dalam penjanaan kuasa melalui hidrogen, yang dijangka akan
meningkatkan Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) Sarawak.
"Kita tidak boleh terlepas dari revolusi tenaga bersih
global. Dengan sumber tenaga hidrogen, Sarawak bukan sahaja akan menjadi pemain
utama dalam industri tenaga bersih, tetapi juga akan meningkatkan pendapatan
negeri melalui cukai jualan," katanya semasa berucap pada majlis ramah
tamah Aidilfitri Dewan Usahawan Bumiputera Sarawak (DUBS).
Beliau turut menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur
dan ekonomi digital bagi memastikan Sarawak dapat memanfaatkan sepenuhnya
potensi ekonominya. "Saya menggesa para usahawan Sarawak untuk menguasai
teknologi. Kita perlu memiliki kemahiran dalam teknologi, sama ada dalam
teknologi digital atau yang boleh menambah nilai kepada sumber kita."
"Sebab itulah, saya telah bersetuju untuk memberikan
peruntukan sebanyak RM6.5 juta kepada DUBS untuk membantu mereka mempelajari
pengurusan jentera dan melaksanakan projek-projek pembinaan," tambah
beliau.
Inisiatif ini bukan sahaja akan meningkatkan pendapatan
negeri Sarawak tetapi juga akan membuka peluang baru dalam sektor teknologi dan
pembangunan ekonomi digital, membawa Sarawak ke arah ekonomi yang lebih mapan
dan lestari.
Penyelundupan Minuman Keras Bernilai Ratusan Juta Rupiah Digagalkan di Sarawak
Direktur Jabatan Kastam Diraja Malaysia (JKDM) Sarawak,
Norizan Yahya, mengatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama
antara Cawangan Operasi, Marin, Khidmat Sokongan, dan Penguatkuasaan ABT, Unit
Operasi Darat Kuching JKDM Sarawak dengan dukungan Zon Risik Sarawak JKDM
Sarawak.
"Pada tanggal 17 April lalu sekitar pukul 10.40 pagi,
pasukan kami berhasil menggagalkan usaha penyelundupan minuman keras, yang
diduga jenis wain dengan berbagai merk, tanpa mendapatkan Kelulusan Had Gerakan
seperti yang telah ditetapkan di bawah Perintah Kastam (Larangan
Pemindahan)(Pindaan) 2022.
"Sebanyak 12,850 botol minuman keras yang bernilai
RM490,650.00, dengan perkiraan jumlah bea dan cukai sebesar RM324,148.88
berhasil dirampas," katanya dalam pernyataan hari ini.
Menjelaskan lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebuah
kontainer di Customs Examination Area (CEA) Pelabuhan Senari, Kuching, Sarawak
telah ditahan oleh Unit Operasi Darat Kuching untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Hasil pemeriksaan fisik konten kontainer tersebut,
pasukan kami menemukan kotak-kotak yang berisi botol-botol dengan berbagai
merk, yang diduga berisi minuman keras jenis wain. Namun, setelah memeriksa
dokumen pendukung dan chit borang pengikraran elektronik, kami menemukan bahwa
barang-barang tersebut tidak deklarasi dengan benar sesuai dengan yang
ditetapkan, dan beberapa barang juga tidak memiliki Kelulusan Had Gerakan
seperti yang ditetapkan untuk produk minuman keras," katanya.
Norizan menambahkan bahwa kontainer beserta barang-barangnya
telah disita untuk penyelidikan lebih lanjut karena diduga telah melanggar
Pasal 133(1)(a) Akta Kastam 1967 karena memberikan deklarasi yang tidak benar,
dan Pasal 138 yang sama karena melanggar Perintah Kastam (Larangan
Pemindahan)(Pindaan) 2022.
"Modus operandi dari upaya penyelundupan ini adalah
minuman keras tersebut diselundupkan bersama dengan barang-barang yang memiliki
izin dan deklarasi umum tanpa memperinci setiap barang seperti yang ditetapkan,
agar tidak terdeteksi oleh pihak berwenang," katanya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kasus ini sedang
diselidiki berdasarkan Pasal 133(1)(a) Akta Kastam 1967, yang mana
pelanggarannya dapat dikenai denda tidak lebih dari RM500,000 atau dipenjara
tidak lebih dari 7 tahun, atau keduanya.
"Sementara untuk pelanggaran di bawah Pasal 138 dari
akta yang sama, pelaku dapat dikenai denda tidak lebih dari RM50,000 atau
dipenjara tidak lebih dari lima tahun, atau keduanya," katanya.
Norizan berharap masyarakat dapat membantu JKDM dalam
memerangi kejahatan penyelundupan narkoba dan barang lainnya, serta diharapkan
agar tidak terlibat dalam aktivitas tersebut.
"Ia bukan hanya merugikan negara dari segi keuangan,
tetapi juga membahayakan keamanan negara dan kesejahteraan rakyat. JKDM juga
mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam memberikan informasi terkait
dengan segala aktivitas penyelundupan melalui Talian Bebas Tol Kastam
1-800-88-8855 atau menghubungi Kantor Kastam terdekat di semua negeri.
"JKDM memberikan jaminan bahwa identitas setiap
informan akan dirahasiakan," tambahnya.