Diaspora Kalimantan Barat di Jakarta
Klenteng Yasodara, Sumber: ikntime.com |
Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam ketika matahari baru saja terbenam saat keramaian jalan Kerendang
memenuhi hiruk pikuk kepadatan Kota Jakarta.
Tak terasa suasana sore temaram yang sedikit berdebu itu
tersapu oleh semilir angin malam. Siapa yang tak tergoda menghentikan laju roda motor ketika memasuki kawasan kuliner yang dipadati oleh UMKM khas Kalimantan Barat?
" Lidah buaya original satu," sebut seorang
pelanggan kepada pedagang es lidah buaya didepan kelenteng Yasodara.
Pondok Lidah Buaya, Sumber: ikntime.com |
Semenit kemudian pesanan tersaji dalam sebuah gelas plastik yang langsung disruput dengan nikmatnya.
Sang pedagang mengaku baru satu tahun buka, namun seolah pelanggan tak
pernah berhenti datang, susul menyusul seakan terhipnotis dengan kesegaran daging lidah buaya buatannya.
Begitulah gambaran kecil dari banyaknya Diaspora Kalimantan
Barat di Kota Jakarta. Kota yang sebentar lagi akan berubah status
keistimewaannya digantikan dengan IKN di Penajam Kaltim.
Tak hanya lidah buaya, berjajar rapi makanan khas Kalimantan
seperti pisang Afut, Nasi Ayam Aang, Hisana Fried Chicken. Uniknya sekalipun
tak semua berasal dari Singkawang tapi rata-rata berlogokan Singkawang sebagai kota terbesar kedua setelah Pontianak sebagai ibukota Provinsi.
"Disini barang-barang original,"seru Ardy (42) salah
satu pemukim yang memiliki usaha garmen pada ikntime.com, Ardy menuturkan produk-produk kuliner halal dan non-halal khas Kalimantan Barat itu dikirim lewat kapal dari Pontianak.
“Mereka ada yang datang dari Bekasi, Tangerang bahkan Depok.
Kesini karena makanan disini khas dengan brand Singkawang.”
Restoran Da-Tang Pecenongan, Sumber: ikntime.com |
Tak jauh berbeda dengan jalan Kerendang, Asuan (52) juga membuka restoran di jalan Pecenongan, restoran "Selamat Da tang" yang menurut Asuan merupakan idiom namanya sendiri dalam bahasa Hakka itu, dibuka tepat didepan hotel Luminor yang menjadi kawasan objek wisata kuliner di daerah itu.
Penganan khas Kalimantan Barat itu disajikan dengan cita
rasa yang tak berbeda dengan yang asli dimasak di Pontianak. Pengusaha kuliner
ini menjamin rasanya akan sama persis seperti di Pontianak.
"Saya jamin makanan disini cita rasanya tak akan
berbeda dengan yang ada di Pontianak. Hekeng saja kami beli dari Pontianak,
jadi ini Hekeng terbang," seloroh Asuan menjamin orisinalitas kulinernya.
Tak hanya kuliner, pemukim Tionghoa asal kalimantan Barat ada pula yang membuka bisnis dibidang penginapan. Qiu liung, penginapan yang bercorak kental oriental ini dimiliki oleh Jimmy (57) yang juga merupakan kelahiran Pemangkat 57 tahun yang lalu.
Ditemui oleh ikntime.com , pemilik penginapan Qiu liung ini lantas bercerita,"Penginapan ini baru saja dibuka Senin lalu setelah sebelumnya merupakan restoran Sinar Rembulan yang dikonversi menjadi hotel."
Hotel Qiu Liung, sumber: ikntime.com |
Qiu Liung ini memiliki beberapa kamar dengan satu lantai yang cukup nyaman ditinggali selayaknya hotel berbintang. Bahkan untuk penataan lampu kamarnya hotel ini mengadopsi teknologi yang lumayan canggih dimana pengunjung dapat mengatur kecerahan lampu kamar sesuai dengan kenyamanannya.
Penginapan ini
sendiri sangat strategis, terletak diantara tiga food street terkenal
khas Kalimantan Barat yaitu food street jalan Kerendang, Pademangan 3 dan
Pecenongan Jakarta Barat.
Kawasan ini begitu memikat sehingga tak berlebihan jika dianggap sebagai miniatur Kalimantan Barat di pulau Jawa. Tempat untuk para perantau melepas rindu bagi mereka yang tak sempat pulang untuk menikmati makanan buatan tangan ibu mereka.
Demikianlah pesona
Kalimantan yang menjadi daya tarik khusus bagi para diaspora Kalbar. Hal yang juga diharapkan kelak terbangun di IKN Kalimantan Timur
dimana terdapat satu daerah Pecinan yang memiliki ke khasan budaya Kalimantan
Barat disana...semoga