Sumeria: Fajar Peradaban dan Cikal Bakal Budaya Tulis
Dalam lipatan sejarah yang membentang luas di antara dua sungai legendaris, Tigris dan Efrat, di tanah yang kini dikenal sebagai Irak, terbitlah peradaban pertama yang dikenal manusia: Sumeria. Mendirikan fondasi bagi kerajaan-kerajaan yang akan datang, Sumeria menorehkan sejarahnya sekitar tahun 3000 SM di daerah yang disebut Kengir, menjadi rumah bagi masyarakat Sumer yang telah menghuni area tersebut sejak 4500 hingga 4000 SM.
Awal mula keberadaan mereka dapat ditelusuri kembali ke zaman Ubaid, suatu era di mana masyarakat awal ini, dikenal sebagai orang Ubaid, meletakkan dasar-dasar kemajuan peradaban melalui inovasi dalam pertanian, peternakan, kerajinan tekstil, dan pembuatan tembikar. Namun, kontribusi terbesar mereka terhadap peradaban dunia, tanpa diragukan lagi, adalah penciptaan sistem penulisan, yang menjadikan bahasa Sumeria sebagai catatan linguistik tertua yang diketahui, muncul pertama kali sekitar tahun 3100 SM sebelum kemudian digantikan oleh bahasa Akkadia pada tahun 2000 SM.
Zaman Keemasan Sumeria
Peradaban Sumeria melewati berbagai fase perkembangan, dimulai dari Periode Ubaid (5000-4100 SM), diikuti oleh era Uruk (4100-2900 SM), dan kemudian memasuki Periode Dinasti Awal (2900-2334 SM). Masa-masa ini menandai pertumbuhan dan ekspansi signifikan, yang terhenti sejenak oleh invasi dari Sargon dari Akkad, memulai Periode Akkadia. Kejayaan Sumeria berlanjut sebentar di bawah pemerintahan Gutian sebelum memasuki Periode Ur III, yang menandai akhir dari kekuasaan Sumeria sekitar tahun 1750 SM.
Monarki Mitologis dan Pemimpin Legendaris
Dari catatan sejarah yang disampaikan oleh Eckart Frahm, seorang profesor dari Yale University, kita mengetahui tentang Alulim, raja mitologis pertama Sumeria, yang berkuasa di kota Eridu dengan masa pemerintahan yang fantastis selama 28.000 tahun. Setelah bencana banjir besar, Gushur muncul sebagai raja di kota Kish, memberikan fondasi bagi serangkaian pemerintahan yang akan mengalami pergolakan kekuasaan di antara kota-kota besar seperti Kish, Erech, dan Ur.
Konflik dan persaingan antara kota-kota ini menghasilkan skenario dramatis, dengan kekuasaan yang berpindah-pindah tangan hingga akhirnya Sargon dari Akkad mengkonsolidasikan kendali pada tahun 2334 SM, menandai babak baru dalam sejarah Sumeria.
Warisan Budaya Sumeria
Bukti keberadaan dan kemajuan Sumeria tak hanya terbatas pada penciptaan sistem penulisan. Dari patung kepala manusia yang ditemukan di Nippur hingga Prisma Weld-Blundell, Sumeria mengukir jejaknya melalui karya sastra seperti Epos Gilgamesh, yang menampilkan kompleksitas bahasa dan narasi yang mendalam.
Keberadaan tablet-tablet tanah liat, patung-patung dedikasi
untuk dewa-dewa kecil, dan temuan-temuan baru fragmen Epos Gilgamesh
menunjukkan betapa majunya Sumeria dalam bidang kebudayaan. Setiap kota mereka
dikelilingi tembok pertahanan dan ditandai dengan keberadaan ziggurat, struktur
piramidal yang melayani sebagai pusat kegiatan keagamaan, menggambarkan
kemampuan arsitektural yang luar biasa.
Sumeria, dengan semua inovasi dan pencapaiannya, membuka jalan bagi peradaban yang akan datang, menanamkan benih-benih kemajuan yang kelak akan tumbuh dan berkembang di seluruh dunia.